NovelToon NovelToon
Love Stalker Syndrome

Love Stalker Syndrome

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / CEO / One Night Stand / Bad Boy / Office Romance
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Tyarss_

Milan selalu punya ide gila untuk selalu menggagalkan pernikahan Arutala. semua itu karena obsesinya terhadap Arutala. bahkan Milan selalu menguntit Arutala. Milan bahkan rela bekerja sebagai personal asisten Arutala demi bisa mengawasi pria itu. Arutala tidak terlalu memperdulikan penguntitnya, sampai video panasnya dengan asisten pribadinya tersebar di pernikahannya, dan membuat pernikahannya batal, Arutala jadi penasaran dengan penguntitnya itu, ia jadi ingin lebih bermain-main dengannya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tyarss_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Behind His Obsession

Merasakan tepukan di bahunya, membuat Milan membuka matanya. Menguap cukup lebar. Lalu merentangkan kedua tangannya. Meregangkan ototnya yang terasa kaku. Lelah karena merasa kurang tidur.

"Aku nelponin kamu dari tadi. Pantes aja ga ada jawaban. Kamunya masih tidur gini." Dumal Lyra.

"Emang sekarang pukul berapa?" tanya Milan setelah mengumpulkan kesadarannya. Ia menelurusi kamarnya. Kosong. Tidak ada Arutala. Sejak kapan pria itu pergi? Milan terlalu lelap dalam tidurnya sampai tidak merasakan kepergian pria itu.

"Sekarang hampir jam dua belas siang. Aku tunggu kau di pantry. Bergegaslah." Lyra memberikan waktu untuk Milan membersihkan diri. Sementara dirinya menunggu di luar kamar.

Membuat secangkir teh hangat mampu menenangkan otaknya yang terasa tegang akibat berpikir terlalu keras. Perlahan Lyra mencium aroma tehnya.

"Ahhh." Desahnya ketika merasakan sensasi hangat yang menyapa tenggorokannya.

Milan menghampirinya sambil matanya menelusuri sekitar. Lyra paham maksud dari tingkah Milan itu.

"Arutala sudah pergi. Jika kau mencari keberadaannya. Dia sudah tidak ada di sini ketika aku sampai." Jelasnya. "Dan sepertinya sebelum pergi, dia sempat membuatkan mu sarapan."

Menyodorkan sepiring pancake dengan beberapa sosis serta telur mata sapi. "Dan untuk tehnya. Itu buatanku." Lyra tersenyum di akhir kalimatnya.

Milan murung. Dia menatap sarapannya dengan tatapan sayu. Lyra yang melihat perubahan mood Milan menghela napas.

"Sepertinya kau kecewa karena Arutala yang meninggalkanmu?" komennya.

"Tidak juga. Aku hanya sedang tidak berselera." Sanggah Milan. Sambil mengambil potongan pancake dan memakannya.

"Benarkah aku tidak yakin itu. Apa kau masih tidak bisa melihat kepedulian pria itu terhadapmu sangat tinggi? Dia bahkan rela meninggalkan teman kencanya hanya untuk merawatmu?" penjelasan dari Lyra membuat Milan diam.

Lyra kembali berbicara. "Buktinya, dia membuatkan mu sarapan. Dan ini, dia menulis note untukmu." Memberikan secarik note dengan tulisan tangan.

'Aku sedang ada urusan mendesak. Makanlah dan beristirahatlah. Hari ini kau libur kerja.'

Begitulah kalimat yang tertulis. Tapi tidak membuat Milan merasa lega.

"Aku masih belum tau kenapa kau begitu terobsessi padanya. Kau mau menceritakannya sekarang?" ujar Lyra. Menuntut penjelasan.

Milan menggigit bibir bawahnya. Matanya terpejam. Otaknya mengingat kembali masa itu. Yang masih begitu sangat jelas terekam di ingatannya.

"Aku akan menceritakannya padamu."

Masa itu, masa dimana Milan menjadi seorang siswi baru di Regency International School. Milan baru pindah beberapa bulan di tepat itu. Dia memilih untuk menyindiri dan tidak banyak terlibat dalam pergaulan para sisiwi di sana. Tidak banyak yang tau tentang identitas Milan. Membuat Milan mendengar desas desus jika dirinya di gosipkan sebagai siswi beasiswa. Mungkin itu juga yang membuat tidak banyak murid mengajaknya berbicara.

Keberadaan Milan membuat salah satu seniornya menyukainya. William merupakan kapten team basket sekolah. Salah satu murid terpopuler. Dan lagi, dia merupakan anak dari seorang artis ternama. Wajah tampannya mendukung kepopularitasannya di sekolah itu.

"Sorry Vio. I love her." Terang William. Memutuskan hubungannya dengan Viola.

"Are you kidding me right now?" Viola menatap penuh ketidak percayaan pada pria di hadapannya. "Kau memutuskan ku demi murid beasiswa itu? Gadis yang tidak jelas asal usulnya? Yang bahkan dia tidak pantas untuk bersaing denganku?"

Willian dan Viola adu cekcok di pinggir lapangan basket. Membuat orang-orang penasaran dan siap menjadikan hal itu sebagai bahan gossip panas.

"Bukan hanya karena gadis itu. Tapi kita tidak pernah sejalan. Sekali lagi maafkan aku Vio." Ujar William dengan keputusan bulatnya. Meninggalkan Viola dengan rasa malu dan kemarahan yang terkumpul dalam diri wanita itu.

Milan yang saat itu sedang berjalan menuju perpustakaan melihat para siswi begitu ramai berkumpul melihat penuh minat pada lapangan basket. Hanya sekilas Milan melirik, dan tidak penasaran dengan apa yang terjadi.

"Hey Milan." Sapa seorang pria yang baru saja keluar dari lapangan basket. Dan milan yakini pria inilah yang menjadi pusat perhatian tadi.

Milan tidak balas menyapa. Apalagi sekedar menunjukkan senyuman. Dia konsisten memasang wajah datarnya.

"Where are you going? Can I come with you?" tanya pria yang Milan tidak ketahui namanya itu. Dan anehnya pria itu justru mengetahui namanya.

"Sure." Balas Milan singkat. Lantaran saat ini mereka menjadi pusat perhatian. Dan Milan tidak ingin terlalu berlama-lama di perhatikan orang.

Viola melihat geram kearah mereka berdua. Kedua tangannya terkepal kuat. Tidak terima karena William menolaknya demi gadis yang tidak ada artinya itu.

Hari berikutnya, seniornya itu semakin gencar mendekati Milan. Dan sekarang Milan sudah mengetahui nama pria itu. Milan hanya beberapa kali membalas obrolan William. Kerap kali William memilih duduk di sampingnya saat makan di kantin. Itu sedikit menganggu Milan karena orang-orang mulai melihat keberadaanya. Apalagi Milan sudah mendengar desas desus tentang putusnya hubungan Willian dan Viola karena dirinya. Tapi Milan tidak peduli akan hal itu.

Saat itulah Milan mulai mendapat perlakuan buruk dari Viola dan teman-teman wanita itu. Mulai dari menyenggolnya dengan sangat keras saat mereka tanpa sengaja berpapasan. Membuat Milan hampir terjatuh. Dan kadang Milan mendapat tatapan mengntimidasi dari orang-orang. Seolah dialah penjahatnya disini.

Dan kemarahan Viola memuncak saat William membela Milan. Hal itu membuat Viola menarik Milan yang sedang berjalan di koridor sendirian.

"Ikut!!" Viola menarik kasar lengan Milan.

Milan diam tidak melakukan pemberontakan. Viola mendorong tubuh Milan cukup keras ke dalam gudang.

"Akan ku pastikan kau tidak akan pernah hidup tenang di sekolah ini! Anak miskin ga pantes berada di sekolah ini! Sadar diri itu penting! Mahkluk rendahan!" setelah mengatakan kalimat ejekan itu Viola menutup pintu dan menguncinya.

"Apa kita akan membiarkannya terkunci semalaman?" tanya salah satu teman Viola.

"Tidak. Mungkin hanya sampai nanti pulang sekolah. Setidaknya ini akan membuat dia sadar akan posisinya."

Viola dan kedua temannya pergi meninggalkan Milan yang terkunci di gudang.

Seorang siswa yang sedaritadi melihat dari kejauhan kini mendekat ke depan pintu gudang itu. Dia menatap dalam diam pintu itu. Tidak ada gedoran ataupun teriakan minta tolong dari dalam.

Membuat Arutala semakin penasaran. Apa gadis itu tidak merasa ketakutan? Bahkan saat Viola menariknya dengan kasar, gadis yang belum Arutala ketahui namanya itu hanya diam dan menurut saja tanpa perlawanan. Seolah ini bukanlah masalah besar.

Satu jam sudah berlalu, Arutala semakin penasaran. Alhasil pria itu mendobrak pintu itu dalam sekali tendangan kaki. Di dalam, Arutala melihat gadis itu duduk diam di atas meja rusak. Gadis itu terkejut dengan kehadirannya.

"Lucky for you. Aku melihat mu yang di kurung oleh Viola. Keluarlah, Dewan sekolah yang akan mengatasi hal ini." Katanya.

Meski Milan tidak menunjukkan eksprsi berlebihan, tapi Milan cukup sadar jika dia begitu terpukau dengan ketampanan pria yang telah menyelamatkannya itu. Membuatnya tidak bisa berkata-kata. Dan Milan justru menundukkan kepala serta mengucapkan kata terimakasih.

Hari berikutnya, Milan mencari tau tentang siapa pria yang menyelamatkannya. Dia selalu mengikuti Arutala diam-diam. Menjadi penggemar rahasia pria itu.

1
Irma Wati Jelita
kk episode pelit ☺️3 gtu. dong kk
sagitarius: mau gitu, tp nunggu dapet libur kerja dulu yaa😊
total 1 replies
Irma Wati Jelita
kpn up lg kk
sagitarius: besok akan di up yaa
total 1 replies
Risa Koizumi
TERBAIK! Itu aja yang bisa aku bilang, bagus banget storynya! 🙌
sagitarius: Makasih banyakk🫶🏻🫶🏻
total 1 replies
Alphonse Elric
Mantap betul!
Sun Seto
Terselip kebijaksanaan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!