NovelToon NovelToon
Whispers Of Ghost : The Shaman'S Secret

Whispers Of Ghost : The Shaman'S Secret

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Cinta Beda Dunia / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai / Peramal / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Seojinni_

Xin Lian, seorang dukun terkenal yang sebenarnya hanya bisa melihat hantu, hidup mewah dengan kebohongannya. Namun, hidupnya berubah saat seorang hantu jatuh cinta padanya dan mengikutinya. Setelah mati konyol, Xin Lian terbangun di dunia kuno, terpaksa berpura-pura menjadi dukun untuk bertahan hidup.

Kebohongannya terbongkar saat Pangeran Ketiga, seorang jenderal dingin, menangkapnya atas tuduhan penipuan. Namun, Pangeran Ketiga dikelilingi hantu-hantu gelap dan hanya bisa tidur nyenyak jika dekat dengan Xin Lian.

Terjebak dalam intrik istana, rahasia masa lalu, dan perasaan yang mulai tumbuh di antara mereka, Xin Lian harus mencari cara untuk bertahan hidup, menjaga rahasianya, dan menghadapi dunia yang jauh lebih berbahaya daripada yang pernah dia bayangkan.

"Bukan hanya kebohongan yang bisa membunuh—tapi juga kebenaran yang kau ungkap."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 : Seruling yang Mengikat Darah

Kegelapan itu semakin menyelimuti mereka, dan seruling yang dipegang Xin Lian mulai bergetar lebih keras, seakan merespons ancaman yang datang. Namun, kali ini, Xin Lian merasakan sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang lebih dalam, lebih kuat. Tanpa ragu, ia menggigit ujung jarinya, darah merah segar menetes perlahan ke ujung seruling yang masih bersinar samar.

Tianlan terkejut melihatnya, namun tidak sempat menghalangi. "Apa yang kau lakukan?" tanyanya, suaranya penuh kebingungan.

Namun Xin Lian hanya tersenyum licik. "Aku tidak punya pilihan lain."

Darah itu menetes ke seruling, dan seketika itu juga, seruling itu bersinar terang, lebih dari sebelumnya. Cahaya biru kehijauan yang keluar dari seruling itu mulai memancar dengan kekuatan yang luar biasa, hampir membutakan mata. Xin Lian merasakan kekuatan yang mengalir dalam dirinya, lebih besar dari yang pernah ia bayangkan.

Tiba-tiba, tanda yang ada di tangannya, yang selama ini tersembunyi, mulai bersinar terang, seakan terhubung langsung dengan seruling tersebut. Dalam sekejap, tanda itu memancar, dan sepertinya ada ikatan yang terbentuk antara darahnya dan seruling itu. "Kontrak darah," bisik Xin Lian, matanya yang tajam kini memancarkan aura yang berbeda.

Bayangan itu berhenti sejenak, merasakan perubahan yang terjadi. "Apa yang... apa yang kau lakukan?" suara itu penuh kebingungan dan ketakutan yang mulai merayap. Tanda yang terukir di tangan Xin Lian kini terlihat jelas, dan seruling itu mulai mengeluarkan suara yang sangat berbeda, sebuah melodi yang mempengaruhi seluruh ruang di sekitar mereka.

Seruling itu bukan lagi hanya alat untuk mengusir roh—ia kini menjadi senjata yang mengikat kekuatan Xin Lian dengan kekuatan yang lebih besar, lebih purba. Dalam sekejap, bayangan yang mengancam mereka mulai goyah, seolah terperangkap dalam jaring kekuatan yang tak bisa mereka hindari.

Xin Lian berdiri tegak, kini benar-benar memegang kendali. "Kau pikir aku hanya akan menggunakan kekuatan yang ada pada tubuhku? Tidak, aku punya lebih banyak cara untuk mengalahkanmu."

Tianlan menatapnya, matanya terbelalak, menyaksikan perubahan yang luar biasa pada Xin Lian. "Ini... ini luar biasa," gumamnya, tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya.

Namun, bayangan itu tidak menyerah begitu saja. Dengan kekuatan yang lebih besar, ia kembali menyerang, mencoba merobohkan mereka. Tetapi kini, Xin Lian merasakan kekuatan yang mengalir dalam dirinya semakin menguat. "Kau tidak akan bisa menang," katanya, suara penuh percaya diri, bahkan sombong. "Aku tidak akan membiarkanmu mengalahkan kami."

Seruling itu mengeluarkan suara yang semakin keras, dan bayangan itu mulai terpecah, seolah kesulitan untuk bertahan. "Apa yang... apa yang kau lakukan dengan seruling itu?" teriak bayangan itu, suara ketakutannya semakin jelas.

Xin Lian menatapnya tajam, senyum liciknya kembali terukir di wajahnya. "Aku baru saja mengikat kontrak darah dengan seruling ini. Kekuatan kami sekarang tak terpisahkan."

Bayangan itu mengerang, mencoba bertahan, namun kini ia merasa terikat, tidak bisa bergerak dengan bebas. Xin Lian merasakan kekuatan yang luar biasa mengalir melalui seruling itu, dan ia tahu, ini adalah kekuatan yang tak bisa dihentikan.

Tianlan menatapnya dengan mata penuh kekaguman dan sedikit ketakutan. "Xin Lian, kau... kau benar-benar luar biasa."

Xin Lian hanya tersenyum. "Ini baru permulaan, Tianlan."

***

Dengan suara gemuruh yang menggetarkan tanah, bayangan hitam yang mengancam mereka akhirnya hancur, menyebar menjadi serpihan-serpihan gelap yang hilang dalam sekejap. Xin Lian berdiri tegak, seruling yang masih bersinar di tangannya, sementara Tianlan hanya bisa menatapnya dengan kagum, merasakan kekuatan yang baru saja dia saksikan.

Bayangan itu, yang sebelumnya begitu kuat dan menakutkan, kini telah lenyap. Namun, meskipun ancaman itu telah berakhir, suasana masih terasa tegang. Xin Lian menghela napas panjang, matanya menelusuri reruntuhan kuil yang kini tampak lebih sunyi dan misterius.

"Gadis kecil itu?" tanya Tianlan, matanya mencari-cari di sekitar mereka.

Xin Lian memutar serulingnya, berpikir sejenak. "Dia harusnya ada di sini. Tapi di mana?"

Mereka berdua mulai mencari, melangkah lebih dalam ke dalam reruntuhan kuil yang semakin gelap. Ketika mereka berjalan lebih jauh, mereka mendapati jalan yang berliku-liku, semakin menjauh dari tempat mereka sebelumnya. Tanpa mereka sadari, mereka telah tersesat di antara tumpukan puing dan reruntuhan yang tampak tak berujung.

Namun, dalam keputusasaan itu, mereka menemukan sesuatu yang tak terduga. Di antara tumpukan batu dan serpihan kayu, ada sebuah kotak kecil yang tampak lusuh, seakan sudah lama terlupakan. Xin Lian mendekat, membuka kotak itu dengan hati-hati, dan menemukan sepasang cincin giok kuno yang terukir dengan indah.

Cincin itu terlihat sederhana namun penuh makna, dan pada bagian dalamnya terdapat tulisan yang hampir terhapus, namun masih terbaca dengan jelas: "Cincin pasangan, yang akan saling mengetahui jika satu di antara mereka terluka atau dalam bahaya. Warna cincin akan berubah sesuai dengan suasana hati mereka."

Xin Lian memegang cincin itu dengan hati-hati, matanya bersinar penuh rasa penasaran. "Cincin pasangan, huh? Menarik..." gumamnya, meskipun dia merasa sedikit ragu dengan konsep itu. Namun, dia tahu bahwa cincin ini bisa menjadi alat yang berguna, sesuatu yang bisa menguntungkan dirinya.

Tianlan yang berdiri di sampingnya, melihat cincin itu dan tanpa berpikir panjang, mengambil satu cincin dan memakaikannya di jari Xin Lian. "Ini akan melindungimu," katanya dengan suara serius, meskipun matanya tampak lembut. Momen itu terasa sejenak, ketika keduanya saling bertukar pandang, dan Xin Lian bisa merasakan sedikit kehangatan dari tindakan tersebut.

"Terima kasih, Jenderal," kata Xin Lian, meskipun suaranya masih terdengar sedikit sinis, tetapi ada sedikit kelembutan yang tidak biasa di dalamnya.

Mereka melanjutkan perjalanan mereka, berjalan semakin jauh, dan akhirnya menemukan jalan keluar dari reruntuhan kuil yang penuh misteri itu. Saat mereka keluar, mereka melihat pemandangan yang mengejutkan—Xiao Chuan, yang tampak sangat cemas, memegangi gadis kecil yang terkulai lemah di tangannya.

"Kalian menghilang begitu saja!" teriak Xiao Chuan dengan panik, matanya penuh kekhawatiran. "Aku masuk ke sini dan menemukan gadis ini terjatuh, sepertinya dia lemah sekali. Aku takut kalau sesuatu terjadi padanya!"

Xin Lian dan Tianlan langsung mendekat, dan Xin Lian bisa merasakan ketegangan yang menyelimuti Xiao Chuan. Gadis kecil itu tampak pucat, tubuhnya lemah, dan wajahnya menunjukkan tanda-tanda ketakutan yang mendalam. Sepertinya, suasana di dalam reruntuhan itu benar-benar memberi dampak buruk pada gadis kecil tersebut.

"Dia akan baik-baik saja," kata Xin Lian dengan suara tenang, meskipun dia sendiri merasa cemas. "Kita harus segera keluar dari sini."

Mereka bergegas membawa gadis kecil itu keluar dari reruntuhan, dan begitu mereka sampai di luar, udara segar menyambut mereka. Namun, meskipun mereka telah keluar dari tempat yang penuh bahaya itu, Xin Lian tahu bahwa ini baru permulaan. Masih ada banyak misteri yang harus mereka hadapi, dan cincin pasangan giok kuno itu mungkin hanya sebagian kecil dari apa yang menanti mereka.

"Apa yang sebenarnya terjadi di sini?" Tianlan bertanya, suaranya penuh kebingungan.

Xin Lian hanya tersenyum tipis, menatap cincin di jarinya. "Aku belum tahu, Jenderal. Tapi kita akan mencari tahu."

Dengan itu, mereka berempat melangkah pergi, meninggalkan reruntuhan kuil yang penuh rahasia, sementara di dalam hati Xin Lian, ada rasa penasaran yang semakin mendalam. Cincin pasangan itu bukan hanya sebuah simbol—itu adalah kunci yang mungkin membuka banyak pintu yang tersembunyi di masa depan.

***

Saat mereka melangkah lebih jauh dari reruntuhan kuil, suara bisikan halus yang datang dari kegelapan terdengar lagi, seperti angin yang berdesir di telinga Xin Lian. "Kalian belum selesai... ini baru permulaan..."

Xin Lian mendengus keras, ekspresinya penuh kebosanan. "Serius, lagi-lagi ini?" katanya dengan nada sarkastik, wajahnya menunjukkan kejenuhan yang mendalam. "Apakah semua roh kuat di dunia ini punya skrip yang sama? Kalian selalu bilang itu—'belum selesai', 'baru permulaan'. Kalau begitu, kapan kita bisa benar-benar selesai?"

Tianlan menatapnya dengan sedikit terkejut, namun Xin Lian hanya melanjutkan langkahnya, tidak peduli dengan ancaman yang terdengar. "Aku sudah cukup mendengar omong kosong seperti itu. Aku lelah dengan permainan ini."

Namun, meskipun kata-katanya penuh keyakinan, ada sesuatu yang berbeda di matanya—sebuah ketegangan yang tidak bisa disembunyikan. "Tunggu saja, kita akan selesaikan semuanya," bisiknya, seolah menantang roh yang masih mengintai mereka.

Keheningan kembali menyelimuti mereka, tetapi perasaan aneh yang menggelayuti Xin Lian semakin kuat. Apa yang sebenarnya mereka hadapi?

1
Seojinni_
good
Ao_Ao_
semakin menarik kak, lanjut
Ao_Ao_
Tianlan yg terfitnah /Facepalm/
Ao_Ao_
mulai deh mulai /Facepalm/
Ao_Ao_
betullllll, aku suka MC yg realistis gini gak terlalu masalalu /Kiss//Kiss//Kiss/
Ao_Ao_
lawak banget dia nih, aku bahkan gak tau siapa aku? /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ao_Ao_
lanjuttttt kak
Ao_Ao_
Aku suka banget yg MC nya licik licik gini /Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Ao_Ao_
Yaaa bener sihhh tapi gak gitu juga kali /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ao_Ao_
Kasian banget lian Thor
Ao_Ao_
🤣 ngakak banget
Ao_Ao_
aku suka semua cerita kakak
Arix Zhufa
Alur ceritanya lain daripada yg lain 😄
Seojinni_: 🤣 Ide author emg suka out of the box
total 1 replies
Arix Zhufa
semangat thor
Arix Zhufa
semangat up nya thor
Arix Zhufa
cerita yg berbeda dr novel lain nya...seruuu
Seojinni_: Perdukunan 😎
total 1 replies
Arix Zhufa
aq kesini thor...
awal yg menarik 😍
Seojinni_: Wow terimakasih kakak 😘💕
total 1 replies
Ayu Septiani
waaah xin lian di kuntit hantu jendral
Seojinni_: Tapi hantunya ganteng kak 🤭
total 1 replies
Arix Zhufa
Dasar orang tua tak tau diri...enak saja setelah anak nya dewasa & sukses baru mereka mencari
Seojinni_: Iya banyak jg ortu kyk gini di real life kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!