NovelToon NovelToon
Tentang Dia

Tentang Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintapertama
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Lissaju Liantie

Rumah tangga yang telah aku bangun selama dua tahun dengan penuh perjuangan, mulai dari restu dan segala aspek lainnya dan pada akhirnya runtuh dalam sekejap mata. Aku yang salah atau mungkin dia yang terlalu labil dalam menyelesaikan prahara ini? berjuang kembali? bagaimana mungkin hubungan yang telah putus terbina ulang dalam penuh kasih. Berpaling? aku tidak mampu, segalanya telah habis di dia. Lalu aku harus bagaimana? menerima yang datang dengan penuh ketulusan atau kembali dalam rasa yang setengah mati ini? aku hancur dalam cintanya, segala hal tentang dia membuat aku hancur berantakan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lissaju Liantie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab_003 Rasa Itu

"Ria..." Suara pelan Anand yang terus melangkah mengikuti langkah kaki Deria pada akhirnya membuat Deria mau tidak mau kembali menghentikan langkahnya.

"Apa masih ada yang ingin kamu bicarakan?" Tanya Deria setelah berbalik untuk menghadap kearah dimana Anand berada.

"Semoga kamu bahagia! Bertemu lah dengan lelaki baik yang bisa terus menetap bersama mu. Jangan lagi tinggal dalam masa lalu kita yang begitu gelap, segalanya telah usai, Ria. Kamu berhak untuk bahagia." Jelas Anand dengan menundukkan wajahnya.

Lama saling terdiam, namun mata Deria terus menatap kearah Anand yang sejak tadi terus berusaha membuang pandangannya dari Deria.

"Lalu, apa selama dua tahun ini kamu tidak bahagia bersama ku. Ahhhh dua tahun? Kita bahkan sudah bersama jauh sebelum dua tahun yang lalu." Jelas Deria dengan keadaan yang begitu kesal.

"Tuh kan! Lagi-lagi kamu salah paham, bukan itu maksud aku...!" Keluh Anand yang kini memberanikan diri untuk membalas tatapan Deria.

"Hmmm, memang aku yang selalu salah dan kamu yang paling benar." Tegas Deria yang terlihat begitu malas jika harus kembali berdebat dengan sang mantan suami.

"Apa selama ini kamu begitu kesal dan benci pada ku?"

"Sudahlah! Aku tidak ingin lagi membahas apapun itu tentang kita, toh semua hanya tinggal kenangan. Aku pamit, jaga dirimu baik-baik, teruslah hidup sampai aku bisa membalas rasa sakit ku ini pada mu!" Tegas Deria dan lekas pergi, keluar meninggalkan rumah yang selama dua tahun ini menjadi tempat ia pulang.

"Hmmmmm, aku akan terima semua rasa sakit itu jika semua itu bisa membuat hidup mu bahagia, Deria." Ungkap hati Anand dengan mata yang terus menatap bayangan sosok Deria yang kini telah menghilang dari pandangannya.

~~

"Bunda...." Ucap Deria bersamaan dengan langkah kaki yang spontan berhenti saat dirinya mendapati sosok Diana yang baru saja muncul dari balik pintu gerbang rumah.

Diana pun ikut menghentikan langkahnya, keduanya sama-sama mematung dengan mata yang saling menatap satu sama lain.

"Apa kamu baru selesai berkemas?" Tanya Diana yang tidak lain adalah ibunda dari Anand.

"Iya bunda, aku mampir untuk mengambil beberapa buku ku yang masih tertinggal disini." Jelas Deria.

"Kak Ria..." Ujar Arman yang baru muncul dari balik gerbang.

"Arman, hmmmm, kalau gitu aku pamit dulu bunda." Ujar Deria yang terasa begitu canggung.

"Hmmmmm!" Ujar Diana dengan berat hati, matanya terlihat jelas begitu berkaca-kaca.

"Apa abang ada di dalam?" Tanya Arman yang kembali membuat Deria menghentikan langkahnya yang baru saja hendak beranjak dari sana.

"Iya, dia ada di dalam." Jawab Deria singkat.

"Apa dia mengatakan sesuatu pada kak Ria?" Tanya Arman.

"Udah dek, berhenti membuat kak Ria mu merasa canggung. Udah ayo kita masuk!" Tegas Diana yang segara membawa Arman segera melangkah masuk ke dalam rumah.

Deria tidak langsung meninggalkan lokasi tersebut, sejenak dia terdiam dengan pandangan yang terus tertuju pada sosok Diana dan Arman yang akhirnya menghilang ke balik pintu utama rumah mewah tersebut.

"Hufffff! Sebaiknya aku jangan lagi bertemu dengan keluarga ini, rasanya canggung sekali, beberapa hari yang lalu kita bahkan makan di satu meja tapi hari ini kenapa terasa begitu asing? Padahal mereka tidak harus bersikap dingin padaku seperti ini. Aku kira bunda sudah merestui pernikahan kami tapi ternyata...hufffff, sudahlah! Lagi pula semuanya telah usai begitu pula dengan rasa ini, semuanya tidak akan lagi sama seperti dulu jadi sebaiknya aku yang harus menjaga jarak dari keluarga ini." Tegas Deria pada dirinya sendiri lalu segera pergi dari sana.

~~

Anand terlihat begitu buru-buru ia bahkan terus berlarian disepanjang lorong-lorong rumah sakit, hingga akhirnya ia sampai di meja resepsionis dengan napas yang terdengar jelas begitu ngos-ngosan serta keringat yang membasahi hampir seluruh wajahnya.

"Dokter Anand..." Ujar seorang perawat yang juga sedang berdiri di depan meja resepsionis.

"Sorry aku telat! Nita, apa ruangan operasi udah siap?" Tanya Anand masih dengan napas yang memburu.

"Sudah dokter!" Jawab Nita sedikit tertahan ia bahkan saling menatap dengan Rudi sang resepsionis yang berada tepat dihadapan mereka yang hanya terhalang oleh meja kerja.

"Aku akan langsung siap-siap!" Jelas Anand dan berlalu dari sana.

"Kenapa kamu cuma diam aja?" Tanya Nita kesal.

"Aku juga bingung harus gimana ngomongnya!" Keluh Rudi yang terlihat serba salah.

"Haissssh!" Gumam Nita kesal namun segera menyusul langkah Anand.

"Kenapa?" Tanya Anand yang paham saat diikuti oleh Nita dari belakang.

"Hmmmmm, jadwal dokter hari ini sudah dialihkan ke dokter baru." Penjelasan Nita sukses membuat Anand menghentikan langkahnya.

"Semuanya?" Tanya Anand memastikan.

"Tidak dok, hanya untuk jadwal sampai siang aja, selebihnya masih menjadi jadwal dokter Anand." Jelas Nita.

"Hmmmmm!" Ujar Anand dengan suara pelan lalu kembali melangkah.

"Gimana?" Tanya Rudi saat mendapati Nita yang kembali ke meja resepsionis dengan keadaan yang begitu tidak nyaman.

"Hufffff!" Nita menghela nafas berat.

"Apa dia mengamuk? Dia marah-marah nggak jelas? Atau mungkin....!" Rudi menggantungkan ucapannya, matanya terlihat terus menilik bola mata Nita untuk mencari jawaban yang pasti.

"Hmmmmm, hanya itu reaksinya! Aku malah jadi takut!" Keluh Nita.

"Hmmmm? Kamu yakin? Apa kamu nggak salah dengar? Serius itu jawaban dari dokter Anand? Anand Devfran?" Tanya Rudi memastikan, dia terlihat tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Justru itu, aku semakin bingung dan takut..." Keluh Nita dengan tangan kanan yang langsung menopang keningnya yang terasa pusing saat kembali memikirkan tingkah aneh sang dokter yang selama ini tidak pernah ia lihat seperti hari ini.

"Takut? Bingung? Kenapa? Siapa yang sedang kalian bicarakan? Apa itu aku?" Tanya seorang dokter yang tiba-tiba muncul entah dari arah mana yang jelas kini ia sudah bergabung dengan Rudi dan Nita.

"Dokter..." Ujar keduanya dengan menundukkan kepala memberi hormat pada dokter baru.

"Jadi aku yang sedang kalian bicarakan? Apa karena aku pendatang baru disini?" Tanyanya lagi namun terdengar begitu santai, dia terlihat begitu friendly meski statusnya sebagai seorang dokter spesialis yang memang di rekrut langsung oleh direktur rumah sakit.

"Bukan dokter, kami tidak sedang membahas tentang dokter kok." Jelas Rudi.

"Gimana operasi pertamanya di rumah sakit ini dok?" Tanya Nita yang berusaha mencairkan suasana dengan mengalihkan ke topik pembahasan lainnya.

"Seru, lagi pula semua rumah sakit sama aja kan. Ya udah aku akan cari ruangan aku dulu, bye..." Jelasnya dengan senyuman lebar.

"Mau aku bantu antarkan?" Tawar Nita.

"Dengan senang hati..." Jawabnya.

"Dokter Ria..." Sapa Rudi dan Nita saat melihat Deria baru saja datang.

"Hai...! Hmmmm,,,ini....?" Ujar Deria.

"Ini dokter baru kita Dok, dokter Dariel Ervans spesialis ortopedi yang bakal menjadi teman seruangan dokter Anand." Jelas Nita memperkenalkan sang dokter baru.

~~

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!