Dunia Selina tiba-tiba berubah sejak kecelakaan yang Merenggut nyawa Mama nya. Ia bahkan mengalami buta mata setelah kejadian itu. Tidak sampai di sana. Sang Papa menyalahkan nya karena dia lah sang Mama meninggal.
Selina di jual pada seorang Pria. Ibu tiri yang jahat berada di belakang semua itu. Namun tanpa di sadari, ia malah jatuh cinta pada seorang Pria ke-jam yang sudah banyak Merenggut nyawa manusia.
Bagaimana kisah Selina selanjutnya? Semua ada di novel ini. Selamat membaca semua nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
"Kalau begitu. Kami akan ke rumah nenek sebentar. Ada sesuatu yang harus kami ambil."
Damian langsung berjalan cepat sambil menggandeng tangan Selina. Selina yang tahu jika Damian terburu-buru, langsung mempercepat langkah nya sambil sesekali mengedarkan pandangan nya ke samping.
Ia seperti mendengar suara seseorang. Dari arah yang berlawanan. Telinga Selina tidak mungkin salah.
"Sayang, berhenti."
"Ada apa, Selina?"
"Aku ingin buang air. Temani aku sebentar saja. Tadi, di mobil aku kebanyakan minum."
Damian berpikir keras. Ia heran pada istri nya itu. Mengapa Selina malah berbohong. Padahal tadi di mobil, Selina sama sekali tidak minum.
"Baiklah kalau begitu, sayang. Ayo aku temani."
Damian membawa Selina ke kamar mandi yang ada di ruang belakang. Adapun Rumah Ibu nya Damian dan nenek nya, berada di dalam satu pekarangan.
Rumah nenek nya berada di belakang rumah utama. Nenek nya Damian tidak suka hidup mewah. Ia lebih suka tinggal di rumah sederhana dan bisa menanam banyak sayuran juga bunga-bunga indah di halaman rumah nya.
"Ibu mau ikut buang air juga?" Tanya Damian saat melihat Ibu nya mengikuti mereka.
"Eh, bukan begitu. Ibu cuma mau menemani kalian."
"Menemani kami? Untuk apa? Kami sudah menikah. Walaupun berbuat mesum di kamar mandi ya sah aja. Ibu jangan terlalu berpikir yang aneh-aneh deh."
"Eh, bukan itu maksud Ibu. Ibu kan hanya mau perhatian saja dengan kalian."
"Nggak salah? Bukan nya tadi wajah Ibu tak senang ketika kami berada di sini. Ibu ini aneh deh. Wajah nya bisa berubah kayak gitu. Udah deh, Bu. Sana pergi, nyari kegiatan lain. Jangan ganggu kami."
Ibu nya Damian yang kesal, akhir nya benar-benar pergi. Tidak ada guna nya berada di samping Damian. Ia akan sakit hati ketika mendengar Damian berbicara.
Saat Selina masuk ke dalam kamar mandi, ia juga menarik suami nya itu untuk masuk ke dalam.
"Selina, kita mau ngapain? Aku tadi cuma bercanda, ngomong ke Ibu seperti itu."
Selina tidak menjawab. Ia pun mendekatkan bibir nya ke telinga Damian. Damian senang sekali. Ia berpikir jika Selina akan mencium nya.
Tapi ternyata tidak. Selina seperti itu ingin membisikkan sesuatu di telinga Damian.
"Aku seperti mendengar suara nenek di sebelah sana. Apakah di samping rumah Ibu ada rumah lagi."
Damian terkejut. Ia tidak menyangka jika pendengaran Selina begitu ta-jam.
"Ada. Itu adalah tempat tinggal para pekerja di rumah ini. Akan tetapi, apa yang nenek lakukan di sana?" Ucap Damian sambil berpikir.
"Bagaimana jika Nenek di paksa ke sana. Nenek sudah tua sayang. Nenek sudah tidak kuat lagi untuk melawan mereka. Ya walaupun di keluarga ini, Nenek lah yang masih berkuasa. Namun, pasti ada sesuatu."
"Apa Ibu tahu akan hal ini? Melihat ia terus mengikuti kita sampai ke sini. Jika memang seperti itu, pasti ada sesuatu yang tak beres. Atau jangan-jangan, Jacob ke sini."
Damian menatap ke arah istri nya. Namun wajah istri nya tanpa ekspresi. Ternyata Selina malah sedang mendengarkan suara itu lebih jelas lagi.
"Ayo kita ke sana. Ibu sudah pergi jauh."
Damian dan Selina langsung pergi ke tempat itu. Benar saja, Jika Ibu nya Damian memang sudah tidak ada lagi di sekitar mereka.
Damian dan Selina tiba di rumah itu tidak lama kemudian. Walaupun itu adalah rumah para pekerja, tapi rumah itu lumayan bagus untuk para pekerja.
"Nek, lupakan Damian. Cucu Nenek bukan hanya Damian saja. Masih ada kami yang akan selalu mendukung Nenek."
"Itu benar, Nek. Kenapa Kakek dan Nenek hanya menyayangi Damian? Nenek masih punya cucu lain selain orang gila itu."
"Ini lah alasan nya. Karena Damian tidak akan memperlakukan Nenek seperti ini. Walaupun kalian bilang dia Gila, tapi dia sangat lembut dan baik sikap nya pada Nenek."
"Jadi nenek memilih untuk tidak memihak kami?"
"Nenek tidak memiliki kuasa. Bagaimana Nenek bisa memihak kalian?"
"Nenek bohong. Sekarang telpon Damian dan katakan Nenek mau mengambil kembali Cap keluarga kita. Nek, Damian tidak pantas. Dia selalu berbuat sesuka hati nya."
"Tidak akan. Cap Keluarga memang lebih cocok di pegang oleh nya."
"Nek, aku akan segera menikah. Tanpa Cap Keluarga itu, calon ku tidak mau menikah dengan ku. Tolong kasihani aku, Nek."
"Itu tanda nya calon Istri mu tidak tulus mencintai mu. Lupakan. Cari saja wanita lain."
"Jadi Nenek masih bersikeras? Jangan salah kan kami jika Nenek di temukan ma-ti besok."
"Lebih baik begitu."
"Oh, tidak semudah itu. Setelah Nenek mati, kami akan membuat surat palsu dan dengan sidik jari Nenek yang sudah mati itu, kami bisa mengambil kembali Cap Keluarga dan juga Organisasi Naga Kembar."
"Kalian! Memang Cucu yang tak tahu diri! Jika Kakek kalian masih hidup, Beliau akan sangat kecewa."
Hahahaha
"Orang tua itu sudah lama mati. Kami yang menjebak nya. Nek, Selamat bertemu dengan Kakek."
Sebuah racun akan di suntikkan oleh salah satu sepupu Damian pada Nenek nya. Namun, saat jarum suntik itu akan mengenai kulit sang Nenek, tiba-tiba saja jarum itu malah terkena salah satu sepupu Damian.
Agh,,,,
"Bagaimana mungkin aku yang tertusuk. Tolong aku. Tolong. Kau."
"Iya. Ini aku. Salam kenal." Ucap Selina.
Saat ini ia sedang berusaha membangunkan Nenek nya Damian. Ternyata tidak mudah. Sang Nenek tangan dan kaki nya di rantai. Selina begitu sedih. Air mata nya langsung menetes.
"Jangan sedih sayang ku. Nenek tidak apa-apa."
Hahahaha
"Berani sekali kau datang ke sini sendirian. Apa kau cari mati? Aku tak peduli kau adalah Istri nya Damian. Saat ini, kau telah menantang kami."
Selina mendengar, ada beberapa suara Pria di sana. Namun, ada seseorang juga yang duduk diam dan tak bersuara. Selina masih bisa mendengar kan deru nafas nya.
Tidak lama kemudian, Tubuh Selina melesat dengan cepat. Secepat angin. Dan dia sedang mence-kik leher wanita itu.
"Kenapa sejak tadi kau hanya diam saja, Nona?"
Agh,,
"Lepaskan aku. Sayang, tolong aku." Ucap wanita itu.
"Takkan ku biarkan kau lepas. Kecuali, kalian membuka rantai itu terlebih dahulu."
"Selina, kau hanya sendiri. Dan kau berani melawan kami semua?"
"Tidak. Aku hanya perlu mema-tahkan leher Nona ini. Dan semua nya, selesai."
Selina menjam-bak dengan kuat rambut wanita itu sampai setengah botak. Bukan itu saja, kepala wanita itu pun di ben-turkan ke dinding beberapa kali.
Semua Pria yang ada di sana, begitu terkejut saat melihat keganasan Selina.
"Hentikan, Selina. Aku akan membuka rantai Nenek."
"Lakukan dengan cepat sebelum aku membunuh nya. Aku tak kan diam sampai Nenek baik-baik saja."
Selina langsung mematahkan satu persatu anak jari Nona manja itu. Sang calon suami dengan cepat membuka rantai yang mengikat Nenek nya.
Cklek
Terdengar suara keempat rantai yang telah di buka. Selina pun langsung berlari dengan cepat untuk menarik Nenek nya Damian.
Akan tetapi, Selina kecolongan. Rantai itu masih ada. Dan ternyata, leher Sang Nenek masih terantai.
"Ini lah kelemahan wanita buta. Kau tidak akan pernah bisa melihat."
Hahahaha
hmm makasih ya Thor karna karya mu sangat bagus dan juga menghibur
bagai mana seorang ayah tega dgn ank sndri menyeret ddlm keaadan buta
bhkn yg mwmbuat buta ya ayah kndg sndri bhkanndgn tega menjual nya hadehh rasakan skrg
ampuuuunn Selina....
aku faham sakitmu, akufaham bencimu akupun faham dendammu tapi aku terkejut dgn tindakanmu Selin sayang, kupikir kita congkel saja mata Selin dan Wira... ternyata yg kau congkel anak haram Visia&Wira
semangat Selin