Zhang Wei akhirnya memulai petualangannya di Benua Tengah, tanah asing yang penuh misteri dan kekuatan tak terduga. Tanpa sekutu dan tanpa petunjuk, ia harus bertahan di lingkungan yang lebih berbahaya dari sebelumnya.
Dengan tekad membara untuk membangkitkan kembali masternya, Lian Xuhuan, Zhang Wei harus menghadapi musuh-musuh yang jauh lebih kuat, mengungkap rahasia yang tersembunyi di benua ini, dan melewati berbagai ujian hidup dan mati.
Di tempat di mana hukum rimba adalah segalanya, hanya mereka yang benar-benar kuat yang bisa bertahan. Akankah Zhang Wei mampu menaklukkan Benua Tengah dan mencapai puncak dunia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekalahan Yang Memalukan
Setengah batang dupa berlalu dalam keheningan yang tegang. Para murid Sekte Naga Hitam yang sempat terpuruk mulai menunjukkan perubahan ekspresi. Mereka berdiri lebih tegak, sorot mata mereka kembali berapi-api. Sebuah tekanan besar menyelimuti udara, membuat beberapa murid dari Sekte Giok Abadi merasakan sesak di dada mereka. Dari kejauhan, suara langkah yang berat dan mantap terdengar mendekat.
Sosok berjubah hitam dengan pola emas menyerupai naga yang melilit di kainnya muncul di antara pepohonan. Auranya mengamuk seperti badai, menekan seisi hutan dengan ganas. Tatapan matanya tajam, penuh wibawa, dan wajahnya dipenuhi guratan pengalaman. Dialah salah satu tetua dari Sekte Naga Hitam—Duan Chonglin.
Martial Ancestor bintang delapan.
Begitu ia tiba, murid-murid Sekte Naga Hitam kembali tegak penuh percaya diri. Mereka tersenyum mengejek ke arah Zhang Wei, yakin bahwa nasibnya sudah ditentukan.
"Dari sekte mana kau berasal?" suara berat Duan Chonglin menggema. "Aku mendengar kau berani melawan murid-murid sekte kami, bahkan mengambil harta yang mereka perjuangkan. Apa kau pikir sekte kami bisa diinjak-injak begitu saja?"
Zhang Wei menatapnya dengan ekspresi tenang, seolah-olah kedatangan seorang Martial Ancestor bintang delapan bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Ia mengangkat bahu, bibirnya melengkung dalam senyum tipis.
“Begitu rupanya,” katanya santai. "Kupikir aku hanya sedang berlatih dengan beberapa anak manja yang terlalu banyak bicara. Ternyata ini menyangkut harga diri sektemu? Wah, aku benar-benar tak menyangka."
Mata Duan Chonglin menyipit, hawa membunuh dari tubuhnya semakin kuat. "Kau punya nyali besar untuk berbicara seperti itu di hadapanku."
Sementara itu, di antara murid-murid Sekte Giok Abadi, salah satu dari mereka diam-diam mengeluarkan slip giok dari lengan bajunya dan memecahkannya tanpa suara. Matanya memancarkan tekad. Ia tahu, jika Bai Chen—pemuda yang tampak tenang ini—dibunuh begitu saja oleh tetua dari Sekte Naga Hitam, itu akan menjadi kerugian besar.
Tetapi bagi Zhang Wei, semua ini hanyalah bagian dari rencana yang telah ia siapkan. Sejak awal, permainan ini sepenuhnya berada dalam kendalinya.
Zhang Wei masih berdiri di tempatnya, ekspresi wajahnya tetap tenang, seakan-akan tidak terpengaruh oleh tekanan besar yang dilepaskan Duan Chonglin. Namun, suasana di sekeliling mereka jelas berubah drastis. Murid-murid Sekte Naga Hitam mulai menyeringai, sementara murid-murid Sekte Giok Abadi menatap Zhang Wei dengan rasa was-was.
Di sisi lain, Duan Zixuan tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk menyulut api kemarahan pamannya. "Paman, pemuda itu tidak hanya mengambil harta yang seharusnya milik kita, tetapi juga dengan sombongnya menghina sekte kita! Dia berkata bahwa Sekte Naga Hitam tidak lebih dari sekumpulan anak kecil yang terlalu banyak bicara!"
Mata Duan Chonglin menyala penuh amarah. Meskipun dia tahu bahwa murid-murid sektenya terkadang bisa berlebihan dalam melaporkan sesuatu, dia tetap merasa bahwa keberadaan Bai Chen di sini sudah cukup untuk menjadi alasan membunuhnya.
"Anak sombong," suara Duan Chonglin bergemuruh. "Kau pikir hanya karena sedikit bakat dan keberuntungan, kau bisa berdiri sejajar dengan sekte besar seperti kami?"
Tiba-tiba, aura Martial Ancestor bintang delapan meledak dari tubuhnya, menekan sekeliling dengan intensitas yang membuat beberapa murid dari kedua sekte terhuyung mundur. Tekanan itu sangat berat, bahkan menyebabkan beberapa kultivator Martial Grandmaster yang lebih lemah langsung jatuh berlutut.
Namun, bagi Zhang Wei, ini semua hanyalah bagian dari permainannya.
Dia membiarkan tubuhnya sedikit gemetar, berpura-pura menunjukkan tanda-tanda kesulitan di bawah tekanan besar itu. Bahkan, saat Duan Chonglin mulai bergerak dan melancarkan serangan pertamanya, Zhang Wei tidak menghindar. Dia sengaja menerima pukulan telak yang mengandung kekuatan Martial Ancestor bintang delapan itu.
Bugh!
Tubuhnya terpental jauh, menghantam batang pohon besar hingga menciptakan retakan di sekelilingnya. Debu mengepul tinggi, menyelimuti pemandangan.
"Ha ha ha! Itu akibatnya bagi siapa saja yang berani menentang Sekte Naga Hitam!" seru salah satu murid sekte itu dengan bangga.
Duan Zixuan menyeringai puas. "Hmph! Aku sudah bilang, tak ada tempat di dunia ini bagi orang sepertimu!"
Murid-murid Sekte Giok Abadi yang sebelumnya berharap pada Zhang Wei kini hanya bisa menundukkan kepala. Beberapa dari mereka mengepalkan tangan dengan frustrasi, tetapi mereka tahu bahwa tidak ada yang bisa mereka lakukan.
Namun, sebelum euforia itu bisa bertahan lama, sesuatu yang aneh terjadi.
Asap debu perlahan menghilang, dan di baliknya, Zhang Wei masih berdiri tegak. Bajunya sedikit sobek, tetapi tidak ada tanda-tanda luka serius di tubuhnya. Dia mengangkat tangan, menepuk-nepuk bahunya seakan-akan membersihkan debu yang menempel.
Mata Duan Chonglin menyempit, dan ekspresi para murid Sekte Naga Hitam berubah drastis.
"Apa... bagaimana mungkin?"
Zhang Wei tersenyum. "Serangan itu lumayan juga," katanya santai. "Tapi... kurasa sudah waktunya aku mengakhiri ini."
Tanpa peringatan, aura yang sebelumnya ia tekan tiba-tiba melonjak. Hawa pedang yang sangat tajam menyelimuti sekeliling, membuat udara terasa seperti teriris ribuan bilah kecil.
Zhang Wei menghilang dari tempatnya. Dalam sekejap, dia sudah berada di depan Duan Chonglin. Sebelum sang tetua bisa bereaksi, pukulan telak menghantam perutnya dengan kekuatan yang luar biasa.
Boom!
Duan Chonglin terlempar ke belakang, menghantam tanah dengan keras. Darah menyembur dari mulutnya, dan tubuhnya gemetar akibat serangan itu. Tidak ada yang bisa mempercayai apa yang baru saja mereka saksikan.
"T-tetua... Duan Chonglin... kalah?"
Murid-murid Sekte Naga Hitam membeku di tempat mereka, wajah mereka dipenuhi ketakutan.
Duan Zixuan sendiri tampak kehilangan warna di wajahnya. Seluruh keberaniannya yang tadi membara kini menguap sepenuhnya.
Zhang Wei melangkah perlahan ke arah mereka, matanya penuh dengan keangkuhan yang tenang. "Sudah kubilang," katanya, suaranya terdengar begitu ringan, tetapi mengandung tekanan yang luar biasa. "Yang terkuat lah yang berhak atas segalanya."
Murid-murid Sekte Naga Hitam tak lagi bisa berpikir jernih. Beberapa dari mereka bahkan mulai mundur tanpa sadar, takut jika mereka akan menjadi korban berikutnya.
Namun sebelum Zhang Wei bisa berkata lebih lanjut, beberapa sosok lain tiba di tempat kejadian.
Para tetua dari Sekte Giok Abadi akhirnya datang. Mereka berdiri dengan ekspresi penuh kewaspadaan, menatap ke arah Zhang Wei yang berdiri di atas tanah yang dipenuhi korban dari Sekte Naga Hitam.
"Apa yang terjadi di sini?" salah satu dari mereka bertanya dengan nada serius.
Zhang Wei hanya tersenyum. "Ah, kalian akhirnya datang," katanya santai. "Sayangnya, pertunjukan sudah berakhir."
Tetua Sekte Giok Abadi bertukar pandang, masih belum sepenuhnya memahami apa yang terjadi. Namun, satu hal jelas bagi mereka: pemuda di hadapan mereka bukanlah orang biasa.
up
ditunggu story line berikutnya.
Bravo!
Muantebz