Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota metropolitan, adalah seorang pemuda yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan dan bullying. Setiap hari di kampusnya, ia menjadi sasaran ejekan teman-teman sekampusnya, terutama karena penampilannya yang sederhana dan latar belakang keluarganya yang kurang mampu. Namun, segalanya berubah ketika sebuah insiden tragis hampir merenggut nyawanya. Dikeroyok oleh seorang mahasiswa kaya yang cemburu pada kedekatannya dengan seorang gadis cantik, Calvin Alfarizi Pratama terpaksa menghadapi kegelapan yang mengancam hidupnya. Dalam keadaan putus asa, Calvin menerima tawaran misterius dari sebuah sistem Cashback yang memberinya kekuatan untuk mengubah hidupnya. Sistem ini memiliki berbagai level, mulai dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi, di mana setiap level memberikan Calvin kemampuan dan kekayaan yang semakin besar. Apakah Calvin akan membalas Dendam pada mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayya story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bahaya Ditengah Kegelapan
Malam semakin larut, suasana desa Sukajaya masih tampak tenang, tetapi bagi Calvin, ketenangan itu terasa seperti ilusi. Sejak perbincangan dengan Paman Rico tadi pagi, pikirannya tidak bisa berhenti memikirkan siapa sosok misterius yang mengawasi rumah mereka.
Di ruang tamu, Arman duduk dengan santai, tetapi matanya tetap waspada. Sebagai pengawal pribadi Bu Rina, ia memiliki insting tajam terhadap ancaman. Calvin duduk di sebelahnya, menyusun strategi dalam pikirannya.
"Bagaimana menurutmu, Arman?" tanya Calvin.
Arman menghela napas, lalu menyesap kopinya. "Aku sudah merasa ada yang aneh sejak pertama kali datang ke desa ini. Ada beberapa orang yang terus mengawasi kita, tapi mereka bukan warga desa biasa."
Calvin menatapnya serius. "Kau yakin mereka bukan orang lokal?"
Arman mengangguk. "Aku sudah bertanya-tanya ke beberapa warga, dan tidak ada yang mengenali orang-orang mencurigakan itu. Artinya, mereka orang luar."
Calvin mengepalkan tangannya.
"Kalau begitu, kita harus mencari tahu siapa mereka dan apa yang mereka inginkan."
Arman tersenyum tipis.
"Aku sudah menyiapkan sesuatu untuk itu. Aku memasang beberapa kamera kecil di sekitar rumah ini. Jika mereka kembali malam ini, kita akan melihatnya."
Calvin mengangguk. "Bagus. Aku juga akan berjaga malam ini."
Arman tertawa kecil. "Heh, dengan kekuatanmu sekarang, aku tidak yakin mereka bisa menyentuhmu, tapi tetap saja, kita harus berhati-hati."
Calvin tersenyum, tetapi dalam hatinya, ia tahu bahwa orang-orang ini bukan ancaman biasa. Jika mereka berani datang ke desa yang terpencil ini, pasti ada sesuatu yang lebih besar yang sedang terjadi.
Malam Hari Jam 02:30
Calvin duduk di ruang tamu, memperhatikan layar laptop yang menampilkan rekaman dari kamera pengintai yang dipasang Arman.
Lalu, sesuatu terjadi.
Di sudut layar, bayangan bergerak cepat di antara pepohonan. Seorang pria berbadan tegap dengan pakaian serba hitam terlihat berjalan mendekati rumah dengan gerakan ringan dan hampir tanpa suara.
Arman yang duduk di sebelah Calvin langsung fokus. "Ada tamu."
Calvin tidak menunggu lama. Ia bangkit, mengambil pisau lipat yang ada di atas meja, lalu mengisyaratkan Arman untuk mengikuti.
Mereka keluar dari rumah dengan langkah senyap, mengikuti bayangan yang terlihat di layar. Calvin bisa merasakan napasnya stabil, tetapi detak jantungnya sedikit meningkat.
Ketika mereka sampai di pekarangan belakang, pria berbaju hitam itu masih di sana, berdiri di balik pohon, seolah sedang mengamati rumah.
Calvin dan Arman bertukar pandang.
"Lihat aku dulu," bisik Arman.
"Kalau dia hanya orang iseng, aku yang akan menangani. Tapi kalau dia berniat jahat, kau bebas bertindak."
Sosok itu memakai jaket hitam dan topi, wajahnya tertutup bayangan.
Calvin menajamkan tatapannya. “Siapa kau?” tanyanya, suaranya rendah tetapi penuh tekanan.
Sosok itu tidak menjawab. Ia hanya berdiri diam, seolah sedang menilai Calvin dari kejauhan.
Arman bergerak cepat, melangkah maju dengan posisi siap menyerang. “Aku tidak suka main teka-teki. Jika kau punya urusan, katakan sekarang.”
Sosok itu masih diam. Namun, tiba-tiba—
Dua orang lainnya muncul dari balik pohon!
Calvin langsung waspada. Ini bukan sekadar penguntit biasa. Mereka datang dengan tujuan yang jelas.
“Calvin Alfarizi,” salah satu dari mereka akhirnya berbicara. Suaranya dingin. “Bos kami ingin berbicara denganmu.”
Calvin menatap tajam. “Bos kalian? Siapa?”
Pria itu tertawa kecil. “Jangan pura-pura tidak tahu. Setelah semua yang kau lakukan, kau pikir tidak ada yang memperhatikan?”
Calvin semakin curiga. Ia memang telah menjatuhkan banyak orang, terutama Gilang dan kelompoknya, tetapi ia tidak menyangka bahwa ada pihak lain yang ingin mencampuri urusannya.
“Aku tidak suka bertemu orang yang bersembunyi di balik bayangan,” ucap Calvin dingin. “Kalau bos kalian ingin berbicara, suruh dia datang sendiri.”
Pria itu tersenyum tipis. “Sayang sekali. Kalau begitu, kami harus membawamu dengan paksa.”
Dalam sekejap, ketiga pria itu bergerak menyerang!
Calvin langsung mengaktifkan Skill Bela Diri Lv.3 yang telah ia kembangkan. Tubuhnya bergerak refleks, menghindari pukulan pertama yang diarahkan ke wajahnya. Dengan kecepatan luar biasa, ia membalas dengan tendangan ke arah perut salah satu pria itu.
Duk!
Pria itu terlempar ke belakang, mengerang kesakitan.
Sementara itu, Arman sudah berhadapan dengan dua pria lainnya. Dengan gerakan yang presisi, ia menangkap pukulan lawan, memutar tubuhnya, dan menjatuhkan pria itu ke tanah dengan keras.
Namun, lawan mereka tidak mudah menyerah. Pria yang terkena tendangan Calvin bangkit kembali, matanya penuh amarah. Ia merogoh sesuatu dari balik jaketnya sebuah pisau!
Calvin langsung bersiap, matanya menajam. “Jadi kalian bukan sekadar orang suruhan biasa.”
Pria itu menyerang dengan cepat, tetapi Calvin lebih cepat. Dengan Insting Bertempur, ia membaca pergerakan lawannya dan menghindar ke samping, lalu menghantam pergelangan tangan pria itu dengan keras.
Krak!
Pisau itu terlepas dari genggaman dan jatuh ke tanah. Tanpa memberi kesempatan, Calvin melayangkan pukulan ke wajah pria itu, membuatnya terjatuh tak sadarkan diri.
Sementara itu, Arman juga sudah menyelesaikan lawannya. Dengan satu gerakan cepat, ia mengunci pria terakhir dan membantingnya ke tanah, membuatnya tak bisa bergerak.
Suasana kembali hening.
Calvin menarik napas dalam. Ia menatap pria yang tak sadarkan diri di tanah. “Sekarang, aku ingin jawaban.”
Ia menoleh ke pria yang masih sadar tetapi tidak bisa bergerak karena kuncian Arman. “Siapa bos kalian?”
Pria itu menatap Calvin dengan mata penuh kebencian. “Kau akan tahu… segera.”
Seketika, ia menggigit sesuatu di mulutnya pil sianida!
Calvin dan Arman tersentak. Dalam hitungan detik, pria itu kejang-kejang dan akhirnya tak bergerak lagi.
Calvin mengepalkan tangan. “Sial! Mereka lebih terlatih dari yang kuduga.”
Arman memeriksa pria itu dan menggeleng. “Orang ini sudah mati. Mereka jelas bukan sembarang penjahat.”
Calvin menatap ke langit malam, pikirannya berkecamuk. Jika seseorang mengirim orang-orang selevel ini untuk menculiknya, berarti musuhnya bukan orang biasa.
Dan ia harus bersiap menghadapi ancaman yang lebih besar.
Pagi harinya…
Calvin dan Arman membawa tubuh pria-pria itu ke hutan belakang untuk menghilangkan jejak. Setelah memastikan tidak ada yang mencurigakan, mereka kembali ke rumah.
Di ruang makan, Paman Rico menatap Calvin dengan serius. “Aku dengar suara gaduh tadi malam. Ada apa Calvin?”
Calvin tidak ingin membuat keluarga khawatir, jadi ia hanya berkata, “Hanya beberapa orang iseng. Aku dan Arman sudah mengurusnya.”
Paman Rico menghela napas. “Kau harus berhati-hati, Calvin. Dunia bisnis tidak hanya soal uang, tetapi juga kekuasaan dan musuh di balik bayangan.”
Calvin mengangguk. Ia sudah menyadari itu.
Dan mulai sekarang, ia tidak akan membiarkan siapa pun meremehkannya lagi.
Namun, satu pertanyaan masih menghantuinya.
Siapa dalang di balik semua ini?
Dan seberapa besar bahaya yang akan datang?
Saat ini Laura datang menghampiri Calvin,
"Kak Calvin aku dengar kakak sudah kaya,kenapa tidak membawaku belanja kak...?"
🎀 SELAMAT NOVEL ANDA LOLOS KE LIGA CHAMPIONS NOVEL PALING BIKIN NGANTUK 🎀