KONTRAK NIKAH TERGILA

Sepanjang hari,Amarta memasang wajah cemberut saat kedua orang tuanya mengajak untuk berjalan-jalan kepusat perbelanjaan,bahkan Amarta memilih memisahkan diri dari orang tuanya setelah selesai makan siang bersama.

"Kamu kenapa sayang....,masih kepikiran soal promil?",tanya Adrian lembut kepada Amarta yang terus terlihat cemberut.

"Iyalah Mas,kita baru nikah belum genap 1 bulan tapi orang tuaku dah bawel banget,aku pikir pertanyaan selesai setelah pertanyaan kapan menikah,namun ternyata setelah menikah pun masih ada pertanyaan lain lagi,nggak bisa banget gitu biarkan kita menikmati pernikahan kita dulu,rasanya kepalaku sakit banget denger pertanyaan itu".kesal Amarta mengungkapkan kekesalannya.

Adrian membawa Amarta kesalah satu kedai penjual es krim untuk berbicara lebih enak.

"Sayang...,pertanyaan seperti itu wajar bagi kita yang sudah menikah,apalagi kamu adalah anak tunggal yang menjadi harapan terbesar orang tuamu untuk memiliki cucu,jika mungkin kamu memiliki adik atau Kakak,mungkin kamu bisa lepas jika sudah ada cucu dikeluargamu,tapi mereka hanya berharap sama kamu anak satu-satunya,jadi jangan terlalu dibikin pusing,nanti jika orang tuamu terus menanyakan tentang anak,biar aku yang menjawabnya,aku punya jurus jitu biar mereka semua diam".

Amarta merasa apa yang Adrian katakan ada benarnya juga,namun Amarta tidak menyangka bahwa akan secepat ini orang tuanya menanyakan tentang kehamilan,apalagi perkenalannya dengan Adrian terbilang singkat dan Amarta berharap orang tuanya dapat mengerti,namun ternyata pikirannya salah.

Amarta yang penasaran apa yang akan Adrian lakukan,langsung menanyakan maksudnya.

"Emang Mas Adrian mau mengatakan apa sama orang tuaku?jika mereka terus membicarakan tentang kehamilan nantinya".

"Nanti kita berpura-pura aja jika kita sudah keRumah Sakit,namun hasilnya adalah aku yang nggak sehat,aku yang ada masalah pada kesuburannya,pasti orang tuamu akan meminta kita untuk berobat,nah darisitu pasti mereka tidak lagi menanyakan kehamilan kepadamu karena tau yang sakit itu aku",jawab Adrian penuh percaya diri.

Namun Amarta justru merasa tersanjung,karena Adrian mau berkorban begitu keras untuk Rumah tangganya.Tapi Amarta berusaha memasang wajah datar agar Adrian tidak tau apa yang Ia pikirkan.

"Sudahlah Mas,nanti jika orang tuaku seperti itu terus,aku mungkin akan bilang bahwa kita menikah kontrak,",jawab Amarta asal namun membuat Adrian membeku seketika.

Amarta yang masih sedikit kesal,memilih untuk pergi ketoko baju yang menjual pakaian-pakaian kantor tanpa memperdulikan Adrian yang masih berdiam diri.

Ia memilih pakaian-pakaian untuk Amarta kenakan setiap harinya,bahkan Amarta tak sadar bahwa Adrian tak bersamanya,sampai panggilan telpon dari Ibunya menyadarkannya.

"Halo Nak....,Kamu dimana?barusan Adrian ketemu sama Mama,kalau dia buru-buru mau ketemu sama temennya,dia nitip sama Mama,kalau kamu masih berbelanja,kamu dimana sayang...",tanya Ibu Ambar kawatir.

Amarta melihat ponselnya,dan tidak ada pesan apapun yang masuk pada ponselnya,setelah itu Ia bergegas menghubungi Adrian suaminya.

Namun sampai panggilan ketiga,tidak aja jawaban yang Amarta dapatkan.

Amarta segera membayar pakaian yang Ia pilih dan berlari mencari sebuah Taxi yang akan membawanya ke Apartmentnya,namun Ia tak lupa mengabari Ibunya bahwa Ia menyusul Adrian.

Sepanjang perjalanan Amarta merasa bingung,kenapa Adrian meninggalkannya begitu saja,padahal tidak ada agenda Adrian untuk bertemu dengan temannya,karena terakhir bertemu dengan Hendrik aja gagal.

"Apa aku salah ngomong?Apa ada omonganku yang salah?kenapa Adrian sepertinya marah sama aku",gumam Amarta dalam hatinya.

Setelah menaiki Taxi lebih dari 30 menit,kini Amarta menaiki lift untuk sampai keApartmentnya.

Setelah sampai,Amarta langsung masuk dan melihat Adrian yang sedang duduk disofa dengan santainya.

"Kamu kenapa pergi gitu aja Mas...?Aku masih ada dimall dan kamu bilang sama Ibuku bahwa kamu akan pergi bertemu dengan temenmu,maksudmu apa Mas...?",tanya Amarta dengan nada suara tinggi.

Adrian yang sudah memendamnya dari tadi,langsung meluapkan apa yang Ia rasakan.

"Kamu tau kenapa aku marah?karena kamu seenaknya sendiri dalam bersikap,seakan-akan kamu memang hanya ingin pernikahan kita berjalan 1 tahun dan kita berpisah seperti orang asing,bisa nggak sih jangan asal berucap,aku disini berusaha buat kita semakin dekat dan berharap pernikahan kita langgeng,tapi kamu berpikir bahwa kita hanya akan menikah kontrak sampai kapanpun,sampai jika ada masalah serius,kamu nggak bisa menyelesaikannya,kamu hanya akan menganggap bahwa ini hanya pernikahan kontrak dan semua orang harus tau,kenapa sih kamu jadi seperti ini Amarta ??Memang aku pikir aku nggak tau kalau beberapa hari kemarin kamu menghindariku dan kamu mengajak kita tidur terpisah,karena kamu memang hanya menganggap semuanya hanya pernikahan kontrak dan kamu yang punya kendali atas semuanya,padahal aku ada keinginan suatu saat cinta ini bisa hadir dihati kita masing-masing dan kontrak nikah yang kita sepakati selesai,tapi kamu memperjelas semuanya bahwa memang tidak ada harapan dari keinginanku untuk nantinya menghapus perjanjian kontrak nikah ini".

Amarta terdiam,Ia teringat dengan perkataannya yang akan berbicara dengan Ibunya tentang pernikahan kontraknya jika Ibunya terus bawel menanyakan kehamilannya.

"Yaudah Mas,terserah apa yang kamu lakukan dan katakan,pernikahan kontrak kita memang benar adanya dan kamu jangan lupa itu".

Setelah itu Amarta pergi dan masuk kedalam kamarnya,Ia tiba--tiba menangis dan bingung dengan dirinya sendiri yang selalu merasa bahwa Adrian suatu saat akan kembali pada mantannya,maka dari itu Amarta walaupun ada keinginan untuk memperbaiki semuanya,namun hati dan pikirannya selalu takut jika suatu saat Adrian pergi Ia telah mencintainya seorang diri.

Sedangkan Adrian memilih keluar agar emosinya menghilang,Ia juga menyesali sikapnya yang terlihat seperti anak kecil karena telah membiarkan Amarta dimall sendirian.

BUGH

BUGH

BUGH

Adrian memukul stir mobilnya dengan kencang untuk melampiaskan emosinya.

"Aku harus bagaimana bersikap sama kamu Amarta,apa susah untukmu untuk menerimaku dengan baik seperti sebelum kita menikah?Atau jangan-jangan ini ada hubungannya dengan pesan yang Agatha kirimkan?Iyah benar!Amarta berubah setelah membaca pesan itu,tapi apa yang Amarta pikirkan sedangkan aku sudah menjelaskan semuanya bahwa tidak ada hubungan lagi antara aku dan Agatha?Aku harus mencari tau tentang ini,Aaargggghhhhhh....rumit banget sih kisah percintaanku",kesal Adrian memikirkan isi pikirannya.

Adrian memilih membawa mobilnya untuk menikmati malam yang terasa dingin.Ditengah perjalanan,Adrian mendapatkan pesan dari seseorang yang menjadi sumber berubahnya sikap Amarta.

"Halo Adrian sayang.....,sebentar lagi aku kembali,jangan lupa untuk menemuiku ya...,karena aku kangen banget sama kamu,love you....".