Arabella wanita cantik berumur (23) tahun, tegas juga berpendidikan, menjadi target pelampiasan duda tampan hanya untuk sekedar memuaskan nafsunya..
Kaivan Mahavir Dyndra, (28). Lelaki kekar juga tampan mempesona sangat berpengaruh di perusahaan besar, merubah gaya hidupnya setelah menceraikan sang istri, ia menjadi CEO dingin suka bermain wanita, hingga sampailah bertemu dengan Arabella, wanita yang ditargetkan berikutnya...
Kisah selanjutnya! >>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30
"Aku akan tetap pulang..."
"Dengan??..." Tanya balik Kaivan.
"Adikku, akan ku suruh Ben menjemput.." Jawab Arabella.
"Kau tetap kukuh mau pulang?.."
"Hmmm!..." Jawab Bella, jika dia nginap di sini rasanya kurang baik, bertatapan langsung dengan Kaivan saja sekarang ia menghindar..
"Kalau begitu aku akan mengantarmu..."
"Tak usah, kau sendiri tidak mau bukan?..."
"Aku bukan tak mau hanya.....
"Shuuuuutt!..." Jari telunjuk Arabella menempel pada bibir Kaivan. "Biar aku pulang dengan Ben saja...."
Kaivan tersenyum menyeringai. "Apa jika bersamaku takut kebablasan lagi?..." Sengaja Kaivan.
"What!!..." Tak terima Bella.
Kaivan membuka sedikit bibirnya, ia ******* jari Arabella, wanita itu terkejut langsung menjauhkan jari, perasaannya kembali tak menentu. "Kau!..."
Rasanya Arabella ingin menampar atau memukul Kaivan, namun lagi-lagi tubuhnya menolak untuk berbuat demikian, Bella sendiri kesal dengan dirinya yang seolah sudah jatuh dalam pesona lelaki tampan itu.
Tanpa bicara lagi, Arabella turun ke lantai bawah menghubungi adiknya Ben untuk menjemput. Sementara, Kaivan hanya menatapnya dari atas.
"Kau bisa istirahat tuan Kaivan, jangan pedulikan aku..." Sengaja Arabella.
"Berhenti membantah! atau kau ku.....
"Iya oke oke!...." Potong Bella tak mau jika Kaivan bicara, yang membuat perasaannya tak menentu kembali.
Kaivan terkekeh kecil.
Sambil menunggu kedatangan Ben, Arabella memilih membuka beberapa email dari perusahaan, di samping itu ia melirik Kaivan sekilas. "Dia masih menunggu?.." Batin Bella, ia tak menyangka jika orang sedingin Kaivan bisa bersikap perhatian kepadanya.
Pintu utama diketuk, Arabella langsung membukanya, terlihat Ben datang menjemput. Kaivan turun menemui Ben.
"Aku pulang..." Ucap Bella.
"Ya hati-hati..."
Ben memberi salam hormat kepada Kaivan, ia tahu seberapa berkuasanya Kaivan. "Kami duluan kak.."
"Hmmm oke..."
Setelah Arabella dan Ben berlalu, Kaivan kembali masuk ke dalam, sebelum tidur Kaivan mampir dulu ke kamar Shena, sudah jadi rutinitas ia mengecup kening gadis kecilnya itu.
Sesampainya di kamar, Kaivan tak berhenti senyum, Arabella benar-benar membuatnya menggila. "Harus lebih berusaha lagi ya?.." Pikirnya.
Sementara di jalan.
"Bukannya kakak mau nginep?..."
"Nginep dari mana Ben? yang benar saja! tidur dimana coba.."
"Kamar tuan Kaivan..."
"Heh!..." Bella memukul lengan adiknya.
"Aduh! sorry kak hanya becanda, tapi sepertinya tuan Kaivan menyukai lo kak..."
Tidak ada jawaban dari Bella, ia hanya menghela nafas panjang. "Menjalin hubungan dalam waktu dekat bukan tujuan kakak..."
"Stop mengingat hubungan kakak dengan Nathan! tidak semua lelaki seperti itu, jangan sampai kakak menutup hati..."
"Masalahnya Kaivan mantan Casanova Ben, dia juga gagal dalam berumah tangga, kakak sendiri trauma dengan pengkhianatan..." Timpal Bella.
"Apa selama tuan Kaivan dekat dengan kakak, selalu bermain wanita juga?.."
"Ya enggak sih..." Jawab Bella sesuai kebenaran, ia menyadari perubahan Kaivan, selama mendekatinya tidak bermain wanita lagi, seolah hilang selera saja untuk melakukan hal itu.
"Maka dari itu, lihat saja dulu siapa tahu....
"Apa? tahu apa kamu tentang kisah orang dewasa?.." Potong Bella pada adiknya.
"Ya gue juga udah dewasa kak, 19 tahun!..." Tak terima Ben.
"Iya juga..." Lirihnya. Ben adik sekaligus teman curhat bagi Bella.. "Kakak intinya butuh waktu.."
"Oke..."
Setelah beberapa lama di perjalanan, mereka sampai di pelataran rumah sekitar jam 9 malam.
"Tidak dengan Kaivan, Bel?.." Tanya papa Rendi.
Arabella menggeleng. "Ia harus istirahat pah.."
"Hmmm, oke sekarang kamu juga istirahat..."
"Ya good night.."
"Good night.." Jawab Ben dan papa Rendi bersamaan.
Sesampainya di kamar, Arabella melemparkan tubuhnya pada kasur, ia menatap langit-langit kamar, tangannya menyentuh bibir. "Masih sangat terasa..."
"Aaarrrgh lupakan!..." Arabella tersadar ia guling-guling kesana-kemari, wajahnya panas sendiri mengingat adegan saat di meja makan bersama Kaivan.
"Gak mungkin lo menyukainya Bel! cukup bersama Kaivan jika dia membutuhkan bantuan, begitupun sebaliknya.." Lirih Bella pada diri sendiri. "Selain itu bersikaplah seperti biasa..."
"Oke!...." Semangat Bella. Tapi lagi-lagi pikirannya di isi kembali oleh lelaki itu. "Aaarrrgh ini gila! bahkan bibirku bengkak karenanya..."