Kepergian Nayla menjelang pernikahannya, membuat semua orang bersedih, termasuk Laura sang kakak.
Ketika takdir membalikan kehidupan dan menulis cerita baru, Laura harus menerima kenyataan bahwa ia harus menjadi pengantin pengganti sang adik, Nayla. Untuk menikah dengan calon suaminya bernama Adam.
Namun, ketika akad nikah akan berlangsung, sang ayah justru menolak menjadi wali nikahnya Laura. Laura ternyata adalah anak haram antara ibunya dengan laki-laki lain.
Pernikahan yang hampir terjadi itu akhirnya dibatalkan. Fakta yang baru saja diterima lagi-lagi menghantam hati Laura yang masih di rundung kesedihan. Laura lalu meminta pada Adam untuk menunda pernikahan hingga dia bertemu dengan ayah kandungnya.
Bagaimana perjalanan Laura mencari ayah kandungnya? Apakah dia akan bertemu dengan ayah biologisnya itu? Dan bagaimana kisah cintanya dengan Adam? Baca kisah selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Dua Puluh Dua
'Mas, apa benar yang Adam katakan itu? Apa ada yang kamu sembunyikan dariku, Mas?" tanya Mama Ratna dengan suara yang memohon, agar suaminya mau berkata jujur.
"Kamu lebih percaya aku atau Adam?" Bukannya menjawab pertanyaan istrinya, Ariel justru balik bertanya.
"Ini bukan tentang siapa yang lebih aku percaya, Mas. Seseorang itu bisa berubah dalam sesaat saja. Bukanlah Allah bisa di detik ini juga membolak-balikkan hati orang. Mungkin selama ini kamu tak pernah membohongi aku, tapi bukan berarti selamanya begitu. Pasti seseorang itu pernah melakukan kekhilafan, karena manusia itu tak ada yang sempurna!" seru Ratna.
Ariel tampak menarik napasnya. Dia lalu meminta Ratna duduk. Diraihnya tangan sang istri lalu menggenggamnya erat.
"Percayalah padaku saat ini, Ratna. Jikapun ada sesuatu yang aku tutupi dari kamu, itu hanyalah bagian dari masa lalu yang tak perlu kau ketahui. Tak penting," ucap Ariel.
Ratna tak menjawab ucapan suaminya. Hatinya terasa lelah, tak cukup tenaga untuk berdebat. Lebih baik menunggu bawahannya memberikan laporan mengenai tugas yang diberikan.
"Baiklah, Mas. Jika memang kamu menyimpan suatu rahasia, aku harap kamu segera berterus terang. Jangan menunggu aku tau. Lebih menyakitkan jika aku mengetahuinya nanti dari orang lain!" seru Ratna.
Seperti putranya Adam, wanita itu juga langsung meninggalkan suaminya setelah mengucapkan kalimat tadi. Dia merasa sangat lelah, bukan hanya fisik tapi juga hatinya.
Dia yakin benar jika ada sesuatu yang disembunyikan suaminya. Tapi, apa itu, dia belum tau. Ariel hanya memandangi kepergian sang istri tanpa bermaksud mencegahnya.
"Maafkan aku, Ratna. Jika aku mengatakan hal yang sebenarnya, kamu pasti akan terluka. Lebih baik aku pendam, buktinya selama ini rahasiaku tak ada yang mengetahuinya. Dan itu lebih baik agar kebahagiaan yang selama ini kita rasakan tidak ternoda dengan kisah masa laluku," gumam Ariel pada dirinya sendiri.
Mama Ratna berjalan menuju lantai atas, tapi bukan ke kamarnya, dia menuju ke kamar Adam. Dia membuka pintu dan melihat anaknya itu sedang menghubungi seseorang.
"Kamu sedang menghubungi siapa, Nak?" tanya Mama Ratna. Adam jadi terkejut mendengar pertanyaan sang mama karena dia sedang serius dengan gawainya.
"Laura, Ma. Dari tadi aku mencoba menghubunginya, tapi tetap ponselnya tak aktif. Aku kuatir sekali. Kemana dia akan pergi? Dia tak memiliki teman atau saudara di kota ini," ujar Adam dengan wajah yang sangat kuatir.
"Laura itu gadis yang pintar. Percayalah Dam, dia bisa menjaga dirinya." Mama Ratna berusaha meyakinkan putranya jika Laura dalam keadaan baik.
Mama Ratna memandang Adam dengan mata yang penuh rasa ingin tahu. "Adam, Mama ingin bertanya sesuatu padamu," Mama Ratna berkata dengan suara yang lembut. "Apakah kamu mengetahui sesuatu yang dirahasiakan oleh Papa?"
Adam memandang Mama Ratna dengan mata yang tidak terlalu bersemangat. "Apa maksud, Mama?" Adam bertanya dengan suara yang dibuat sesantai mungkin agar mamanya tak curiga.
Mama Ratna lalu memandang Adam dengan mata yang lebih tajam. "Nak, Mama hanya ingin tanya, apakah kamu mengetahui hubungan antara Laura dan Papa?" Mama Ratna mengulangi pertanyaan tadi, dia bertanya dengan suara yang lebih serius.
Adam memandang Mama Ratna dengan tatapan sedih. Dia sebenarnya tahu tentang hubungan antara Laura dan Papa Ariel. "Aku tidak tahu apa-apa, Ma." Adam berkata dengan suara yang santai, berusaha untuk tidak menunjukkan bahwa dia sebenarnya tahu.
Mama Ratna memandang Adam dengan mata yang masih penuh pertanyaan, tapi dia tidak menekan Adam lebih lanjut. "Baiklah, Adam," Mama Ratna berkata dengan suara yang lembut. "Mama hanya ingin memastikan, jika memang kamu tidak mengetahui sesuatu, tak apa. Mama percaya kamu tak akan membohongi Mama. Seperti katamu, sepandainya menyimpan kebohongan, pasti akan diketahui juga!"
"Ma, aku bukannya tak mau mengatakan. Aku belum siap. Kita tunggu seminggu lagi. Aku akan mengatakan semuanya tanpa menutup satu pun!" seru Adam.
"Berarti benar, jika papa kamu ada hubungan dengan Laura?" Kembali pertanyaan itu diajukan Ratna.
"Entahlah, Ma. Aku bingung harus menjawab apa. Aku mohon Mama mengerti."
Ratna jadi yakin jika Laura dan Ariel, suaminya, memiliki hubungan. Buktinya Adam tak berani membantah, walau dia memang tak membenarkan.
"Mama pamit dulu. Kamu istirahatlah. Sudah malam. Yakinlah, Laura dalam keadaan baik. Besok kita cari bersama keberadaannya!" seru Mama Ratna.
"Iya, Ma." Adam menjawab singkat.
Mama Ratna lalu meninggalkan kamar putranya. Berulang kali dia menanyakan hal sama, tatap putranya bersikap sama, membuat dia semakin yakin dengan pikirannya. Dia berjalan gontai menuju kamarnya.
**
Pagi harinya, Adam, Mama Ratna dan Ariel yang duduk mengitari meja makan tampak tegang. Ketiganya tak ada yang bersuara. Hanya sesekali saling curi pandang. Saat ketiganya sedang asyik dengan pikiran masing-masing, Ariel membuka suara.
"Adam, aku mau kamu jangan lagi meneruskan rencana pernikahan dengan Laura!" seru Ariel.
"Kenapa, Pa? Apa yang salah dengan pernikahan kami?" tanya Adam dengan suara sedikit keras.
"Salahnya ... Papa tak mau kamu menikahinya. Papa akan carikan pengganti Laura!" seru Ariel.
Adam merasa seperti ada yang tidak beres. Dia tidak bisa memahami mengapa ayahnya tiba-tiba tidak merestui hubungan mereka. Padahal mereka tak ada hubungan darah. Papanya Ariel pasti tahu itu. Mereka masih bisa tetap menikah. Kenapa Papa Ariel menentang hubungan mereka? Apa karena dia tak suka Adam atau tak bisa menerima Laura? Tanya Adam dalam hatinya.
"Papa, aku tidak mengerti," Adam berkata dengan suara yang penasaran. "Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba Papa melarang hubungan kami?"
Ariel masih tidak menjawab pertanyaan Adam. Dia hanya memandangnya dengan mata yang tajam, seperti sedang menantangnya untuk tidak melawan perintahnya.
Mama Ratna merasa seperti ada yang disembunyikan suaminya. Dia tidak bisa memahami mengapa suaminya tiba-tiba tidak merestui hubungan Adam dan Laura. "Mas, apa yang terjadi?" Mama Ratna bertanya dengan suara yang penasaran.
Ariel akhirnya berdiri dari tempat duduknya, memandang semua orang dengan mata yang keras. "Aku tidak ingin membicarakan hal ini lagi," Ariel berkata dengan suara yang keras. "Aku hanya ingin kalian berdua tidak berhubungan lagi."
Dengan itu, Ariel berpaling dan meninggalkan ruang makan, meninggalkan semua orang dengan pertanyaan yang tidak terjawab.
Mungkin hanya Laura yng sama darah nya dngn ayah kandung nya , persoalannya bersedia kah Laura membantu ayah yng sdh membuang diri nya 😠😠😠