NovelToon NovelToon
Ratunya Sang Miliarder

Ratunya Sang Miliarder

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.5
Nama Author: widyaas

Alisha (22) gadis malang yang dibuang oleh keluarganya sendiri. Awalnya Alisha pasrah akan takdirnya yang mengenaskan. Tapi, tiba-tiba Ansel (27) Miliarder tampan yang datang mengejutkan Alisha dan langsung mengajaknya menikah.

Ansel adalah pria tampan yang sukses membangun perusahaan keluarganya. Ia juga memiliki saham di beberapa perusahaan besar. Ansel dikenal sebagai Miliarder tampan yang sukses. Tak sedikit kaum Hawa yang mengincarnya.

Lalu, bagaimana nasib Alisha, jika Miliarder tampan itu menikahinya? Apakah pernikahan mereka akan dibumbui cinta yang manis atau sebaliknya?

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 12

Alisha hanya gadis biasa yang juga memiliki perasaan. Se menderita apapun ia dulu, tetap saja Alisha bisa merasakan perasaan yang namanya salting, alias salah tingkah.

Ternyata, Ansel jago gombal juga, ya.

Tapi, Alisha akan menutupi rasa salting nya dengan wajah bosan. Namun, tetap saja pipinya akan memerah jika mendengar gombalan dari Ansel.

Seperti sekarang, setelah Ansel mengatakan itu, Alisha langsung pergi ke dapur dengan alasan ingin mengambil susu yang ada di kulkas. Ansel yang saat itu duduk anteng di kursi meja makan, hanya menahan senyumnya. Sepertinya Ansel mempunyai banyak sisi. Ada sisi cuek, ada sisi menyebalkan, ada pula sisi suka gombal.

"Bisa blushing juga ternyata," gumam Ansel sambil tersenyum kecil. Ia menyudahi kegiatan makan cheese cake nya.

Ansel berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri Alisha yang sedang menuang susu ke dalam gelas.

"Kau suka susu?" tanya Ansel. Ia mencuci tangannya di wastafel.

Alisha mengangguk sambil berdehem pelan.

"Aku juga suka," ucap Ansel. "Apalagi dari sumbernya yang asli," lanjutnya dengan tatapan jahil.

"Dari sumbernya?" tanya Alisha keheranan. "Dari sapi, ya?" lanjutnya sambil menatap sang suami.

Wajah Ansel langsung berubah masam. Namun, sedetik kemudian, ia kembali menyeringai kecil dan berbisik di telinga Alisha.

"Maksudku ini." Dengan gerakan cepat, pria itu meremas area sensitif Alisha dan langsung berlari terbirit-birit.

Alisha memekik keras ketika tangan pria itu dengan lancang menyentuh miliknya.

"Dasar pria mesum!" Alisha hanya bisa berteriak kecil sambil menggeram, ia melirik Ansel yang sudah jauh darinya. Wajahnya merah menahan marah dan malu. Jujur, ia tak menyangka Ansel bisa melakukan hal senonoh itu padanya. Meski mereka sudah sah, tetap saja mereka adalah orang asing sebelumnya. Entah hilang ke mana sikap dingin Ansel yang dimaksud orang-orang.

"Tunggu pembalasanku," geram Alisha. Ia merasa dilec'ehkan tadi.

Kalau saja bukan di mansion utama, Alisha pasti akan membuat Ansel bertekuk lutut.

****

"Bagaimana perkembangan perusahaan?" Kakek Jacob bertanya pada Ansel. Ia mulai menyesap kopinya dengan pelan.

Sekarang para laki-laki berada di ruang keluarga. Terhitung hari ini hari ketiga Ansel dan Alisha menginap di mansion utama.

"Akhir-akhir ini banyak yang mengajak bekerjasama. Terutama dari perusahaan keluarga Martiuz. Seperti yang kakek tau, saham ku 10% ada di sana. Beberapa Minggu lalu, mereka sudah tanda tangan kontrak kerjasama selama tiga tahun," jawab Ansel.

"Mereka benar-benar keluarga istrimu? Kau tidak ingin membatalkannya saja?" Ayah Pieter langsung menyerobot.

"Tidak, Ayah. Bagaimanapun juga, aku sudah menyetujui kerjasama itu," jawab Ansel.

"Tapi, jika mereka melakukan kecurangan ataupun hal yang buruk, maka aku akan membatalkannya," lanjutnya.

Keluarga Xander memang sudah tau bahwa Alisha diperlakukan tak adil oleh keluarganya. Tentu saja Ansel yang memberi tahu. Ansel tidak ingin Alisha merasakan kembali hal-hal buruk itu. Karena tujuan utama Ansel menikahi Alisha adalah, agar Alisha terbebas dari keluarganya yang toxic.

Dan untungnya, keluarga Xander menerima Alisha, meski ada Bibi Gina dan Bibi Yasmin yang tidak menyukainya. Tapi, bagi Ansel, orang tuanya saja sudah cukup jika dengan tangan terbuka menerima kehadiran Alisha.

"Semoga keputusan kamu memang tepat," ujar Kakek Jacob. Ia selalu percaya pada Ansel.

Ansel mengangguk dan tersenyum.

"Ingat, jangan salah mengambil langkah," sahut Paman Theo dengan tatapan peringatannya.

"Baik, paman."

Malam sudah semakin larut, mereka mulai pergi ke kamar masing-masing. Termasuk Ansel yang kini sudah memasuki kamar yang ia tempati bersama Alisha. Ternyata gadis itu belum tidur. Terlihat Alisha masih memainkan tablet milik Ansel. Tadi, ia memang meminjamkan tablet pada Alisha, agar istrinya tidak bosan.

"Apa matamu tidak lelah?" tanya Ansel sambil berjalan menghampiri istrinya setelah mencuci wajah, tangan dan kakinya serta mematikan lampu kamar dan menyisakan lampu tidur di atas nakas.

Alisha hanya menggeleng sebagai jawaban, ia terlihat sangat fokus menatap tablet itu, jari telunjuknya yang mungil terus menari dan menekan layar tablet.

Ansel merapatkan tubuhnya pada Alisha yang duduk sambil bersandar di kepala ranjang. Ia mengintip layar tablet yang ternyata menampilkan game pou. Entah darimana Alisha mendapatkannya.

"Jangan menyuruhku tidur," ucap Alisha tanpa mengalihkan pandangannya dari tablet.

Ansel mendengus geli, "Aku lebih kasihan pada matamu yang terlihat sayu," ucapnya. Memang benar, mata Alisha sudah sangat sayu karena mengantuk, tapi gadis itu terlalu memaksa agar tetap membuka matanya.

"Matikan tabletnya, lanjut besok. Jangan memaksa matamu agar tetap terbuka," lanjut Ansel. Karena merasa gerah, pria itu melepas kaos yang melekat di tubuhnya.

Alisha langsung melotot kaget. Dada bidang dan perut kotak-kotak milik Ansel langsung terpampang di depan matanya saat ia menoleh.

"Apa yang kau lakukan?!" geram Alisha. Ia berbalik duduk membelakangi Ansel dan kembali bermain game meski tidak fokus.

"Apa?" Ansel balik bertanya. "Jangan sok seperti itu. Aku tau kau terpesona, kan?" ucapnya dengan pede.

Alisha langsung berdecak. Ansel benar-benar membuatnya tak fokus.

"Kalau begitu, cepat matikan tabletnya. Setelah itu masuklah ke dalam pelukanku yang super langka ini," ujarnya lagi. Bahkan ia membuka tangannya lebar-lebar, menyambut Alisha agar segera masuk ke dalam pelukan yang terlihat nyaman itu.

Alisha langsung mematikan tabletnya dan meletakkan di dalam laci nakas. Langsung saja ia memejamkan mata tanpa berbalik menanggapi Ansel.

"Kau menolak ku?" tanya Ansel tak percaya. Padahal selama ini banyak yang ingin berada di posisi Alisha.

"Tidak mau," sahut Alisha acuh.

"Kau benar-benar menolak ku?!" Ansel langsung mendekat dan mengintip wajah Alisha yang sedang berpura-pura tidur.

"Memangnya kenapa? Kau malah terkesan murahan jika seperti itu," ujar Alisha tanpa membuka matanya.

Mata Ansel langsung melotot. Murahan katanya?! Gadis ini benar-benar!

Karena merasa kesal, Ansel langsung menarik dan membalik tubuh mungil itu agar masuk ke dalam pelukannya. Alisha memberontak. Ia bahkan tak segan menendang-nendang tubuh Ansel yang bisa dijangkau.

Alisha benar-benar terkunci, karena Ansel memeluk tubuh atas Alisha dan menumpangkan kakinya di kaki Alisha. Al hasil Alisha tak bisa bergerak. Terlebih perbedaan tubuh mereka yang begitu jauh. Tubuh mungil Alisha terlihat semakin kecil saat berada dalam pelukan Ansel.

"L-lepaskan!" Alisha masih memberontak.

"Tidak mau," sahut Ansel mengikuti ucapan Alisha tadi.

"Aku tidak bisa bernafas!" kesal Alisha. Ia berhenti memberontak, lalu mendongak menatap wajah suaminya dengan tatapan kesal.

"Kalau begitu, diam dan nikmati pelukanku," ujar Ansel dengan santai.

Alisha menghela nafas, "Aku tidak mau!"

"Aku juga tidak mau melepaskan kalau begitu," ucap Ansel. Wajahnya terlihat bodoamat.

"Kau harus terbiasa dengan pelukan ini mulai sekarang. Jangan membantah, dan cepat tidur kalau tidak mau ku ajak tempur semalaman," lanjut Ansel dengan penuh ancaman. Ia melonggarkan pelukannya dan memeluk Alisha dengan nyaman.

Alisha bukan gadis polos yang tak tau apa maksud dari ucapan suaminya. Sebab itulah tanpa membantah, ia langsung menutup matanya. Berusaha membiasakan diri dengan pelukan Ansel.

***

1
Rinda
aq kok bosen ya bacanya,malah banyak yg tak skip
endang sri
Luar biasa
murniati cls
kenapa dia dibenci,pdhl dia tak seperti keluarganya katakan
𝐀⃝🥀Angelyo❤️⃟Wᵃfᴳ᯳ᷢ
terseponah
A&R
ok
Imaya Lumbanraja
Kecewa
Imaya Lumbanraja
Buruk
Titin Pangestuti
Luar biasa
Emi Kurniahendarto
keren
Irene
suka ceritanya
Sri Tati
Luar biasa
MissCuek🍂
mantap
aa sa
Luar biasa
aa sa
Lumayan
Grey
Luar biasa
Adam
The story is too bad and soft.👎
Adam
This story might be adapted from a story in a soap opera. too soft and very weak.👎
Niken Sulistyo Rini
Luar biasa
Christina Dewi
👍
Niken Sulistyo Rini
bagus juga ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!