Pernikahan Seorang Gadis Muda Berusia 19 Tahun dengan CEO Duda Kaya Raya
Berawal dari Rencana Pernikahan Kakakku dengan Seorang CEO dingin yang berstatus sebagai Duda
Namun Karena Kesalahan Yang di Lakukan Kakaku, Membuatku harus Menerima Jika aku Harus Menggantikan Posisi Kakakku menikah Dengan CEO berhati dingin tersebut.
Pembatalan Pernikahan Yang Dilakukan Oleh Kakakku Membuat Orangtuaku Sangat sedih Dan Terancam dalam Kebangkrutan.
Apakah Aku Bisa Melanjutkan Hidupku Dengan CEO berhati dingin Tersebut, Atakah Aku Akan Menyerah
Yuk Nantikan Kisahnya
PESONA MARYAM (Maryam Albatul Rahmah)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Menghindari Fitnah
Maryam membereskan seluruh perlengkapan makan dan sisa sisa makanan yang tidak habis, dengan sesekali berbincang-bincang bersama ummi dan Abi Hanif.
Beberapa kali Abi Hanif menanyakan tentang kuliah Maryam dan bagaimana membagi waktu dengan statusnya setelah Maryam menikah.
Menanyakan tentang kondisi kesehatan kakek Amar dan nenek Halimah.
Seketika Maryam mengingat jika dirinya harus menghubungi Kakek Amar, Namun Maryam tidak ingin Abi dan Ummi Maya mengetahui jika Maryam ingin menanyakan keberadaan Reza saat ini.
"Bagaimana ya, Tidak mungkin aku menghubungi Kakek Amar sekarang, Pasti Abi dan Ummi akan berfikir tentang ini" Batin Maryam
Allahuakbar Allahuakbar... Suara adzan berkumandang
"Alhamdulillah " Ucap Maryam lirih
"Abi kita sholat berjamaah yaa" Punya Maryam kemudian
"Baik Nak, Segeralah mengambil wudhu kita sholat berjamaah disini" Jawab Abi Hanif dengan pelan.
"Baik Abi" ucap Maryam seraya berlalu menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu
Setelah berwudhu Maryam bergegas menyiapkan sajadah dan memakai mukenanya, sembari menunggu Abi Hanif berwudhu.
Ketiganya sholat berjamaah di ruangan tersebut, dengan Ummi Maya Sholat duduk di Atas tempat tidurnya, Abi Hanif yang menjadi imam dan Juga Maryam yang berada di belakang Abi Hanif. Mereka sholat persis di samping tempat tidur Ummi Maya.
Setelah melaksanakan sholat Maryam bergegas merapikan Peralatan Sholat dan Melipat kembali mukenanya.
Sedari tadi Maryam hanya berfikir untuk sesegera mungkin menghubungi Kakek Amar, dan menanyakan keberadaan Reza
Melihat hal itu Abi Hanif merasa sedikit heran, pasalnya tidak biasanya selesai Sholat Maryam bergegas bangkit, Setidaknya Maryam akan membuka mushaf Al-Qur'an sebentar meski hanya membaca beberapa ayat, namun Abi Hanif Urungkan untuk bertanya pada Maryam.
"Ohya Abi, Adakah yang perlu Maryam bawakan besok sebelum Maryam datang kesini ?" Tanya Maryam membuyarkan lamunan Abi Hanif
"Abi rasa tidak perlu nak, Lagi pula besok Ummi akan pulang" Ucap Abi Hanif
"Sebaiknya kamu menyiapkan keperluan di rumah saja Maryam, Setelah kepulangan Ummi mu nanti pasti akan ada banyak Sanak saudara kita yang berkunjung, juga para karyawan yang pasti akan datang"
"Siapkan saja Beberapa Camilan dan Makanan Kering lainya Dan jangan Lupa minuman Untuk menjamu para tamu yang akan datang nanti" Ucap Abi Hanif kemudian
"Baik Abi, Maryam akan siapkan semuanya" Ucap Maryam
"Emm.. Abi Sebelum hari mulai gelap sebaiknya Maryam segera pulang Bi" Ucap Maryam dengan sopan
"Baiklah, Apa perlu Abi antar, Atau Abi minta pak darman menjemput mu nak ?" Tanya Abi Hanif
"Tidak perlu Abi, Maryam akan pulang sendiri, Lagi pula sebaiknya Abi menemani Ummi disini" Jawab Maryam lembut dengan seulas senyum manis di bibirnya.
"Baik, Segeralah berkemas, Abi akan mengantarkan mu sampai depan" Ucap Abi Hanif
"Maryam hati-hati nak, Segera hubungi Abi atau ummi setelah sampai di rumah ya" Pinta Ummi Maya kemudian
Setelah selesai berkemas Maryam bergegas Bangkit dan Mencium punggung tangan ummi Maya dengan takzim.
"Ummi , Maryam amit dulu.. Assalamualaikum " Ucap Maryam
"Waalaikumsalam nak " Jawab Ummi Maya
Setelah berpamitan Pada Ummi Maya, Maryam dan Abi Hanif bergegas menuju Depan Rumah sakit.
Maryam dan Abi Hanif berjalan menyusuri koridor dengan beriringan, Maryam merogoh Smartphone miliknya Yang berada di saku gamis sebelah kanan untuk Memesan Taksi Online.
"Maryam!!" Ucap seseorang dari kejauhan
Dari kejauhan terlihat dokter Tama memanggilnya dan melambaikan tangan.
"Assalamualaikum pak Hanif, Assalamualaikum Maryam!" Ucap Tama dengan terengah-engah
"Waalaikumsalam" jawab keduanya
"Ada apa dokter, apakah ada sesuatu yang perlu dokter bicarakan ? Tanya Abi Hanif merasa heran
"Tidak Pak Hanif, Saya hanya ingin menghampiri Maryam" Jawab Tama sopan
"Ada apa dokter Tama mencari saya" Ucap Maryam dengan sopan dan Menundukkan pandangan
"Apa kau mau pulang? " Tanya dokter taman
"Iya dok" Jawab Maryam singkat
"Mari saya antar kan pulang, Lagi pula sudah malam tidak baik Gadis Sepertimu pulang sendiri malam-malam seperti ini" Ucap Tama.
"Tidak perlu dok,saya bisa pulang sendiri" Jawab Maryam menolak ajakan Dokter Tama.
"Tidak masalah, saya akan mengantarkan mu sampai ke rumah dengan selamat"
"Tap tapi dok,saya tidak ingin merepotkan dokter Tama " Sergah Maryam
"Saya tidak merasa di repotkan " Ucap Tama singkat
Maryam merasa sangat tidak nyaman jika harus menerima tawaran dokter Tama, Bisa jadi hal ini akan menimbulkan Fitnah diantara keduanya.
Abi Hanif yang menyadari hal itu segera memberikan pengertian pada dokter Tama, jika putrinya tidak berkenan untuk diantarkan pulang.
"Maaf dok, sepertinya Maryam telah memesan taksi online, Lagi pula akan tidak baik jika membatalkan pesanan tersebut" Ucap Abi Hanif menengahi
"Dan lagi Dokter Tama dan Maryam tidak memiliki hubungan, Abi rasa tidak baik jika pulang bersama, takut menimbulkan Fitnah dok" Tukas Abi Hanif kemudian
Mendengar penuturan dari Abi Hanif, Tama pun hanya terdiam dan menganggukkan kepala.
"Baiklah kalau begitu Saya permisi dulu, Assalamualaikum" Ucap Tama seraya berlalu meninggalkan keduanya.
Setelahnya Abi Hanif dan Maryam pun berjalan lagi menuju halaman depan rumah sakit. Disana telah terparkir Taksi Online yang sebelumnya telah di pesan Maryam
"Mba Maryam ya?" Ucap Supir taksi itu dengan sopan.
"Betul pak.." Jawab Maryam singkat
"Tunggu sebentar ya pak" Ucap Maryam kemudian
"Baik Mba" Jawab Supir tersebut
Setelah itu Maryam menoleh ke Abi Hanif untuk berpamitan dan Mencium Punggung tangannya dengan takzim.
"Abi Maryam pamit, Assalamualaikum" Ucap Maryam
"Waalaikumsalam" Jawab Abi Hanif kemudian
"Maryam!!" Ucap Abi Hanif dengan lembut.
"Iya Abi " Maryam menoleh ke arah Abi Hanif lagi sebelum masuk kedalam mobil.
"Abi rasa Kamu jangan terlalu dekat dengan Dokter Tama, Abi tidak ingin Terjadi fitnah diantara kalian" Ucap Abi Hanif lembut mengingatkan putrinya.
"Baik Abi, InshaAllah Maryam Tahu" Jawab Maryam dengan senyum manisnya.
Setelahnya Maryam berlalu dari hadapan Abi Hanif dan masuk kedalam mobil.
Beberapa saat perjalanan Akhirnya Mobil berhenti tepat di depan rumah Abi Hanif.
Maryam yang telah membayar menggunakan Gopay pun tidak perlu membayar dengan uang cash lagi.
"Terima kasih pak" Ucap Maryam dengan membuka pintu mobil
"Sama-sama mba " Jawab supir tersebut.
Maryam bergegas menuju rumah dengan sedikit berlari.
Tok tok tok
"Assalamualaikum Bi Minah, Ini Maryam" Ucap Maryam
"Waalaikumsalam Ning, Tunggu sebentar" Jawab bi Minah dadi balik pintu.
"Ning, Saya pikir Ning Maryam menginap di rumah sakit" Ucap Bi Minah dengan meraih Tas yang berisi Perlengkapan makanan yang di bawa Maryam sebelumnya.
"Nggak bi, Abi minta Maryam di rumah saja Untuk menyiapkan Kepulangan Ummi besok" Jawab Maryam
"Alhamdulillah, Jadi Ummi besok sudah boleh pulang Ning ?" Ucap Bi Minah penuh semangat
"Alhamdulillah bi, sudah" Jawab Maryam dengan seulas senyum di wajah cantiknya
"Ya sudah Maryam Ke Kamar dulu ya Bi" Ucap Maryam Seraya berlalu.
"Iya Ning, Nanti Bi Minah bawakan Makanan ke kamar Ning" Ucap Bi Minah kemudian
"Terima kasih Bi " Jawab Maryam
Bersambung
Terima kasih tetap setia Membaca tulisan Author, Mohon Dukungan dan Semangat nya ya Kak. 🙏🥰