NovelToon NovelToon
Dia Datang Dari Langit

Dia Datang Dari Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Duniahiburan / Romansa Fantasi / Beda Usia / Cinta Beda Dunia / Identitas Tersembunyi
Popularitas:368
Nilai: 5
Nama Author: MZI

Sinopsis "Alien Dari Langit"

Zack adalah makhluk luar angkasa yang telah hidup selama ratusan tahun. Ia telah berkali-kali mengganti identitasnya untuk beradaptasi dengan dunia manusia. Kini, ia menjalani kehidupan sebagai seorang dokter muda berbakat berusia 28 tahun di sebuah rumah sakit ternama.

Namun, kehidupannya yang tenang berubah ketika ia bertemu dengan seorang pasien—seorang gadis kelas 3 SMA yang ceria dan penuh rasa ingin tahu. Gadis itu, yang awalnya hanya pasien biasa, mulai tertarik pada Zack. Dengan caranya sendiri, ia berusaha mendekati dokter misterius itu, tanpa mengetahui rahasia besar yang tersembunyi di balik sosok pria tampan tersebut.

Sementara itu, Zack mulai merasakan sesuatu yang belum pernah ia alami sebelumnya—ketertarikan yang berbeda terhadap manusia. Di antara batas identitasnya sebagai makhluk luar angkasa dan kehidupan fana di bumi, Zack dihadapkan pada pilihan sulit: tetap menjalani perannya sebagai manusia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8: Elly dan Ujian Kesabaran Dokter Zack

Setelah "kesuksesan" misinya membuat Zack kehilangan kopi dan menjawab pertanyaan absurd, Elly merasa harinya luar biasa menyenangkan.

Namun, tentu saja, balasan dari Dokter Zack pasti datang.

---

Adegan 1: Hukuman Tak Terduga

Keesokan harinya, Elly melangkah dengan santai ke rumah sakit, merasa seperti mata-mata profesional yang baru saja menjalankan misi sempurna.

Namun, begitu ia melewati koridor, seorang perawat tiba-tiba menghentikannya.

"Elly! Kamu akhirnya datang!"

Elly mengerutkan dahi. “Hah? Kenapa?”

Perawat itu tersenyum penuh kemenangan. “Dokter Zack memintamu membantu di ruang perawatan anak.”

Elly langsung merinding. “Tunggu, aku? Kenapa aku?”

Perawat itu mengangkat bahu. “Katanya, kalau kamu punya waktu buat gangguin dokter, pasti punya waktu buat bantu.”

Mata Elly membelalak.

"DIA MEMBALASKU!"

---

Adegan 2: Anak-Anak VS Elly

Elly memasuki ruang perawatan anak dengan penuh kewaspadaan, seperti seorang prajurit yang masuk ke wilayah musuh.

Begitu ia melangkah masuk…

BAM!

Sebuah bantal melayang ke arah wajahnya.

"SERAAAANG!!!"

Anak-anak kecil langsung menyerangnya dengan bantal, balon, dan mainan.

Elly menjerit. "HEI! INI TIDAK ADIL!"

Seorang anak perempuan kecil dengan mata berbinar mendekatinya. "Kakak, kamu jadi kuda buat kami ya?"

Elly tersenyum kaku. “Aku lebih suka jadi… penonton?”

"NGGAK BISA!" teriak mereka bersamaan.

Beberapa menit kemudian…

Elly sudah terbaring di lantai dengan enam anak kecil duduk di punggungnya.

Ia menghela napas panjang. "Zack… aku akan membalas ini."

---

Adegan 3: Zack Datang Menyaksikan Kekacauan

Zack akhirnya muncul di pintu ruangan, melihat Elly ditumpuki anak-anak seperti boneka mainan.

Ia menyilangkan tangan, menahan tawa. "Oh, kau tampak menikmati harimu, Elly."

Elly menatapnya penuh dendam. "Aku bersumpah… aku akan membalas ini tiga kali lipat!"

Zack hanya mengangkat bahu. "Silakan. Aku masih punya banyak cara menang."

Elly menatapnya tajam.

Perang antara mereka belum selesai!

---

Setelah kejadian di ruang anak-anak, Elly bersumpah akan membalas dendamnya. Tidak hanya karena harus menjadi kuda tunggangan seharian, tetapi juga karena Zack menikmatinya!

Maka, hari pembalasan pun tiba.

---

Adegan 1: Kopi Terakhir Zack

Pagi itu, Zack berjalan santai ke ruangannya dengan rencana menikmati secangkir kopi sebelum mulai bekerja. Namun, begitu ia membuka pintu…

Gelas kopinya kosong.

Di sebelahnya ada sebuah catatan kecil berbentuk hati:

"Terima kasih atas bantuan kemarin. Kopimu telah diambil sebagai pajak kekalahan. Dengan cinta, Elly."

Zack menghela napas panjang. “Jadi ini cara mainnya?”

Dari balik pintu, Elly mengintip sambil tertawa kecil. Langkah pertama berhasil!

---

Adegan 2: Kucing di Ruang Dokter

Beberapa jam kemudian, Zack menerima laporan dari perawat bahwa ada pasien khusus menunggu di ruangannya.

Ketika ia masuk…

Seekor kucing berbulu putih duduk di kursinya.

Di depannya ada sebuah kartu bertuliskan:

"Dokter Zack, hari ini pasien spesialmu adalah aku. Silakan diagnosa: kucing yang sakit hati setelah dijadikan kuda."

Zack mengurut pelipisnya. "Elly… sungguh…?"

Elly, yang memakai bando telinga kucing, menatapnya dengan mata berbinar. "Meong~ Aku kucing yang butuh perhatian, Dokter!"

Zack mengangkat alis. “Kalau begitu, kucing nakal ini perlu suntikan, kan?”

Elly langsung melompat dari kursi. "TIDAK! SUNTIKAN ITU MENYERAMKAN!"

Zack tersenyum puas. “Kalau begitu, lebih baik berhenti menggangguku.”

Elly merengut. “Tunggu saja! Aku masih punya banyak ide!”

Zack hanya tertawa kecil.

Perang ini masih panjang.

---

Adegan 3: Serangan Balasan Zack

Sorenya, Elly berjalan santai ke kantin rumah sakit, berpikir bahwa ia berhasil menggoda Zack tanpa balasan.

Namun, begitu ia duduk…

Seorang perawat berbisik kepadanya, “Elly, kamu dipanggil ke ruang konsultasi.”

Elly mengerutkan dahi. “Hah? Aku sakit apa?”

Begitu ia masuk…

Di dalam sudah ada Zack, dengan meja penuh alat medis.

Zack tersenyum penuh kemenangan. “Akhirnya datang, pasien spesialku.”

Elly langsung mundur. “Aku tidak sakit! Aku sehat! Aku cuma lapar!”

Zack menatapnya tajam. “Hmmm, gejala denial. Ini penyakit serius.”

Elly panik. “ZACK, AKU BENERAN NGGAK APA-APA!”

Zack mengangkat suntikan kecil. “Suntikan vitamin ini akan menyembuhkanmu.”

Elly menjerit dan langsung kabur.

Di belakangnya, Zack tertawa puas.

Perang belum berakhir. Tapi hari ini, ia menang.

Meskipun Zack menang hari ini, Elly bukan tipe orang yang menyerah begitu saja. Setelah kejadian "suntikan maut", ia mengurung diri di kantin rumah sakit, menyusun strategi baru.

Ia menyusun daftar di buku catatannya:

Serangan kopi - berhasil

Kucing di ruang dokter - sukses besar

Kabur dari suntikan - gagal total

Elly mengetuk pena di dagunya. "Hmm, aku harus memikirkan sesuatu yang lebih besar. Lebih dramatis!"

Tiba-tiba, ide cemerlang muncul di kepalanya. Dengan senyum penuh kemenangan, ia segera merencanakan langkah berikutnya.

---

Adegan 1: Panggilan Darurat Palsu

Pagi itu, Zack baru saja menyelesaikan jadwal operasinya ketika seorang perawat mendekatinya dengan wajah panik.

"Dokter Zack! Ada pasien gawat di ruang 307!"

Zack segera bergegas menuju kamar tersebut. Begitu ia membuka pintu...

"SUPRISEEE!!"

Konfeti beterbangan di udara. Di tengah ruangan, Elly berdiri dengan balon bertuliskan "SELAMAT! KAU MENJADI KORBAN PRANK!"

Zack menatapnya, wajahnya datar. "Elly..."

Elly tersenyum lebar. "Bagaimana, Dokter? Detak jantungmu meningkat? Jantungmu sehat, kan?"

Zack menghela napas panjang. "Jadi ini alasannya aku harus lari ke sini seperti darurat sungguhan?"

Elly mengangguk puas. "Yup! Aku harus memastikan reaksimu!"

Zack menatapnya dalam diam selama beberapa detik, sebelum akhirnya berkata, "Baiklah, kalau begitu."

Tanpa peringatan, ia meraih telepon di samping tempat tidur pasien dan berbicara dengan suara serius.

"Perawat, siapkan suntikan vitamin tambahan untuk pasien di 307. Dia tampaknya butuh lebih banyak energi hari ini."

Elly langsung pucat. "T-Tunggu! Zack! Aku tidak sakit! Ini hanya PRANK!"

Zack hanya tersenyum, meletakkan gagang telepon, dan mendekat dengan langkah santai. "Dan ini... balasanku."

Elly menelan ludah. "Kau tidak akan tega, kan?"

Zack mengangkat bahu. "Kita lihat saja."

Dan dalam hitungan detik, Elly sudah melesat keluar ruangan dengan kecepatan penuh, meninggalkan tawa kecil Zack di belakangnya.

---

Adegan 2: Serangan Terselubung

Setelah kegagalan prank-nya, Elly tidak menyerah begitu saja. Kali ini, ia memutuskan untuk menyerang dari jalur yang lebih halus—makanan!

Ia tahu Zack suka makan siang di kantin rumah sakit pada jam tertentu. Maka, ia diam-diam bekerja sama dengan koki kantin untuk mengganti makanan Zack dengan sesuatu yang lebih... unik.

Ketika Zack duduk di mejanya, ia mengangkat sendok dan menyuapkan sesuap sup ke mulutnya.

Detik berikutnya, ia berhenti mengunyah.

Matanya menatap Elly yang duduk tidak jauh darinya dengan ekspresi polos. "Elly... apa ini?"

Elly tersenyum manis. "Oh, itu sup spesial hari ini! Aku membantu koki membuatnya. Enak, kan?"

Zack menatap mangkuknya lagi. Sup itu berwarna ungu kehijauan, dengan aroma yang sedikit... aneh.

"Sup apa ini?" tanyanya curiga.

Elly mencoba menahan tawa. "Oh, hanya campuran sayuran... dan sedikit eksperimen."

Zack mengangkat alis. "Eksperimen?"

"Yap! Aku mungkin menambahkan sedikit wasabi, saus pedas, dan—"

Sebelum Elly selesai bicara, Zack sudah meletakkan sendoknya dan menatapnya tajam. "Elly, kau baru saja menyentuh batas kesabaranku."

Elly menelan ludah, lalu dengan cepat bangkit dari kursinya. "Uhm... aku baru ingat ada yang harus kukerjakan!"

Zack mendesah, lalu dengan sangat tenang berbicara, "Elly, kalau kau lari lagi kali ini..."

Elly berhenti di ambang pintu, menoleh dengan cemas. "Apa?"

Zack tersenyum kecil. "Aku akan membalas dengan lebih besar."

Elly terpaku sejenak, lalu melanjutkan larinya secepat mungkin.

"INI BELUM SELESAI, ZACK!" teriaknya dari kejauhan.

Zack hanya tersenyum puas, menyandarkan diri ke kursinya.

---

Gencatan Senjata

Setelah berhari-hari saling menjahili, semua orang di rumah sakit mulai menyadari bahwa perang kecil antara Elly dan Zack semakin liar. Perawat, dokter, bahkan pasien di ruang anak-anak mulai bertaruh siapa yang akan menang.

Namun, akhirnya, seseorang memutuskan untuk turun tangan dan menghentikan segalanya.

---

Adegan 1: Intervensi dari Atasan

Siang itu, Zack sedang berjalan menuju ruangannya ketika seorang pria tua dengan jas dokter mendekatinya.

"Zack," panggilnya dengan suara dalam dan penuh wibawa.

Zack berhenti. "Profesor Raymond?"

Profesor Raymond adalah salah satu dokter senior di rumah sakit dan juga kepala bagian di sana. Jika ia turun tangan, berarti ada sesuatu yang serius.

"Aku ingin bicara denganmu," kata Profesor Raymond. "Ikut aku."

Zack mengikuti pria itu ke ruangannya. Begitu mereka duduk, Profesor Raymond menatapnya tajam.

"Aku mendengar kabar tentang perang kecil antara kau dan gadis itu, Elly."

Zack menghela napas. "Kami hanya bersenang-senang, Profesor."

Profesor Raymond menyipitkan mata. "Sungguh? Aku melihat seorang pasien hampir tersedak karena tertawa saat kau mengejar Elly dengan suntikan vitamin. Dan kemarin, salah satu perawat hampir menjatuhkan obat karena melihat wajahmu setelah memakan sup beracun buatan Elly."

Zack terdiam. Oke, mungkin mereka memang sedikit keterlaluan.

"Kau dokter senior di sini, Zack. Harusnya kau lebih dewasa," kata Profesor Raymond. "Dan soal Elly..."

Tiba-tiba, pintu terbuka.

"AKU TIDAK BERSALAH!"

Elly masuk begitu saja tanpa mengetuk, mengangkat kedua tangannya seakan ia sedang ditangkap polisi.

Profesor Raymond menatapnya datar. "Aku bahkan belum mengatakan apa-apa."

Elly tertawa canggung. "Ehehe... reflek?"

Profesor Raymond memijat pelipisnya. "Kalian berdua. Aku tidak akan menghukum kalian. Tapi mulai sekarang, aku ingin perang konyol ini dihentikan. Rumah sakit adalah tempat untuk bekerja, bukan arena komedi."

Zack dan Elly saling pandang.

"Tapi, Profesor—"

"Tidak ada tapi."

Mereka berdua terdiam.

Profesor Raymond menghela napas panjang. "Kalau kalian masih ingin bersaing, lakukan sesuatu yang lebih produktif. Seperti, misalnya, melihat siapa yang bisa membantu lebih banyak pasien dalam sehari."

Zack mengangkat alis. "Kompetisi medis?"

Profesor Raymond mengangguk. "Gunakan energi kalian untuk hal yang lebih bermanfaat."

Elly berpikir sejenak. "Hmm... jadi, kalau aku bisa membantu lebih banyak pasien daripada Zack, aku menang?"

Profesor Raymond tersenyum. "Tepat sekali."

Elly menoleh ke Zack dengan mata berbinar. "Dengar itu, Zack? Sekarang kita lihat siapa yang lebih hebat!"

Zack mendesah. "Kalau itu yang diminta Profesor Raymond, baiklah."

Profesor Raymond tersenyum puas. "Bagus. Sekarang keluar dari ruanganku sebelum aku mengubah pikiranku dan memberi kalian hukuman sungguhan."

Zack dan Elly segera berdiri dan meninggalkan ruangan dengan cepat. Begitu mereka keluar, Elly menatap Zack dengan penuh tekad.

"Aku pasti akan menang!"

Zack tersenyum tipis. "Kita lihat saja, Elly."

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!