NovelToon NovelToon
Cerita KehidupanKu

Cerita KehidupanKu

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir
Popularitas:543
Nilai: 5
Nama Author: Danti Romlah

apa yang terjadi dimasa lalu, sangat berdampak dengan perjalanan yang dilalui dimasa kini dan masa depan.
perlakuan terus menerus akan ketidakseimbangan dan pilih kasih , membentuk seseorang mempunyai karakter yang egois dan mempunyai dendam yang tidak ia sadari.
pilihan hidupnya antara mengambil segala hal yang terjadi merupakan pengalaman dan pembelajaran terbaik, ataukah justru membuat keras nya hati dalam bersikap dan menghadapi lingkungan sekitarnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danti Romlah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

keseharianku episode 6

Tapiii, tiba-tiba ayah berdehem, "ehem...nak ayo dibantuin ayah kerjakan semua" ucap ayah. Aku hanya menghela napas dan mengikuti langkah ayah ke dapur. Hari ini ayah libur kerja, jadi sudah kebiasaan ayah saat libur kerja pasti ikut membantu pekerjaan rumah. "Nah jadi anak perempuan jangan cengeng, mau besok kamu itu akan jadi ibu, apa yang bisa kamu banggakan kalau sekarang masih muda aja kamu mengeluh dan bersikap iri sama saudaramu" Sindur ibu sambil masuk ke kamarnya. Dengan menahan rasa tidak nyaman, aku tetap melakukan pekerjaan yang seharusnya menjadi tugas ibu, tapi sepertinya ibu tidak senang kalau melihat aku hanya berbaring sebentar meredam rasa tidak nyamanku. Sembari mencuci piring yang dibantu sama ayah yang mengumpulkan sampah makanan sisa, "nak...yang ikhlas yaaa, ayah hanya bisa selalu mengingatkan, bahwa orang puasa itu pasti akan bertemu hari lebaran. Anggaplah kamu sekarang ini lagi puasa nak, percaya sama ayah, besok-besok kamu pasti akan menemukan lebaran mu" ayah mencoba menenangkan ku dengan kalimat-kalimat yang cukup buat aku sedikit lega. "Iya yah" hanya itu yang terucap dari bibirku. Karena jujur, hatiku berasa penuh amarah, dengan kondisi fisik yang tidak nyaman akibat haid perdana, dengan mood yang entah seperti ingin meledak seketika, perkataan ayah cukup buat aku bisa meredam semua , walau aku masih belum paham maksud dari perkataan ayah itu, karena usiaku yang baru 15tahun saat itu.

Selesai menunaikan tugas mencuci piring dan peralatan masak, dapur pun juga sudah bersih dari bekas-bekas cipratan minyak goreng, aku menuju kembali ke kamarku, ingin segera merebahkan tubuhku yang makin tidak karuan rasanya, dan baru kusadari kalau ternyata kepalaku juga terasa agak pusing. Karena haid, aku tidak menunaikan kewajiban sholat, dan tanpa terasa aku tertidur pulas hingga suara teriakan ibu terdengar cukup mengagetkan ku. "Yayaaaaaang, enak banget yaa sore-sore gini tidur pulas, kamu lupa kalau hari ini mas mu dan mbakmu ada les? Sudah jam 4 rumah masih belum dibersihkan, mau jadi tuan putri kamu?" teriak ibuku sambil membuka pintu kamarku. Aku terkaget, seketika nyawaku kupaksa untuk segera terkumpul diantara ketidaksadaran ku saat bangun tidur. Bergegas aku beranjak dari tempat tidur, maksud hati ingin segera berlari mengambil sapu, tetiba rasa kepalaku sangat sakit, "aduuuuuuuuhhhh...buk sebentar, ini kepalaku suakit banget buk" aku sedikit meringis sembari memegang kepalaku. "alaaaaaa alasan, pokoknya jam 5 nanti rumah harus sudah bersih, ibuk ga mau tau".

"i...i...iyaaa buk" ucapku, berlalu mengambil sapu dengan sedikit sempoyongan karena kepalaku benar-benar pusing. Susah payah kuselesaikan semua, menyapu dan mengepel tepat 1jam. Jam 5 pas, kakak-kakak ku pulang dari lesnya, dan seperti biasa, langsung ke meja makan, segera menyantap hidangan yang sudah dimasak ibu, dan setelahnya bergegas mandi. Aku yang masih menyetabilkan kondisi fisikku dari rasa pusing, memilih hanya duduk di kursi meja makan, sembari menunggu giliran untuk mandi. Tak ada nafsu untuk makan, karena memang setidak nyaman itu fisikku.

Malam hari, saat kondisiku sudah agak mendingan, baru terasa lapar, dan aku baru teringat kalau sedari siang memang belum makan. Aku bergegas menuju meja makan, dan seperti yang sudah kuduga, semua masakan habis tak bersisa. Dan piring kotor di tempat cucian piring pun menumpuk. Hatiku sakit, ingin rasanya menangis dan berteriak sekeras mungkin, tapi entah mengapa kakiku malah ku arahkan untuk melangkah kedapur. Disana aku sedikit terkejut, ternyata.....

1
aprilla Tarigan
novel nya bagus
Marsha Danti: terimakasih banyak atas atensinya kak
total 1 replies
Marsha Danti
mohon dukungan nya
semoga kedepannya saya bisa makin berkembang dan memperbaiki segala kekurangan yang terjadi
o^┢┦apΡy
Bermain dengan emosi
Marsha Danti: terimakasih banyak atas atensinya kak 🙏🙏
total 1 replies
Yaky De la rosa
Jleb banget emosinya!
Marsha Danti: terimakasih banyak dan mohon kritik sarannya kak/Angry/
total 1 replies
Yuri Lowell
Gempar
Marsha Danti: terimakasih banyak sudah berkenan hadir dan mampir kak/Drool/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!