NovelToon NovelToon
Cinta Itu Bukan Untuk Istriku

Cinta Itu Bukan Untuk Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / EXO / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nana_Noona

Kiana hanya mencintai Dio selama sembilan tahun lamanya, sejak ia SMA. Ia bahkan rela menjalani pernikahan dengan cinta sepihak selama tiga tahun. Tetap disisi Dio ketika laki-laki itu selalu berlari kepada Rosa, masa lalunya.

Tapi nyatanya, kisah jatuh bangun mencintai sendirian itu akan menemui lelahnya juga.

Seperti hari itu, ketika Kiana yang sedang hamil muda merasakan morning sickness yang parah, meminta Dio untuk tetap di sisinya. Sayangnya, Dio tetap memprioritaskan Rosa. Sampai akhirnya, ketika laki-laki itu sibuk di apartemen Rosa, Kiana mengalami keguguran.

Bagi Kiana, langit sudah runtuh. Kehilangan bayi yang begitu dicintainya, menjadi satu tanda bahwa Dio tetaplah Dio, laki-laki yang tidak akan pernah dicapainya. Sekuat apapun bertahan. Oleh karena itu, Kiana menyerah dan mereka resmi bercerai.

Tapi itu hanya dua tahun setelah keduanya bercerai, ketika takdir mempertemukan mereka lagi. Dan kata pertama yang Dio ucapkan adalah,

"Kia, ayo kita menikah lagi."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana_Noona, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

(Perhatikan selalu tanggalnya ya biar selalu tahu apakah itu flashback atau bukan)

...25 April 2023...

Balkon lantai dua rumah eyang memang favorit Kiana. Dari sana, biasanya langit Jakarta yang tidak indah-indah amat terpampang nyata. Bila beruntung, ada saja satu dua bintang yang muncul. Ditemani cokelat hangat buatan Dio sih kebiasaannya dulu bila dipaksa eyang putri menginap.

Malam ini, dengan status yang sudah berubah, eyang dan eyang putri memintanya kembali menginap. Entah bermaksud agar Kiana bernostalgia dan meng-'iya'kan permintaan mereka, atau hanya sekedar agar rindu dilepas dengan waktu kebersamaan yang lebih lama. Kiana bias soal kemungkinan yang mana.

"Ini."

Dio dan sebuah kaos berwarna putih juga celana pendek berwarna hitam miliknya yang disodorkan pada Kiana membuyarkan lamunan wanita itu. Kiana mengernyit heran, namun tangannya tak urung juga menerima.

"Pasti tidak nyaman tidur pakai itu," tunjuk Dio dengan dagunya pada pakaian yang melekat di tubuh Kiana. "Aku buatin cokelat panasnya dulu," ujar Dio seraya hendak berlalu sebelum akhirnya berhenti karena tangan Kiana menghentikannya.

"Aku nggak perlu cokelat hangat kok."

Dio menatap Kiana. "Hanya segelas cokelat panas pun kamu enggan, ya?"

Kiana tidak mengerti mengapa nada suara Dio tiba-tiba terasa getir. Ia hanya bermaksud tidak ingin merepotkan mantan suaminya. Ia bisa membuatnya sendiri atau lebih memilih tidur. Hari ini cukup panjang dengan cerita yang rasanya jauh lebih panjang. Kiana lelah. Kepalanya ingin beristirahat dari paksaan memilah.

"Bukan ... aku cuma mau langsung tidur," jawab Kiana pelan. "Aku ganti baju dulu terus tidur ya."

Kiana bergerak cepat, berlalu meninggalkan Dio dan masuk ke dalam kamar yang dulu sering mereka tempati jika berkunjung ke rumah eyang. Tempat yang selalu memaksa mereka untuk tidur satu kamar. Walau tetap saja, saling memunggungi.

Dio menghela napas panjang. Kepergian Kiana seperti menarik sebagian tenaganya. Ia juga sama lelahnya. Mencoba berusaha mengembalikan Kiana pada posisinya dulu memang sudah diduganya tak akan mudah. Namun siapa kira, itu lebih berat dari bayangan.

Laki-laki itu bergerak menuju kamar yang berhadapan dengan kamar Kiana tadi. Memilih masuk dan menghempaskan tubuh dengan semangat yang semakin luruh. Kiana yang terkesan seperti menghindar, mengusiknya. Padahal ia hanya ingin mengajak Kiana sekedar mengobrol dengan cokelat hangat di balkon -seperti dulu.

Tiba-tiba, Dio merasa begitu jahat. Usahanya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Kiana dulu. Kiana pasti jauh lebih lelah dibandingkan dirinya. Membayangkan kembali segala perbuatannya dulu membuat Dio tertohok sendiri.

Ia kemudian tak jadi berputus asa, memilih bangkit dan bergegas keluar kamar.

Diketuknya kali ketiga, tak ada sahutan. Pintu yang tak dikunci memaksa Dio masuk ke dalam kamar Kiana. Tak ditemukannya eksistensi Kiana, membuat Dio kebingungan. Berpikir mungkin Kiana sedang membuat cokelat panas di bawah, Dio memilih duduk di tempat tidur dengan pandangan menerawang sambil menunggu.

Hanya berselang satu menit, ketika suara benda jatuh dari belakang Dio membuat laki-laki itu refleks menoleh. Itu sebuah facial wash yang terjun bebas dari tangan Kiana.

Bukan.

Bukan itu yang membuat keduanya membeku.

Itu Kiana dalam jarak 5 meter dalam balutan handuk tanpa pakaian -sebab ia baru selesai mandi- yang terkejut mendapati Dio berada di kamarnya dan menemukan dirinya sedang dalam keadaan paling awkward.

Untung Kiana tidak teriak dan membangunkan eyang dan eyang putri!

"Kamu ko - di - sini," ujar Kiana tergagap. Ia bingung harus melanjutkan langkah dan mengambil baju yang ia letakkan di tasnya; itu di seberang tempat tidur dan harus memutari Dio, atau kembali ke kamar mandi dan mengusir laki-laki itu.

"So-sorry ... aku kira kamu ke dapur tadi," jawab Dio tak kalah gagap. Ia sempat celingukan sebelum akhirnya mengambil tas Kiana dan memberikannya pada perempuan itu.

Kiana menerimanya tanpa protes dan memilih ngacir ke dalam kamar mandi. Hingga 15 menit berlalu, perempuan itu masih belum juga keluar. Memakai baju tidak akan memakan waktu sampai lima menit. Sepuluh menit sisanya, Kiana bengong sendiri. Bingung dan canggung bila harus keluar dan bertemu Dio. Lagipula, kenapa laki-laki itu masih belum pergi juga, keluh Kiana.

"Aku buatin kamu cokelat panas, Kia. Kamu nggak tidur di kamar mandi, 'kan?"

Sial!

Kiana malu dan memilih keluar. Ia tidak mendengar langkah Dio keluar dari kamarnya saat membuat cokelat panas. Andai ia tahu, sudah pasti ia akan keluar dan buru-buru mengunci kamarnya. Sungguh, Kiana tidak ingin bertemu Dio setelah apa yang terjadi tadi.

"Sini."

Dio menepuk tempat tidur, di sampingnya, menyuruh Kiana duduk. Perempuan itu menurut. Menerima secangkir cokelat panas dan duduk di samping Dio.

"Maaf karena aku terus memaksa kamu untuk kembali sama aku," ucap Dio memecah bisu. Ia menyesap cokelatnya sesaat, menoleh pada Kiana kemudian. Ditatapnya sang perempuan dengan rasa sesal yang rumit. "Seharusnya yang aku lakukan pertama kali adalah bertanya, 'apa kamu baik-baik aja selama tiga tahun lalu?' benar, 'kan?"

Kiana masih diam. Pandangannya sibuk pada cokelat panas di tangannya. "Apa kamu tahu apa yang paling menyakitkan dari pernikahan kita?" Kiana menoleh pada Dio. Membiarkan manik mereka bersitatap dengan perasaan yang tiba-tiba ramai.

Ada kenang yang membawa luka.

Ada sebagian bahagia.

Juga sedih, marah, kecewa, bahkan putus asa.

"Karena aku mencintai perempuan lain?" tebak Dio tanpa menyebut nama Rosa.

Kiana menggeleng. Ia tersenyum miris sebelum menyesap cokelat panas miliknya. "Karena aku mencintai kamu terlalu dalam."

Dio menundukkan pandangannya, tak berani menatap Kiana. Ia teringat beberapa waktu ini, setelah mereka bertemu kembali, hal yang selalu diungkitnya setiap bertemu Kiana adalah rujuk. Tanpa sekalipun ia peduli pada perasaan perempuan itu. Pada usahanya untuk menyembuhkan diri setelah dengan egoisnya ia menyakiti berkali-kali.

Dio marah, pada dirinya kini.

"Andai aku nggak mencintai kamu sedalam itu, aku akan dengan mudah pergi dari kamu. Bisa pula, aku melakukan hal yang sama dengan mencintai laki-laki lain. Nyatanya, aku tidak melakukannya. Sebab perasaanku buat kamu terlalu dalam. Akhirnya aku terluka lagi dan lagi sebab kesalahanku sendiri."

Dio menoleh pada Kiana cepat. "It's not your fault, Kia. Aku bahkan terlalu malu untuk mengatakan bahwa ... it's my fault." Dio masih lekat memandang mata Kiana. Menciptakan atmoser perasaan yang anehnya terasa amat menyedihkan.

Dio menyesali semua perbuatannya di masa lalu ketika Kiana sudah terlalu takut untuk kembali. Memaksakan apa yang dikehendakinya kini, hanya akan membuat Kiana mengenang luka yang sama. Dio gamang.

"Aku minta maaf karena telah menyakiti kamu berulang kali di masa lalu. Membuat kamu merasa terus terabai, melukai harga dirimu, menyia-nyiakan apapun usahamu untuk pernikahan kita. Aku minta maaf, Kia." Dio mengusap jemari Kiana lembut. Membuat Kiana sedikit terkejut. "Aku minta maaf, Kia," ulang Dio.

Kiana tahu, hatinya bergetar. Untuk pertama kalinya, Dionata Dierja meminta maaf padanya. Untuk seluruh rasa sakit dalam tiga tahun pernikahan mereka. Untuk semua rasa cintanya yang pernah disia-sia. Pun untuk waktu yang sayangnya tidak pernah bisa diulang.

Kiana tidak mau menangis. Namun, hatinya selalu membuat ia meninggalkan logika. Terenyuh dan luruh. Awalnya sebulir lama-lama deras juga. Dalam sedu yang ditahan, Dio meraih cangkir cokelat dari tangan Kiana dan meletakkannya.

"Maafin aku, Kia."

Itu adalah permintaan maaf Dio yang terus digumamkannya saat ia merengkuh Kiana dalam peluknya. Membiarkan Kiana meluapkan perasaannya di depan sibiang keladi. Dio bahkan bersedia ditampar atau dicakar. Selama Kiana bisa melampiaskan amarahnya yang dipendam bertahun-tahun. Amarah untuk dirinya.

Bukan hanya Kiana akhirnya yang menangis. Laki-laki itu juga. Keduanya berbagi puing-puing pilu rumah tangga mereka. Mengumpat pada waktu yang sialnya tak mau dibawa mengulang. Biar menyesal, semua tetap ditempat seharusnya.

Entah di menit berapa, ketika malam juga semakin larut, tangis keduanya mereda. Meninggalkan basah di pipi lalu memecah tawa kemudian. Dio dan Kiana sama-sama menertawakan mata mereka yang berubah sembap.

"Aku nggak akan memaksa kamu untuk kembali sama aku. Aku cuma mau kamu segera sembuh dari luka-luka itu. Bila memungkinkan kamu memberikan maaf, juga memberikan aku kesempatan, aku akan menyatakan perasaanku saat itu."

Tatapan Dio yang terasa hangat malam itu membuat Kiana tidak bisa menolak tatkala Dio mendekat ke arahnya. Membiarkan jarak yang merekat, juga tangan kiri Dio yang berpindah cepat, merangkum pipi Kiana. Membuat napaspun saling menerpa, yang dilakukan Kiana hanya memejam.

Dio tersenyum dan memberikan apa yang otak mereka perintahkan. Sebuah kecup lembut yang ia tambatkan di bibir Kiana. Sesaat, dalam hening itu, ia tidak bisa berpikir lagi. Mengubahnya dari kecup menjadi ciuman yang lepas, membuat ia maupun Kiana hampir kehabisan napas. Terlepas pagut sesaat, saling memandang kemudian. Kiana menunduk malu, menampilkan semburat di pipinya seperti biasa.

Dio tersenyum, menarik lembut tengkuk Kiana untuk dimulainya babak yang baru. Ciuman yang mendalam setelah keduanya saling menyadari hal-hal yang tertinggal di masa lalu. Pagutan yang membuat Kiana lupa bahwa ia belum mangambil keputusan apapun. Kecupan-kecupan kecil yang kini berpindah pada leher Kiana yang membuat Dio lupa bahwa ia bahkan belum mengambil kesempatan untuk menyatakan cintanya sekalipun dari tiga kesempatan yang diberikan Kiana.

Ini malam Jakarta dengan cuaca yang buruk. Dingin angin di luar dan mereka yang berada di dalam kamar berdua saja. Memaksa diri mencari hangat pada riuh cecap suara dari tanda-tanda merah di sekitar leher dan tulang selangka Kiana akibat perbuatan Dio.

Mereka memang tak pernah puas, hingga berpindah jari jemari Dio di tempat yang tertutupi kaos putih miliknya yang dikenakan Kiana. Menyentuhnya lagi dan lagi, menimbulkan waras dan tidak bagi Kiana. Lalu yang terjadi selalu meminta lebih pada hal lain untuk dijelajah. Membuat mereka bernostalgia, pada malam yang pernah mereka lalui dulu.

Mereka berniat mengenang hingga lupa bahwa semuanya sudah berbeda.

Ketika Dio hendak meloloskan kaos putih yang dikenakan Kiana, sebuah ketukan di pintu mengagetkan keduanya. Memaksa apapun kegiatan yang sedang terjadi di sana untuk berhenti.

Ketukan dari suara pemilik rumah, eyang.

"Rujuk dulu, le."

 

^^^^

TBC

1
Neneng
biarkan kia pergi thor jgn sm dio
jahat bgt ih..
pgn tak geprek si dio
anak orang
boleh ga Dio buat tumbal aja kog aku Gedeg banget ya
Yestri Yunara
Rasanya masih kurang aja eps nya, padahal udah panjang bangett🤭
Nana_Noona: lebih dari 2000 kata kak 😁
total 1 replies
Neneng
thor tlong Kiana jgn sm dio dong.. gedeg aku bacanya
Nana_Noona: Hujat Dio kak hujaaaaatttt
total 1 replies
Rully Kristiana
bagus
Rully Kristiana
Biasa
Rully Kristiana
anjriitt udh pernah baca di tik tok tapi masih nyesekk aja /Sob/
Nana_Noona: Sedih banget kaaaaannn
total 1 replies
anak orang
jahat
Maizaton Othman
,tatabahasa tersusun serta alur cerita yg bagus menjadikan karya ini sebuah naskhah yg menarik,tidak sabar menunggu update setiap episod nya.
Maizaton Othman
kia..jgn mudah luluh..please,
Maizaton Othman
please Kia,belajarlah dari pengalaman masa lalu..jgn jatuh dilubang yg sama 2x,jgn mudah terpedaya dgn sesiapa pun yg ingin mengambil kesempatan diatas " rasa" cintamu yg masih "ada",benteng lah hati mu seteguhnya.
Maizaton Othman
oke
anak orang
lagiiiiiii
Maizaton Othman
good decision,mama,jgn sesekali izinkan..hargai Kia,kasihan dia...
Sunria Riayah
aku menungguuuuuuu
anak orang
gara gara eyang ganggu,aku kasih bintang 5 🤣
anak orang
eyang ganggu lhoooo🤣
Nana_Noona
Nanti malam kita up lagi ya kakkkk
Rita Ningsih
mana lanjutan nya dong
Neneng
kiana plin plan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!