Pasangan rumah tangga Kisman dan Mawar kehilangan anak satu-satunya karena sakit. Mereka tidak bisa menerima kenyataan pahit dan menginginkan putri mereka kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehidupan yang Baru
Kembalinya Seroja ke dalam hidup Kisman dan Mawar tidak hanya menyuburkan hati mereka yang telah gersang.
Pulangnya Seroja meski dengan berbagai catatan tetap saja membuahkan hal baru bagi kehidupan pasangan suami istri yang sempat kehilangan arah pegangan.
Dengan adanya Seroja di tengah mereka, Kisman dan Mawar kembali bersemangat untuk menata ulang hidup.
Seroja tidak hanya sekedar sebagai pembakar api harapan saja. Tapi kehadiran Seroja untuk kedua kalinya di dalam rumah itu juga turut menghadirkan tuah keberuntungan.
Dengan uang hasil curian yang masih tersisa cukup banyak Kisman dan Mawar memutuskan untuk membuka sebuah usaha warung angkringan. Tempat berjualan makanan yang mereka buka setiap malam habis magrib di halaman depan rumah mereka sendiri.
Hasilnya sedikit demi sedikit angkringan malam Kisman mulai ramai didatangi oleh para pembeli.
Angkringan Kisman pun lambat laun berubah menjadi yang paling disukai sebagai tempat berkumpul warga desa baik dari kalangan muda-mudi hingga para orang tua.
Dari jam buka setelah magrib sampai mau tutup menjelang subuh ada saja yang makan di tempat Kisman atau hanya sekedar minum kopi sembari ngobrol ngalor-ngidul di angkringan.
Orang-orang kampung seperti sudah melupakan peristiwa yang diperbuat oleh Kisman dan Mawar tempo dulu. Warga kembali ramah dan bersikap adil kepada pasangan rumah tangga itu.
Warung angkringan Kisman laris manis dan jadi tempat idola.
Terpal berwarna orange menaungi gerobak panas tungku arang. Sajiannya meliputi nasi kucing, goreng-gorengan dan sate-satean. Minumnya ada kopi, teh, jahe, dan susu.
Tempat itu semakin hari semakin bertambah ramai. Orang-orang yang makan di sana juga banyak yang datang dari luar desa.
*
Sehari-hari di rumah Kisman,
Di waktu pagi hanya Mawar yang sepenuhnya terbangun. Ia menyiapkan segala kebutuhan untuk berjualan di malam nanti.
Mulai dari belanja bahan makanan sampai masak-masak Mawar lah yang mengerjakannya sendiri. Semua yang dijual di angkringan mereka adalah homemade dari tangan Mawar.
Sedangkan Kisman yang biasanya bangun di siang hari akan membantu Mawar di dapur sebisanya.
Tugas utama Kisman adalah berjualan dari waktu buka sampai tutup. Dimulai dari menjelang magrib ia sudah harus bersiap-siap.
Lalu dimana Seroja yang telah hidup lagi?
Seroja anak mereka akan tidur dengan lelap di waktu pagi. Anak perempuan itu tidur di dalam kamar yang tertutup rapat dan gelap tanpa sedikit pun cahaya yang diperbolehkan untuk masuk.
Seroja akan bangun di waktu magrib bersamaan dengan bapaknya yang mulai berjualan.
Di malam harinya Seroja akan mencuri waktu untuk bisa bermain dengan ibu dan bapaknya.
Terutama bersama Mawar. Selayaknya seorang anak kecil. Dari bangun tidur Seroja akan selalu menempel ibunya.
Seroja baru akan melepaskan Mawar ketika sudah larut malam. Ketika ibunya sudah terlalu lelah dan jatuh tertidur.
Selanjutnya Seroja di sisa malam itu akan bermain sendirian. Berlarian kesana kemari di dalam rumah atau pun di luar sekitar rumah. Ia tidak diperbolehkan untuk main jauh-jauh dan selalu berada dalam pengawasan Kisman.
Kisman sambil berjualan selalu memantau keadaan anaknya terlebih ketika sudah lewat tengah malam.
Sebelum matahari terbit baru lah Seroja akan masuk ke dalam kamarnya untuk mengulang tidur lagi.
Sampai detik ini Kisman dan Mawar masih merahasiakan keberadaan Seroja di rumah mereka kepada siapa pun.
Dan selamanya akan tetap mereka rahasiakan dari siapa pun.
*
Pada suatu malam minggu yang telah terlalu malam di angkringan Kisman,
Ada beberapa pemuda yang masih betah nongkrong di tempat itu karena nasib mereka belum sukses punya kekasih.
“Siapa itu pak Kisman?”,
“Ada anak kecil masuk ke dalam rumah”,
Tanya salah seorang pemuda yang tidak sengaja melihat Seroja yang sedang bermain.
“Oh… itu keponakanku”,
“Kebetulan sedang menginap di sini”, jawab Kisman.
Meski jawaban itu terdengar tidak masuk akal untuk jam dua belas malam yang sudah lewat.
Begitulah alasan Kisman ketika ada orang yang tidak sengaja melihat Seroja yang tengah berkeliaran.