Sang Dewi Nemesis Hukum Nolite, yang jutek harus berkelahi dengan berondong teknik yang Playboy itu. Iyuuuuh .. nggak banget!!!!!
Tapi bagaimana kalau takdir berkata lain, pertemuan dan kebersamaan keduanya yag seolah sengaja di atur oleh semesta.
"Mau lo sebenernya apa sih? Gue ini bukan pacar lo Cakra, kita udah nggak ada hubungan apa-apa!" Teriak Aluna tertahan karena mereka ada di perpustakaan.
Pria itu hanya tersenyum, menatap wajah cantik Aluna dengan lamat. Seolah mengabadikan tiap lekuk wajah, tapi helai rambut dan tarikan nafas Aluna yang terlihat sangat indah dan sayang untuk dilewatkan.
"Gue bukan pacar lo dan nggak akan pernah jadi pacar lo. Cakra!" Pekik Aluna sambil menghentakkan kakinya di lantai.
"Tapi kan waktu itu Kakak setuju mau jadi pacar aku," pria itu memasang ajah polos dengn mata berkedip imut.
"Kalau lo nggak nekat manjat tiang bendera dan nggak mau turun sebelum gue nuritin keinginan gila lo itu!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Enggak bakal
Setelah berpapasan dengan sang kakek, Aluna berjalan cepat menuju kantin Fakultas Ekonomi. Matanya menyapu ramainya kantin yang penuh mahasiswa sambil mencari sosok Willona. Ia pun tersenyum tipis saat melihat Willona sudah duduk disalah satu sudut, melambaikan tangan kearahnya.
“Lah, kok bawa buntut,” celetuk Aluna sambil melirikan pada William yang duduk di samping Willona.
"Tau nih dari tadi ngotot banget ngajak ke mall yang waktu itu," sahut Willona dengan nada sedikit kesal, karena kakaknya itu terus merengek memintanya untuk ikut ke mall yang ada bidadari MARUGAME-nya.
William tak menjawab, dia malah sibuk mengunyah kentang goreng yang ia pesan.
"Mau atau nggak nanti malem lo bedua tetep ikut gue, gue traktir MARUGAME sepuasnya," kukuh William.
"Dih emang kita bakal ikut, ogah."
"Harus lo berdua kalau masih mau gue anggap adik harus ikut!" tegas William tak terbantahkan.
Dua gadis itu saling bertukar pandang dengan raut wajah bingung.
"Maksud lo apa sih Will, gitu amat?" tanya Aluna dengan sangat ingin tahu.
Wiliam menyeringai, ia lalu menatap adik dan sahabatanya secara bergantian.
"Liat aja nanti malem," jawabnya penuh misteri.
"Jam 7 malem kalian harus udah siap," imbuhnya lagi.
"Ya, kita berdua bakal ikut, iya kan Lun," ucap Willona.
Aluna hanya mengangguk pelan, merasa bingung dengan sikap William tapi dia juga tidak bisa menolak untuk ikut.
Willona mencondongkan tubuhnya.
“Eh, gimana? Simulasi lo tadi? Lancar, kan?” tanya Willona tiba-tiba.
Aluna mengangguk dengan senyum tipis.
“Aman. Dosen pengampunya juga nggak nyebelin. Puji Tuhan, gue nggak lupa teks pledoi gue. Padahal udah ketar-ketir banget, mana waktunya mepet banget gue sama Dion buat ngerjain," jawab Aluna.
"Terus dua orang itu gimana?" tanya Willona dengan antusias dan siap ghibah.
"Marahlah, tapi gue marahin balik. Siapa suruh kerja suka-suka jidat mereka kayak gitu, biar tau rasa," tukas Aluna menyiratkan amarah yang tersisa.
"Bagus deh, orang kayak mereka tuh emang butuh digituin biar kapok," imbuh Willona yang di sambut anggukan tegas oleh Aluna.
Hening sejenak, Willona sibuk mengunyah corndog kejunya sementara Aluna menikmat secangkir vanilla latte yang baru saja diantar kemejanya.
“Lo berasa ada yang aneh nggak?" Willona mengigit corndog yang masih separuh tanpa melihat ke arah Aluna.
"Aneh gimana?" Aluna balik bertanya, tangannya terulur mulai menjajah kentang goreng milik William.
"Dua hari ini Nolite tuh damai banget, terlalu damai dan sepi, kayak ada yang kurang tapi apa ya?" Willona menopang dahunya dengan tangan dengan mulut yang terus mengunyah.
Tatapannya menerawang jauh seolah mencari jawaban di udara.
"Ha! gue tau, kurang si Cakra!" seru Willona yang langsung membuat Aluna tersedak kopi.
"Si cakalang itu adem ayem banget, nggak bertingkah sama sekali, kenapa ya? Apa dia sakit? Kagak ada kelakuan aneh, nggak godain lo juga, aneh. Bikin Nolite jadi sepi.”
Aluna mengangkat bahu berusaha terlihat santai, walau hatinya sempat tercubit saat Willona mengatakan kemungkinan Cakra sakit.
“Baguslah. Mungkin dia udah nyerah, capek sendiri. Hidup gue jadi damai," sahut Aluna acuh.
William hanya tersenyum kecil, mengaduk jus mangga miliknya.
“Cuma diem bukan berarti nyerah, Lun," celetuk William yang membuat Aluna mengerutkan kening.
"Maksud lo?” Aluna melirik tajam, tapi William malah minum santai.
Wiliam hanya mengangkat bahunya. Aluna memutar matanya malas, gadis itu pun menghabiskan kopinya lalu beranjak bangkit.
"Pulang yuk, gue capek banget pengen rebahan," ajak Aluna, dia benar- benar sudah sangat rindu dengan bantak kuromi kesayangannya.
"Yuk gue juga ada janji sama Mama di rumah."
"Janji apaan lo sama Mama?" tanya William menatap adiknya penuh selidik.
"Urusan cewek, cowok dilarang KePo!"
"Heleh paling mau main salon-salonan," cibir Wiliam dengan muka menye-menye.
"Kalau tau ngapain masih nanya. Yuk Lun."
Kedua gadis itu pun melangkah lebih dulu meninggalkan william, membiarkan laki-laki sipit itu membayar apa yang mereka makan. Setelah membayar semuanya William pun segera menyusul langkah dua gadis itu.
Mata Aluna membeliak lebar, tangannya menutup mulut yang terbuka lebar. Willonna pun tak kalah terkejut melihat pemandang yang tersaji di tempat parkir, Aluna menghentikan langkahnya mendadak.
“Astaga…”
Matanya membelalak.
Mobil cooper warna ungu miliknya dihias bengan begitu cantik, penuh bunga Lavender dan bunga baby breath yang tertata rapi di kap dan atap mobil, dengan pita besar bertuliskan ‘Selamat atas kerja kerasnya' yang menyilang di atas kap mobil.
Dan di samping mobil itu ...
Cakra berdiri sambil memegang sebuket mawar merah, dengan senyum yang khas terpampang jelas, seolah tak pernah lelah menebar sejuta pesona untuk memikat sang rembulan.
“Voilah baru aja gue bicarain, sekarang lo udah ngulah. Panjang umur banget brondong manis ini," celetuk willona dengan tawa yang mulai berderai.
“Tuh kan... diem-diem meledak,” imbuh William.
Aluna menatap Cakra, campur aduk. Antara pengen marah dan kesal, tapi juga ada rasa haru yang menyelinap diantaranya.
"Lo.. ini apaan, sih? Udah bener lo diem, hidup gue damai nggak ada ngangguan dari lo," tukas Aluna yang bertolak belakang dengan isi hati.
Cakra melangkah pelan, menyodorkan bunga dengan tatapan serius.
"Aku diem? Kakak Cantik yakin, seorang Cakra diam tanpa melakukan apapun di saat tahu gadis favoritnya berjuang sampai lupa waktu tidur."
Aluna terdiam, tiba-tiba saja dia teringat semua kiriman makanan yang datang untuknya bahkan sampai menjelang pagi.
"Jangan bilang kalau lo yang-
Cakra tersenyum tipis.
“Selamat atas simulasi sidangnya Kakak cantik. Luna ku keren banget hari ini," ujar cakra memotong kalimat Aluna.
Aluna menghela nafasnya panjang, dia tidak punya tenaga untuk kesal. Bagaimana dia bisa marah jika Cakra selalu semanis ini. Gadis itu menggeleng dengan mata terpejam sesaat.
"Lo nggak capek?"
"Enggak," jawab Cakra tegas.
"Enggak bakal ada kata capek untuk semua usaha ku untuk kamu,"imbuhnya dengan tulus.
"Tapi gue capek Ka ..." lirih Aluna.
"Kalau capek istirahat cantikku, kita perbaiki hubungannya bukan dengan mengganti orangnya. Karena siapapun nggak akan pernah bisa gantiin Luna buat Aka."
Aluna menatap Cakra dengan sorot mata yang sulit diartikan, dan Cakra dia membalas tatapan penuh ragu dan kecewa itu dengan senyum hangat dan tulus.
"Tapi Ka -"
"Stt ... Sekarang kamu pulang terus istirahat, Aka udah pesenin Hazelnut chocho milk tea sama cheese toast buat nemenin istirahat kamu. Saat kamu sampai rumah, mungkin makanannya juga udah sampai."
Aluna hanya diam tidak menyahut ucapan Cakra lagi. Cakra meraih tangan Aluna, mengenggamkan bucket bunga mawar di tangan lentik itu.
“Sekali lagu selamat ya Sayang, Aka bangga banget sama kamu, aku pergi dulu," ucapnya sebelum pergi meninggalkan Aluna.
Tiba-tiba suasana terasa hening, Wilona yang menyadari diamnya Aluna pun menghampiri sahabatnya itu.
"Luna ..."
Diam.
Perlahan Willona membalikan badannya Aluna yang membelakanginya. Aluna menangis dalam diam, Willona pun segera membawa sahabatnya itu dalam pelukannya.
untung ada BESTie kaya barhan yg mau di suruh beli Daleman cewek
astaga perusak suasana ada teruuus wkwk
siapa lagi ini yg Dateng 🤣