NovelToon NovelToon
My Lovely Pilot Forever

My Lovely Pilot Forever

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: RUDW

Kisah ini mengisahkan tentang seorang gadis lugu dan seorang pilot playboy yang saling jatuh cinta. Pertemuan pertama mereka terjadi di dalam pesawat, ketika sang pilot memenuhi permintaan sepupunya untuk mengajak seorang gadis lugu, ke kokpit pesawat dan menunjukkan betapa indahnya dunia dari ketinggian, serta meyakinkannya untuk tidak merasa cemas. Tanpa diduga, pertemuan ini justru menjadi awal dari kisah mereka yang dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RUDW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menutup Mulut Karyawan Julid

Suara tepukan tangan bergema di ruang rapat lantai sepuluh. Tim marketing baru saja menyelesaikan presentasi tentang hasil pengiriman dan distribusi barang selama dua bulan terakhir.

Di antara mereka, Clarissa berdiri dengan tenang, meski dalam hatinya masih tersisa sedikit ketegangan. Persiapannya begitu mendadak—jadwal pertemuan yang seharusnya berlangsung minggu depan tiba-tiba dimajukan lima hari lebih cepat.

Namun, hasil kerja kerasnya tidak sia-sia.

"Good job, Clarissa. Kamu melakukan tugas dengan sangat baik," puji Jonathan dengan penuh apresiasi.

Kross, sang manajer pemasaran, mengangguk setuju. "Ya, Clarissa memang berbakat, Tuan."

Mendengar itu, Clarissa merasa lega. Setidaknya, pujian ini cukup untuk membungkam karyawan yang gemar bergosip tentang dirinya.

Di sudut ruangan, Mirabella tersenyum puas. Keputusannya mendesak Jonathan untuk mempercepat pertemuan ini ternyata tepat. Ia ingin membuktikan kepada semua orang bahwa Clarissa mampu bekerja dengan baik, bahkan dalam kondisi mendadak.

Respon karyawan pun berubah. Mereka yang sebelu mencemooh, kini berbalik memuji. Beberapa bahkan terang-terangan mengakui kemampuan Clarissa.

Clarissa hanya menghela napas pelan. "Begitulah manusia," batinnya. "Gampang memuji, gampang pula mencela."

Sore harinya, setelah jam kerja berakhir, Clarissa mampir ke supermarket untuk berbelanja kebutuhan dapur. Saat tengah memilih bahan makanan, suara seseorang memanggil namanya.

"Clarissa!"

Ia menoleh dan mendapati Nathaniel, salah satu sahabat Xander, berdiri tak jauh darinya.

"Hai, Kak. Lama tidak bertemu. Apa kabar?" sapanya ramah.

"Ya, seperti yang kamu lihat. Saya baik. Bagaimana denganmu?"

"Saya juga baik, Kak."

Saat keduanya mengobrol santai, Mirabella tiba-tiba muncul dari lorong lain sambil mendorong troli belanja. Clarissa sempat terkejut melihat sahabatnya di sana. Mirabella bukan tipe yang suka berbelanja sendiri—biasanya, ia hanya menemani Clarissa atau Mommy Catherine.

"Mira, kamu di sini juga? Dengan siapa?" tanyanya heran.

Sebelum Mirabella sempat menjawab, Nathaniel sudah lebih dulu menyela sambil melingkarkan lengannya di pinggang Mirabella.

"Dia datang bersamaku."

Clarissa terdiam sejenak. Ada sesuatu yang terasa berbeda. Namun, ia segera menepis pikiran aneh yang mulai merayap di benaknya.

Mereka melanjutkan belanja, lalu menuju kasir setelah semua kebutuhan terpenuhi. Clarissa hanya bisa memperhatikan Mirabella dan Nathaniel yang pulang bersama, sementara pikirannya terus bertanya-tanya.

"Ada apa di antara mereka?"

Namun, ia segera menggelengkan kepala. "Ah, tidak perlu dipikirkan. Lagipula, Mirabella memang dekat dengan semua sahabat Kak Jonathan."

Malam itu, setelah sampai di mess, Clarissa langsung sibuk di dapur. Ia memang lebih suka memasak sendiri daripada makan di luar. Saat sedang memanggang kentang, ponselnya berbunyi.

Ting!

Sebuah pesan masuk dari kontak bernama "Orang Gila."

Clarissa terkekeh pelan. Ia lupa mengubah nama kontak itu. Kalau Xander tahu, apakah pria itu akan marah, ngambek, atau justru biasa saja?

Tidak penting, pikirnya. Yang lebih menarik adalah isi pesannya.

"Hai, sedang apa?"

Clarissa tersenyum. Belakangan ini, Xander semakin sering mengirim pesan. Apakah dia tidak takut ketahuan oleh pacarnya?

Namun, tetap saja, ia membalas. "Sedang memasak."

Tidak butuh waktu lama, balasan datang. "Masak apa?"

"Kentang panggang dan roti keju."

"Wow, pasti enak. Boleh aku mencoba?"

Clarissa mengangkat alis, sedikit heran. Biasanya, Xander menggunakan sapaan "saya," tapi kali ini ia berubah menjadi lebih santai.

"Tentu boleh. Kalau Kakak di sini, aku pasti akan berbagi," balasnya tanpa berpikir panjang.

Namun, balasan berikutnya membuat matanya membesar.

"Baiklah. Kalau gitu, tunggu aku di sana."

Clarissa terdiam. "Dia bercanda, kan?"

Tidak mungkin Xander serius datang ke mess. Bukankah dia seharusnya sedang bertugas di luar negeri?

Namun, kurang dari dua puluh menit kemudian, ketukan terdengar di pintu.

Tuk-tuk-tuk!

Clarissa mengernyit. Mirabella, kah? Atau… tidak mungkin… Xander?

Ia membuka pintu, dan jantungnya seakan berhenti berdetak.

"K-Kak Xander?"

Di hadapannya, pria itu berdiri dengan seragam pilotnya yang masih rapi. Wajahnya tampak lelah, tetapi senyum cerah terukir di bibirnya.

"Hai. Boleh aku masuk?" tanyanya santai.

Clarissa masih tertegun. Xander melambaikan tangan di depan wajahnya.

"Hei, kok bengong?"

"Ehh… iya, Kak. Kenapa tadi…?"

"Boleh masuk tidak? Katanya mau berbagi makanan."

Setengah ragu, Clarissa membuka pintu lebih lebar. Xander langsung masuk dan menuju dapur, duduk di kursi dengan santai.

"Wah, sudah matang rupanya. Apakah ini untukku?" tanyanya penuh minat.

"Aku juga belum makan, Kak," balas Clarissa tenang, memberi isyarat bahwa makanan itu bukan hanya untuknya.

"Baiklah. Kalau begitu, kita makan bersama. Aku kelaparan. Begitu turun dari pesawat, aku belum sempat makan."

Clarissa memperhatikannya diam-diam. Xander masih mengenakan seragam pilotnya. Entah kenapa, pria itu terlihat sangat mempesona malam ini.

Saat ia menyiapkan piring tambahan, pikirannya mulai bertanya-tanya. "Apa Xander benar-benar datang ke sini karena ingin menemuiku?"

Namun, sebelum ia menemukan jawabannya, suara Xander membuyarkan lamunannya.

"Ini enak. Aku suka," pujinya setelah mencicipi masakan Clarissa.

"Syukurlah kalau Kakak suka. Masih ada lagi kalau mau nambah."

Xander tentu tidak menolak. Dengan lahap, ia menyantap hidangan di hadapannya.

Setelah selesai makan, Xander bersikeras membantu Clarissa mencuci piring meski sempat ditolak. Malam pun semakin larut, tetapi Xander belum juga menunjukkan tanda-tanda ingin pulang.

Ia malah duduk di sofa, menonton televisi bersama Clarissa.

Hening mulai mengisi ruangan. Clarissa sudah kehabisan bahan obrolan. Matanya mulai terasa berat, sementara Xander diam-diam menatapnya dengan perasaan yang sulit ia ungkapkan.

Lalu…

Duk.

Xander merasakan sesuatu menyentuh pundaknya. Ketika menoleh, ia mendapati kepala Clarissa bersandar di sana. Gadis itu tertidur tanpa sadar.

Senyum tipis terukir di bibirnya.

"Manis," gumamnya pelan.

Namun, saat menyadari posisi Clarissa tidak nyaman, Xander perlahan mengangkatnya dan membawanya ke kasur. Ia menatap wajah tenang gadis itu sebelum akhirnya berbisik lirih.

"Selamat malam, Clarissa."

Cup

Cup

1
RUDW
Hallo semua, Karya baru saya sudah launching. Jangan lupa dukung ya. Like, koment, vote yang banyak. Terima kasih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!