NovelToon NovelToon
My Lovely Pilot Forever

My Lovely Pilot Forever

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: RUDW

Kisah ini mengisahkan tentang seorang gadis lugu dan seorang pilot playboy yang saling jatuh cinta. Pertemuan pertama mereka terjadi di dalam pesawat, ketika sang pilot memenuhi permintaan sepupunya untuk mengajak seorang gadis lugu, ke kokpit pesawat dan menunjukkan betapa indahnya dunia dari ketinggian, serta meyakinkannya untuk tidak merasa cemas. Tanpa diduga, pertemuan ini justru menjadi awal dari kisah mereka yang dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RUDW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berterus Terang

Di tempatnya Clarissa masih kikuk dan hanya tersenyum kaku. Dia melangkah seperti robot membuat ketiga orang di sana tertawa lucu.

"Hallo om, saya Clarissa, teman Mirabella" Dia mengulurkan tangan untuk bersalaman dan di sambut baik

"Hei, nak santai saja. Jangan sungkan. Salam kenal saya, saya Jakob, daddy dari Mirabella dan Jonathan" Jakob juga memperkenalkan sang putra yang berada di sisinya.

"Halo Clarissa, saya Jonathan" Clarissa menerima uluran tangan Jonathan.

"Hallo kak Jonathan salam kenal"

Sama seperti Xander, Jonathan juga terpaku menatap wajah Clarissa. Bukan naksir, hanya saja, mata indah gadis itu bisa membuat siapapun terpukau. Catherine saja tadi langsung terhipnotis melihatnya. Tetapi, itu tidak berlangsung lama, karena suara cempreng Mirabella menghentikan tatapan itu. Dia tahu sahabatnya gugup.

"Hei kak, jangan mengagumi dia. Aku tahu dia cantik. Tapi, Kamu bukan tipenya" ujar Mirabella asal membuat Clarissa melotot.

"Hehehe.. Sorry darling" ucapnya cengengesan.

"Ayo, sebaiknya kita menuju ruang makan sekarang. Daddy tahu kalian lapar, daddy juga kelaparan saat ini" Jakob memimpin langkah menuju meja makan. di sana dia di sambut kecupan dan pelukan sang sang istri. Dia juga melakukan hal yang sama.

Mereka menikmati makan malam dengan obrolan ringan. Clarissa menjadi orang yang tidak banyak bersuara. Selesai makan, Jonathan dan Jakob menuju kamar masing-masing untuk mandi. Setelah itu mereka bergabung bersama para wanita di ruang keluarga.

"Gimana perjalanan kalian, aman? Seru?" tanya Jonathan membuka obrolan

Kali ini Clarissa mengangguk antusias. "Ya, luar biasa menyenangkan. Dan Saya bersyukur ada Mirabella " jawab Clarissa jujur.

"Syukurlah. Oh iya, untuk lamaran yang kalian kirim beberapa hari lalu, sudah di lihat HRD perusahaan. Lusa kalian bisa masuk untuk interview" jelas Jonathan

Clarissa bingung. Kenapa Jonathan bisa tahu mereka lolos administrasi, bahkan tidak ada email yang dikirim perusahaan yang dia terima. Tapi dia tetap bersyukur kalau di beri kesempatan langka ini. Langsung dipanggil interview di perusahaan besar pula. Padahal saat mengirim lamaran beberapa hari lalu begitu diberi kabar loker tersebut dari Mirabella, dia sempat ragu. Apalagi melihat latar belakang perusahaan yang bisnisnya dimana-mana.

"Syukurlah. Berarti esok kita masih bisa istirahat " timpal Mirabella

"Tapi, saya belum mendapat email perusahaan. Bagaimana kak Jonathan bisa tahu kalau kami lolos administrasi, apakah kak Jonathan bekerja di sana?" Tanya Clarissa polos membuat ketiga orang di sana saling pandang.

Rupanya Mirabella belum menjelaskan apapun pada Clarissa. Pantas gadis itu bingung.

"Nak, sebenarnya perusahaan tempat kamu melamar milik Keluarga Wilson. Keluarga kita" Catherine mulai memberi penjelasan

"Jangan khawatir, kamu masuk bukan pakai jalur orang dalam. Beberapa waktu terakhir, perusahaan sedang membuat perluasan bisnis dan memang sedang membutuhkan beberapa karyawan tambahan. Kebetulan sekali kalian baru tamat dan lowongan ini juga diketahui Mirabella, jadi dia merekomendasikan kamu. Kamu tetap melamar seperti tahap pada umumnya, juga mendapat panggilan interview. Tunggu saja, mungkin esok ada email masuk dari perusahaan untuk informasi resmi" lanjut Catherine panjang lebar. Dan kenyataan ini membuat Clarissa lagi-lagi merasa sakit kepala. banyak sekali rahasia Mirabella sepertinya.

Dia menatap cemberut sahabatnya. Melihat itu Mirabella mendekat dan memeluk Clarissa

"maaf darling" ucapnya cengengesan. "Selagi semua orang ada di sini, aku juga akan menceritakan secara jujur kenapa aku bisa ada di kota O. Aku pastikan tidak ada kebohongan lagi" lanjutnya mengangkat dua jari seolah menyatakan kejujuran

Clarissa lagi-lagi cemberut dan tidak merespon. Dia seperti ngambek dari sahabatnya.

"Hei, dengarkan penjelasan ku" seru Mirabella garuk-garuk kepala.

"Baiklah, jelaskan "

Tingkah mereka berdua membuat ketiga orang dewasa di sana tertawa lucu. Mirabella yang bar-bar mati-matian berusaha membujuk sahabatnya.

"Sebenarnya, tidak ada yang istimewa dari cerita ini. Aku hanya menepi ke pinggiran dan menjauh dari ibu kota karena tidak ada yang benar-benar tulus berteman denganku di sini. Saat SMA, aku hampir saja diperkosa oleh temanku sendiri. Gara-gara mengikuti ajakan beberapa teman untuk berpesta ulang tahun di kediaman James. Padahal itu bukan pesta biasa. Mereka menggunakan narkoboi dan berusaha merecoki ku dengan minuman laknat itu. Aku hampir saja kehilangan kehormatan kalau tidak kuat melawan. walau babak belur mereka siksa" Akhirnya mengalir juga cerita itu dari bibir Mirabella, walau dia harus kembali menangis mengingat trauma masa lalu. Clarissa yang menyadari kepahitan itu, sempat meminta Mirabella untuk stop bercerita tapi gadis itu menolak. Catherine dan Clarissa sampai memeluknya.

"Yang membuat aku tidak habis pikir, saat kejadian ini di bawa ke jalur hukum, mereka malah bersilat lidah dan menfitnah ku. Akhirnya setelah tamat SMA, aku memilih untuk menjauh dan mencari lokasi kuliah secara acak tanpa berpikir panjang. Aku hanya mendaftar online di beberapa kampus dan aku tertarik untuk berkuliah di kota O. Awal di sana, memang aku juga menemukan lingkungan pergaulan yang tidak sehat, bagaimana mahasiswa yang melabeli diri mereka anak orang kaya bersikap sombong. Aku yang menyamar sebagai orang biasa tentu saja mereka buli. Sampai suatu hari, aku bertemu kamu. Satu-satunya orang yang mau meladeni diriku. Aku tahu, di awal kamu pasti risihkan. Karena aku selalu mengikuti kemana pun kamu pergi. Sampai aku juga pindah asrama hanya demi bisa berteman dengan gadis misterius, pintar, polos dan sayangnya selalu dimanfaatkan orang-orang jahat itu. Aku greget melihat kamu yang selalu meladeni mereka. Padahal jelas-jelas mereka hanya memanfaatkan kepintaran kamu" lanjut Mirabella diselingi ceramah panjang mengingat betapa gregetnya dia pada awal mendekati Clarissa sebagai teman.

Mendengar itu, Clarissa hanya bisa garuk-garuk kepala

 "Kalau aku tidak nurut, mereka pasti akan meminta uang yang banyak dan menyuruh membayar semua makanan mereka. Aku mana ada uang Mira. Lebih baik jadi babu mereka saja, dan terhindar dari masalah yang panjang, seperti buli, dan amukan misalnya. Apalagi waktu itu mereka tahu, kamu anak baru di kota O dan dekat denganku, jadi mereka memanfaatkan itu untuk membuat aku menurut supaya mereka tidak mengganggu kamu terus. Bagiku tidak masalah kalau hanya sekedar mengerjakan tugas mereka" respon Clarissa mencoba mengingat masa kuliah mereka.

"Aku tahu itu darling. Terima kasih banyak untuk semuanya"

Clarissa tersenyum "Terima kasih kembali Mira"

"Ohh Tuhan, kalian putri-putriku yang malang"

Catherine ikut sedih dan jengkel mendengar cerita dua anak gadis tersebut. Dia memeluk Clarissa dan Mirabella bersamaan. Coba kalau dia ada di sana, dia pastikan akan membuat perhitungan pada anak-anak nakal itu. Sama seperti yang dia lakukan pada pembuli putrinya saat SMA. Walau hingga kini, Mirabella sama sekali tidak tahu apa yang terjadi semenjak dia pergi ke kota O selama empat tahun tanpa pulang sekali pun.

"Kamu kenapa tidak pernah cerita ke daddy atau kakakmu?" tanya Jakob

"Itu hanya masalah kecil, dad. Bisa di atasi. lagian, aku tidak mau lagi di anggap anak ingusan" jawab Mirabella membuat Jonathan mengacak gemas rambutnya

"Ya, kamu sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kakak sampai pangling melihat kamu saat ini. Empat tahun tidak bertemu. Bisa bisanya kamu menolak untuk kami kunjungi" Mirabella hanya bisa memeluk manja pada saudaranya itu. Clarissa Tentu merasa sedikit iri, Mirabella memiliki kakak yang begitu manis dan peduli. Tapi dia tidak mungkin cemburu yang berlebihan itu hanya perasaan manusiawi.

Sementara itu di tempat lain, sehabis menikmati makan malam, Xander juga berkumpul bersama keluarga di ruang tengah. Dia berbaring manja di pangkuan Emily. Sementara kakinya dia taruh di atas paha Viktor.

"Inilah ada bujang tidak laku. Seharusnya sekarang manja sama istri. Malah masih manja sama mom, seperti bocah. Umur kamu sudah tiga puluh dua tahun, apakah benar-benar tidak laku? Kenapa tidak terima saja perjodohan yang mom buat?" ceramah Emily membuat Xander cemberut gemas.

"Memangnya aku barang dibilang tidak laku" serunya cemberut

"Lalu, apalagi sebutan untuk kamu yang tidak nikah-nikah ini" gemas Emily pada sang putra

"Dad, kenapa diam saja. Ini anaknya dikasih tahu " lanjutnya lagi menengok pada Victor yang serius dengan ponsel

"Apa lagi sih sayang. Biarkan saja dia memilih sendiri" Jawabnya masih dengan ponsel ditangan.

"Hmm, lihatlah Xander, jangan sampai kamu kalah dengan dad mu yang sebentar lagi punya istri kedua" cibir Emily seolah mencurigai sang suami

"Ya Tuhan, istriku. Aku sedang melihat email pekerjaan " Victor menunjukkan layar ponsel sementara Emily hanya melengos.

"Mom berhentilah curiga dan emosian. Nanti darah tinggimu kumat, keriput juga makin banyak" kelakar Xander membuat mommy mencubit pipinya kesal.

"Kamu dan daddy mu sama saja. Bisanya membuat mommy kesal. Pokoknya, sebulan lagi kamu tidak bawa calon istri biar mom saja yang mencari kan untukmu"

Xander tidak lagi menjawab karena dia mulai masuk ke alam mimpi. Wajahnya tiba-tiba tersenyum seperti melihat sesuatu yang indah.

"Clarissa " gumamnya lirih tetapi masih mampu di dengar oleh Emily. Sontak saja dia mengguncang bahu putranya

"Siapa Clarissa? Apakah calon menantu mom?"

"Hei, jawab dulu"

"Ck, malah ngorok " decaknya sebal. Walau begitu dia mengecup sayang kening sang putra semata wayangnya itu.

"Putra ku yang tampan" ucapnya pelan

"Putra kita sayang. Ingat, dia hasil benih unggulku" respon Victor. Kali ini Emily tidak membantah dia justru menatap penuh cinta suaminya lalu keduanya berciuman mesra. Untung saja Xander sudah tidur, kalau tidak, matanya menjadi saksi bagaimana kedua orang tuanya yang tetap teramat mesra di usia pernikahan mereka saat ini.

1
RUDW
Hallo semua, Karya baru saya sudah launching. Jangan lupa dukung ya. Like, koment, vote yang banyak. Terima kasih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!