MELAWAN IBLIS menceritakan tentang seorang gadis keturunan pendekar sakti yang hijrah dari Tiongkok ke Nusantara untuk mendapatkan kehidupan yang tenang.
Namun dibalik ketenangan yang hanya sebentar di rasakan, ada sebuah hal yang terjadi akibat kutukan leluhurnya di masa lalu.
ingin tahu bagaimana serial yang menggabungkan antara beladiri dan misteri ini?
mampukah wanita cantik itu lepas dari kutukan iblis?
simak selengkapnya dalam Serial Melawan Iblis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cut Tisa Channel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Petualangan Di Mulai
'NAK SILYA. DI LACI ADA SEBUAH KITAB LENGKAP YANG TELAH KU TULISKAN UNTUK MU. SETELAH KAU DAPATKAN OBAT NYA, IKUTI PETUNJUK DI DALAM KITAB ITU AGAR KAU TERBEBAS SELAMANYA DARI IBLIS YANG MERASUKI MU. SAMPAIKAN KEPADA CALON SUAMIMU AGAR SELALU MENJAGAMU. SERAHKAN KITAB ITU KEPADA SALOKA HINGGA KALIAN BERHASIL MENEMUKAN OBAT NYA. RUMAH INI KALIAN JUAL LAH UNTUK BIK DHARKA DAN PAKAI LAH UANG NYA UNTUK KEBUTUHAN KALIAN DI PERJALANAN. BELILAH PERAHU BARU KARENA PERAHU KALIAN KU BAWA KE HIMALAYA. SALAM SAYANG KU PADA KALIAN. SALAM BUAT SEMUA KELUARGA MU'
Setelah membaca surat itu, Silya dengan berlinangan air mata menyerahkan surat kepada Saloka dan dia mengambil kitab di dalam laci kemudian menyerahkan pula kepada kekasihnya.
Hingga siang hari, keduanya selesai mengurus penjualan rumah dan membeli perahu. Setelah menyiapkan bekal, mereka pun berangkat meninggalkan desa Mayong menuju Nusantara melalui jalur sungai yang menembus ke pantai dekat hutan besar daerah markas Mawar Hitam.
Baru saja mereka berhenti di kampung pinggir pantai, mereka melihat kampung itu sudah sangat jauh berbeda dari waktu mereka lewati dulu.
Para penduduk tampak ketakutan dan keadaan mereka pun kurus, terluka dan memprihatinkan.
"Apa yang terjadi disini kanda?" Tanya Silya mengerutkan keningnya.
"Entah lah dinda. Tempat ini sungguh jauh sekali berbeda. Mari kita kesana". Ajak Saloka menghampiri sebuah rumah makan.
Warung itu terlihat sepi, hanya beberapa orang yang ada di dalam nya. Ketika Saloka dan Silya tepat di depan warung, seorang wanita tua segera menghampiri mereka seraya berkata,
"Yang kalian cari tidak ada. Lekaslah pergi dari sini. Cepat".
Mendengar perkataan wanita tua itu, keduanya heran saling berpandangan.
"Nek, kami ingin bertanya sebentar". Seru Saloka.
"Sudah ku bilang tak ada. Pergi sana". Bentak wanita tua tersebut dengan nada gusar.
Tak lama kemudian, sekelompok lelaki berbaju hitam hitam bergambar Mawar Merah di dada kirinya menghampiri mereka.
"Siapa kalian? Ikut kami menghadap ketua". Ucap seorang kepala regu kepada Saloka sambil melirik kurang ajar ke arah Silya.
"Kami hanya kebetulan lewat dan ingin bertanya dimana ada di jual kapal berlayar di daerah sini?" dengan sopan Saloka bertanya.
"Kurang ajar. Bekuk bocah ingusan ini". Perintah Gargha ketua regu Mawar Hitam tersebut.
Lima bawahannya segera mengepung Saloka dengan pedang di tangan dan sikap penuh ancaman.
Ketika mereka mulai bergerak menyerang, Saloka dengan sigap mengelak dan mulai menyerang. Tak berapa lama, kelima nya sudah melepaskan senjata tajam mereka dengan tangan patah patah.
Melihat hal itu, Gargha murka bukan main. Dia pun mencabut sepasang belati panjang dan mulai menyerang Saloka.
Dengan tangan kosong saja, pemuda itu dapat melumpuhkan serangan Gargha dan membuatnya terlempar hingga tiga meter akibat tendangan keras yang mendarat di dadanya.
"Mundur!!" Seruan Gargha menjadi aba aba kelompok itu melarikan diri.
"Ah, Tuan muda, Nona. Sebaiknya kalian lekas meninggalkan tempat ini. Kalau pemimpin mereka tiba, kalian pasti akan dibunuhnya". Seru nenek tua itu dengan raut wajah khawatir.
"Tenang saja nek, kami bisa menjaga diri. Sekarang kami hanya mau menanyakan beberapa hal". Ucap Saloka menenangkan nenek itu.
"Baiklah. Masuk dulu nak. Duduk lah".
Setelah ketiganya duduk, anak nenek itu yang telah janda segera menyiapkan makanan dan minuman untuk Silya dan Saloka.
Mulai lah nenek itu bercerita. Beberapa waktu yang lalu kampung mereka di datangi sekelompok besar anggota Mawar Hitam bersama ketua barunya.
Seluruh penduduk dusun di paksa melayani apapun keperluan mereka. Bahkan setiap penduduk yang memiliki usaha kecil kecilan di tarik upeti besar untuk memajukan perkumpulan mereka.
Ada sebagian penduduk yang menentang keras hal itu, namun Mawar Hitam membunuh mereka dan menggantung mayat mereka di tengah kampung hingga akhirnya tak ada lagi yang berani melawan kelompok itu.
Banyak para gadis dan bocah lelaki kecil di culik secara paksa hanya untuk melayani kebuasan seks mereka.
"Apa kah tidak ada pembesar yang berusaha menghentikan kebiadaban mereka nek?" Tanya Saloka geram.
"Para pembesar di kota lebih percaya kepada mereka karena banyak sogokan yang mereka berikan. Kami cuma orang miskin lemah, mana ada yang mau menolong kami nak". Jawab si nenek sambil meneteskan air mata nya.
"Nenek tenang saja. Kami akan mencoba menghentikan mereka. Perbuatan terkutuk seperti itu tak bisa di biarkan". Seru Silya penuh semangat.
Tiba tiba mereka mendengar banyak langkah kaki dari kejauhan menuju ke kedai makan nenek tersebut.
"Kanda, kita sambut mereka". Seru Silya yang lebih dulu mendengar kedatangan puluhan orang itu.
Ketika anggota Mawar Hitam tiba di situ, Saloka dan Silya sudah berdiri dengan pedang terpentang di tangan mereka tepat di depan pelataran warung itu.
"Ini dia yang berani melawan kita ketua". Seru seorang anggota bawahan Mawar Hitam yang tangan nya sudah terbalut kain putih.
Cuaca saat itu sudah agak remang remang karena waktu malam akan segera tiba. Atas perintah Bebe si ketua tertinggi, puluhan orang berpakaian hitam itu menyerang Silya dan Saloka.
Terjadilah pertarungan mematikan antara puluhan orang tersebut mengeroyok sepasang muda mudi yang segera melawan dengan jurus jurus yang dahsyat.
Baru saja pertarungan dimulai, sudah ada tiga anggota yang tergeletak tewas dengan leher hampir putus.
Ternyata Silya sudah sangat marah atas kelakuan anggota Mawar Hitam yang di dengarnya dari cerita si nenek pemilik warung.
Tak lama kemudian, Bebe si ketua tertinggi meloncat ke arena pertarungan sambil berteriak kencang.
"Ternyata kalian. Akhirnya ku temukan juga". Mulai lah Saloka sedikit kepayahan akibat serangan serangan dahsyat Bebe.
Silya yang beradu punggung dengan Saloka masih saja membabat kesana sini hingga membuat beberapa anggota mereka kembali tewas.
Memang sangat ganas serangan yang di lakukan gadis itu hingga membuat sebagian pengepung nya bergidik ngeri dan memilih mengeroyok Saloka yang kini semakin sempit gerakan nya.
"Kanda, biar aku yang menghabisi bajingan itu". Pinta Silya yang segera menyerang keras ke arah Bebe hingga membuat pria itu terkejut.
Dari pukulan senjata yang beradu dengan nya, ketua Mawar Hitam itu maklum bahwa tenaga Sinkang Silya masih berada di atas Sinkang Saloka.
Tanpa disadarinya, Silya mendapatkan kesaktian nya bertambah berkali lipat berkat obat mustika ular Kangga yang di minumnya.
Saloka sendiri sampai bengong melihat gerakan dan serangan yang di lakukan Silya hingga sebuah pedang wakil ketua Mawar Hitam mengenai pangkal lengannya hingga mengucurkan darah segar.
"Kanda, kau merapat ke dinding". Seru Silya dengan suara keras.
"Bagaimana dengan mu dinda?" Sahut Saloka.
"Cepat!!!" Teriak Silya tak sabar.
Akhirnya Saloka melompat menjauh hingga lima meter yang segera di ikuti oleh beberapa anggota Mawar Hitam.
Gerakan Silya mulai terlihat semakin ganas seiring dengan bola matanya yang memerah dan kulitnya yang berubah.
Gadis itu kembali kerasukan iblis, namun anehnya Silya memiliki kesadaran atas semua tindakannya.
Hampir seratus jurus berlalu hingga suatu ketika, paha atas Bebe terkena tusukan pedang Silya berbarengan dengan empat orang terlempar akibat hempasan tangan gadis itu.
Saat itu cuaca sudah gelap gulita, hanya ada cahaya dari lampu di dalam warung makan si nenek bersama sinaran bintang yang menghiasi pertarungan mereka.
Jika keadaan itu membuat semua orang yang bertarung tersebut semakin kepayahan, lain hal nya dengan Silya, gadis itu dapat menangkap semua pergerakan musuh sekecil apapun dengan mata dan telinganya.
Sebentar kemudian, kembali para anggota penjahat itu terkapar tewas mengerikan bahkan ada yang dengan dada bolong akibat jantung mereka di cabut Silya.
Melihat keadaan tak menguntungkan, Bebe dan enam orang bawahan nya yang tak lain adalah kepala regu Mawar Hitam segera melarikan diri.
Ketika gadis itu sudah berhasil membunuh semua anggota yang tak sempat lari, dia segera meluncur mengejar.
Namun teriakan Saloka menghentikan langkah gadis itu yang terlihat seperti orang yang sedang ragu dan bimbang.
Silya akhirnya pingsan tiba tiba di tempat berjarak puluhan meter dari arena pertarungan.
BERSAMBUNG. . .