Seorang gadis cantik bermata bulat besar secara tidak sengaja menabrak seorang pria bernama Saga, gadis itu dalam keadaan mabuk.
Dalam keadaan lampu yang redup, Saga bisa merasakan kulit sang gadis yang terasa begitu halus dan lembut saat tangan Saga menyentuh lengan sang gadis tersebut yang melingkar di pinggang Saga.
" kau sangat tampan " ucap gadis tersebut sambil tersenyum dan mendongkakkan kepalanya untuk melihat wajah Saga yang saat ini tengah menunduk dan melihat kearah sang gadis.
Gadis tersebut mengeluarkan lidahnya dan menjilati bibirnya yang pink alami tanpa polesan lipstick ataupun lip balm.
" Lepaskan ..!! " ucap Saga dingin dan berusaha untuk melepaskan lengan gadis tersebut, namun semakin Saga mencoba untuk melepas makin erat gadis itu memeluknya.
" emm.. tidak mau.. kau sangat tampan aku sangat menyukaimu "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anila Nabastala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15
Braakkk....
" Saga woi... lu ada dimana ?? "
" shittt... " Saga mengumpat ketika ada orang yang menerobos masuk ke ruangannya, dia lupa tidak mengunci pintu ruangan depan tadi.
" brengsek.. " maki Saga sambil meraih cangkir yang berisikan teh yang sudah dingin dan melemparkannya secara langsung kearah sumber suara. Beruntung orang yang datang secara refleks menunduk dan tidak terkena cangkir tersebut.
Prangg... cangkir itu mengenai tembok dan hancur berkeping keeping, airnya pun berceceran.
" eitss.... santai bro.. sorry aku nggak maksud buat ganggu kalau begitu aku tunggu diluar " ucap orang tersebut yang ternyata adalah Fino.
Fino menyadari kalau dia datang tidak tepat waktu, akhinya dia pun keluar dari ruangan dan duduk di sofa tempat Saga bekerja.
" sial.. " umpat Saga kembali saat Fino keluar dan menutup pintunya, Saga bangun dari tubuh Nayla terlihat gadis itu sudah berantakan dan airmata nya pun masih basah dipipi nya, saat melihat penampilan Nayla sekarang barulah Saga sadar dan merasa kasihan terhadap Nayla, dia membantu Nayla bangun dan menurunkan roknya dan merapihkan rambut Nayla yang sudah tak berbentuk, dia juga membantu Nayla untuk berpakaian.
" kamu jangan keluar sekarang tunggulah sebentar lagi, karena orang yang tadi datang dia lebih buruk dariku, kamu boleh pergi lewat pintu itu, tapi sebelumnya rapihkan dulu penampilanmu " ucap Saga dengan sedikit pelan dan juga lembut, tidak seperti tadi yang penuh dengan emosi dan juga amarah.
Setelah Saga keluar dari ruangan barulah Nayla bisa bernafas, dia segera melangkah kearah toilet mencuci muka nya dan merapihkan lagi penampilan.
" dasar laki laki brengsek, aku tidak akan membiarkanmu menyentuhku lagi, sudah cukup aku melakukan kesalahan satu kali dan aku tidak ingin kesalahan itu terulang kembali " ucap Nayla sambil melihat kearah kaca dan mengepalkan tangannya. Setelah sepuluh menit barulah dia keluar sesuai dengan intruksi Saga, dia keluar melalui pintu yang ditunjuk oleh Saga, secara samar dia bisa mendengar percakapan Saga dan temannya, karena pintu yang menghubungkan ruangan Nayla dan Saga terbuka sedikit.
Saga duduk disebelah Fino terlihat wajahnya yang masih kesal dan berantakan, kepalanya pun masih pening, bagaimana tidak dibawah sana sudah benar benar siap on, tapi malah terganggu, padahal tinggal sebentar lagi dia akan mendapatkan gadis incarannya, dia tidak rela gadis itu dimiliki oleh pria lain, apalagi saat dia tahu kalau Nayla sudah mencintai senior nya semasa sekolah dan sudah berjalan cukup lama, dia tidak akan menyerah begitu saja, sejak Nayla mencuri perhatiannya sejak itu pula rasa keinginan untuk memilikinya semakin besar, walau terkadang rasa dendam terhadap gadis itu masih melintas dibenaknya.
" ada apa kamu kemari, menganggu saja " ketus Saga pada Fino.
" sorry aku nggak tahu kalau kamu sedang.. mana gadis itu kenapa tidak keluar aku ingin melihatnya, siapa tahu aku bisa mencicipinya " ujar Fino sambil melirik kearah pintu ruangan santai milik Saga.
" jangan harap, kali ini aku tidak akan membagi nya dia hanya milikku seorang, lagi pula aku belum sempat mendapatkannya, karena bajingan seperti kamu sudah merusaknya " ucap Saga dengan tatapan yang penuh intimidasi pada Fino.
" hah.. jadi dia masih perawan " Saga diam tak ingin meresponnya, dia hanya mendengkus saja dia masih dongkol, kemudian dia merebahkan punggungnya disandaran kursi.
" cepat katakan ada apa ?? " ucap Saga kembali.
" aku ingin cerita kalau saat ini aku benar benar sedang jatuh cinta, dan aku ingin meminta tips darimu, karena gadis yang aku taksir sekarang masih ABG sepertinya dia masih berumur antara tujuh atau delapan belas tahun " ketika Fino menceritakan gadis tersebut matanya berbinar, Saga bisa melihat dengan jelas kalau Fino benar benar tertarik pada gadis yang sedang diceritakannya saat ini, dan hal itu membuat Fino penasaran.
" kamu serius, siapa gadis itu ?? " ucap Saga yang mulai menanggapi perkataan sahabatnya.
Malfino Gibran adalah anak yatim pintu kedua orang tuanya meninggal saat mengalami kecelakaan dalam perjalanan bisnisnya, ketika Fino berumur sepuluh tahun dan meninggalkan warisan yang banyak terhadapnya, dia juga tidak punya sanak saudara, dengan kebesaran hati dan juga kebaikan ibunya Saga dia menjadikan Fino sebagai anak angkat dan menyayangi Fino seperti anak nya sendiri, begitupun Saga karena dia tidak punya adik maka dia menganggap Fino sebagai adiknya, apapun yang disukai ataupun yang diminta oleh Fino Saga pasti akan mewujudkannya. Termasuk wanita, jika Fino menginginkan wanita yang sedang bersama Saga maka dengan suka rela Saga akan memberikannya.
" gadis itu bekerja di club nya Heri, aku baru melihatnya tadi malam, aku sudah tanya Heri tapi sepertinya dia pun tidak tahu dengan gadis yang aku maksud, mungkin gadis itu orang baru disana " Fino memang berbicara pada Saga tapi pikirannya berada didekat gadis itu, gadis yang semalam dia temui dan dia adalah Nayla.
" nanti malam aku akan ke Club nya Heri, aku ingin menemuinya dan berkenalan dengannya, karena semalam aku belum sempat berkenalan, jadi aku minta tips darimu bagaimana cara menaklukan gadis ABG " ucap Fino sambil melihat kearah Saga.
" tidak ada yang spesial, jadilah dirimu sendiri tidak perlu menjadi orang lain, apa kamu benar benar menyukai gadis itu "
" iya tentu saja, aku belum pernah merasakan hal ini pada gadis lain, jadi aku yakin kalau aku benar benar menyukai gadis ini, dan aku ingin memilikinya, jika perlu aku ingin menikahinya " Fino benar benar bahagia ketika membicarakan tentang gadis itu, kemudian dia tersadar kalau tadi dia telah menganggu kesenangan Saga, dan dia berniat untuk pergi.
" sorry bro aku sudah ganggu masa kawinmu, kamu boleh melanjutkannya lagi, aku akan pergi sekarang ada rapat yang harus aku hadiri " ucapnya sambil berdiri dan menepuk pundak Saga pelan. Namun Saga tidak menanggapinya wajahnya masih terlihat kusut, dia pun berfikir mungkin kesempatan seperti tadi tidak akan datang dua kali jadi dia hanya bisa menghela nafas panjang.
Saat Fino keluar dari ruangan Saga, dia melihat meja kecil dan terdapat sebuah komputer didepannya, dia melihat sebuah punggung yang menonjol dia sebrang meja tersebut, sejenak Fino berhenti dia depan meja tersebut, ada rasa keinginan untuk mengetahui siapa pemilik punggung tersebut, namun beberapa saat kemudian dia tersadar kalau dia ada rapat yang harus segera datang, akhirnya Fino pergi meninggalkan meja sekaligus kantor Saga.
" akhirnya dapat " ucap Nayla sambil memegang ballpoint yang jatuh kebawah meja, dia tersenyum sambil melihat kearah ballpoint tersebut, ini bukan ballpoint biasa, ini ballpoint pemberian kakak kelasnya sesaat sebelum mereka berpisah, kakak kelas nya pindah sekolah karena keluarga juga pindah ke luar negri, dan sampai sekarang Nayla mereka belum sempat bertemu kembali.
Waktu makan siang telah tiba, Nayla dengan bergegas keluar dari kantor, dia hendak pergi ke tempat makan yang ada di pinggiran kantor, disana terdapat berbagai macam makanan dengan harga terjangkau, sebenarnya didalam kantor juga ada kantin, hanya saja makanan yang dijual sangat mahal dan Nayla tidak sanggup untuk membelinya jadi dia membeli makan dimana OB atau OG beristirahat.
Sementara Saga dan Tomi mereka berdua makan diluar sekaligus bertemu dengan klien.
Ketika direstoran Saga teringat akan Nayla apakah dia sudah makan atau belum, dan dia berinisiatif untuk memberikannya makanan.
Sementara disisi lain saat ini Nayla tengah memakan bakso dengan porsi setengah, bukan karena takut kebanyakan, tapi dia memang harus berhemat, apalagi setelah mengingat kalau dia punya hutang yang sangat banyak pada Saga.
Nayla memakan bakso tersebut dengan lahap, sebenarnya dia belum kenyang hanya saja dia harus menahannya, dia berfikir jika nanti dia merasa lapar maka dia akan minum air putih saja, anggap saja dia sedang diet begitulah yang dipikirkan Nayla.
Saat nayla sedang makan tiba tiba ponselnya berbunyi, di melihat nomor sipemangil belum ada namanya, namun dia penasaran karena nomor ini berkali kali menelponya akhirnya dia mengangkat telpon nya.
" hallo.. ini siapa "
" ini aku ... kamu sedang ada dimana kenapa berisik sekali ?? " Nayla mengerutkan keningnya dan melihat kembali ponselnya.
" ohh.. kamu ya.. maaf saya tidak kenal, saya tutup telponya sekarang kalau kamu tidak mau menyebutkan namamu " ucap nayla dengan cuek.
" eh.. tunggu tunggu .. ini aku Saga "
" hah.. " untuk sejenak Nayla menarik nafasnya, dia berpikir dimana pun dia berada pria ini selalu saja menganggu nya, bahkan ketika dia sedang makan pun dia mengganggunya.
" siapa aku tidak dengar, bisa tidak kamu membesarkan suara mu ?? " Nayla berpura pura tidak mendengar jelas suara Saga, padahal dia hanya ingin menghindari pria tersebut hanya sebentar saja, setidaknya biarkan dia menikmati masa istirahat kerja nya.
" aku.. SA - GA - RA, apa kamu mendengar nya sekarang?? " Saga menaikan ritme nada bicara nya membuat Tomi yang berada persis didepannya mengangkat kepalanya dan menatap Saga dengan rasa penasaran.
" a... apa siapa anda.. halo.. halo.. kamu siapa, seperti signal sedang tidak bagus ini, hallo... bisakah nanti anda menelpon saya kembali saat ini mungkin sinyalnya sedang tak bagus dan saya tidak bisa mendengar anda " setelah mengatakan hal tersebut Nayla langsung mematikan panggilan telponnya, dan dia langsung mematikan ponselnya agar Saga tidak bisa menghubungi nya kembali. Nayla tersenyum puas dan memasukan ponselnya kedalam saku, dia melanjutkan kembali makan bakso yang tersisa sedikit lagi.
Sementara Saga dia merasa kesal dan marah sekali terhadap gadis ini, sebelumnya tidak pernah ada yang memperlakukan dia seperti ini, justru orang lain selalu berlomba untuk berbuat baik terhadapnya, tapi gadis ini benar benar lain dari pada yang lain, hanya dia malah berani mematikan telpon terlebih dahulu.
" sial.. " umpat Saga saat telponya diputus nayla secara sepihak, padahal Saga hanya ingin menayakan apakah dia sudah makan atau belum, dan dia mau makan apa, Saga ingin memberikannya makan siang hanya itu saja. Saga mencoba menelpon kembali Nayla tapi malah operator yang menjawab, alhasil Saga makin meradang dia tidak peduli dengan keadaan sekitar, dia sudah memesan makanan yang lezat untuk Nayla dan beruntungnya makanan itu sudah siap, Saga langsung menyambar box makanan tersebut dan meninggalkan Tomi tanpa kata.
" tu..tuan anda mau kemana ?? " ucap Tomi dengan tergagap, sejujurnya dia masih lapar dia baru saja memasukan beberapa suap, tapi melihat bos nya pergi tidak mungkin dia diam saja, akhirnya dengan berat hati tomi pun pergi menyusul tuannya.
.
.
.
Nayla sudah menghabiskan bakso dan dia sudah bersiap untuk kembali bekerja karena waktu istirahatnya hampir habis, pada saat dia meminum es teh manisnya, seorang pria memanggilnya dari belakang.
" Nayla.. kamu Nayla kan ?? " ucap pria tersebut sambil tersenyum padanya, senyum yang selama ini Nayla rindukan..
" kak Raka... "