NovelToon NovelToon
My Lucky Boy

My Lucky Boy

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:71k
Nilai: 5
Nama Author: Sinho

Seorang Wanita yang berjuang bertahun-tahun menghadapi badai hidupnya sendirian, bukan sebuah keinginan tapi karena keterpaksaan demi nyawa dan orang yang di sayanginya.

Setiap hari harus menguatkan kaki, alat untuk berpijak menjalani kehidupan, bersikap waspada dan terkadang brutal adalah pertahanan dirinya.

Tak pernah membayangkan, bahwa di dalam perjalanan hidupnya, akan datang sosok laki-laki yang mampu melindungi dan mengeluarkannya dari gulungan badai yang tak pernah bisa dia hindari.

Salam Jangan lupa Bahagia
By Author Sinho

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

My LB-14

Malam yang semakin dingin, diluar hujan, tombol kontrol AC di nyalakan, untuk menyesuaikan udara agar tak terlalu membuat badannya menggigil, sepertinya Dry menahan demam di tubuhnya.

Bel berbunyi, Dry tak ingin gegabah dan melakukan hal salah untuk kedua kali, hingga kemudian dirinya merapatkan diri di pintu untuk melihat siapa yang ada di depan sana.

Tangannya segera membuka cepat, dan nampak lah Evan sudah ada didepan matanya saat ini.

"Ev, masuklah" ucap Dry memaksa untuk memberikan senyuman.

Pucat, itulah yang saat ini terlihat oleh Evan. Lalu tangannya meraih dahi Dry.

"Kau sakit" ucap Evan.

"Aku hanya butuh istirahat Ev"

Evan terdiam, sedari tadi memperhatikan Dry yang menghindari tatapan, seolah menyembunyikan wajah darinya.

Tunggu, Evan akhirnya bisa melihat juga, sedikit lebam di salah satu sudut bibirnya, jelas itu bukan dari gigitan nyamuk atau serangga.

"Tunggu, kenapa dengan wajahmu?" Tanya Evan.

"Ck, tidak apa-apa, hanya kecelakaan kecil saja, masuklah, kenapa kau kemari?, ada yang penting?" Seolah Dry tak peduli jika saat ini Evan melihat jelas luka di wajahnya, toh sepertinya sudah ketahuan juga.

Gerakan Evan cepat untuk mendekat, menghalangi Dry yang ingin berjalan menuju ruang belakang, jemarinya meraih wajah itu tanpa permisi dan_

"My God, apa yang terjadi Dry?, katakan!" Evan masih memegang dagu Dry agar tak berpaling.

Dryana melepaskan tangan Evan, merasa sesak saat tatapan mata tajam itu meminta penjelasan, dimana itu artinya Dry harus menceritakan sesuatu yang terus terang membuat hatinya juga terluka akan perlakuan sosok yang di gadang-gadang akan menjadi suaminya, walaupun dengan paksa.

"Tunangan ku, dia kesini dan marah karena kejadian di rumah sakit, dia ingin tau tentang mu, juga hubungan kita"

"Apa?!, berani sekali laki-laki memukul wanita!" Evan meninggikan suaranya.

"Tenang, aku berhasil melawannya dan security yang segera melihatnya berhasil mengusirnya dari sini"

Evan masih terdiam, bukan karena hanya ingin mendengarkan, tapi tangan dan matanya beralih ke benda pipih itu dan tersenyum devil setelah mendapatkan sesuatu.

Masih jam tujuh malam, Dry sengaja membuatkan minuman dan menyediakan makanan ringan saja, tubuhnya masih terasa tak enak dan tak nafsu makan.

"Aku ambilkan obat, minum dan tidurlah" ucap Evan yang kini sudah menuju empat kotak obat, dia sudah tau letaknya karena kemaren memperhatikan Dry mengambilnya untuk mengobati luka.

Dry hanya tersenyum, saat akan melangkah Evan melarangnya bergerak, alhasil minuman di dapatkan dari tangan Evan, meminumnya beserta obat yang dimasukkan ke dalam mulutnya terlebih dahulu.

Evan masih menatap dengan lekat, membuat Dry merasa tak punya ruang geraknya.

"Apa aku berubah menjadi bidadari setelah meminum obat yang kau beri?"

Evan tersenyum dan memindahkan pandangan, "Hem, kau bidadari yang tak bersayap" jawab Evan.

"Jangan membuatku tersipu"

"Itu lirik sebuah lagu Dry, aku hanya mengutipnya saja"

"Dasar brengsek!" Sahut Dry dengan wajah masam seketika.

Evan terkekeh melihatnya, menikmati minuman yang sudah di buat diatas meja, dan sesekali makan selingan kue kering yang disediakan oleh Dry sesaat tadi.

"Apa perlu aku buatkan makanan?"

"Tidak, aku sudah kenyang, dan ngantuk sekali"

"Efek obat, bagaimana demam mu?"

"Hem, mendingan" jawab Dry.

"Sebaiknya kamu segera tidur dan aku akan pergi"

"Kenapa?" Tanya Dry seolah keberatan.

Evan mengerutkan keningnya, lalu membalikkan badan dan mendekati Dry, sangat dekat dengan hembusan nafas yang begitu terasa dan membuat merinding seketika.

"Jadi_, Apa aku harus menemani mu tidur malam ini Dry?"

"Ha!?" Dry melongo, pertanyaan Evan begitu ambigu, dan sesaat kemudian tersadar kembali, jika berlanjut, laki-laki yang begitu dekat dengannya ini bisa-bisa akan mewariskan anak ke rahimnya, mengerikan!

Dry langsung mendorong Evan, membalikkan badannya, hingga terdorong sampai di pintu Apartemennya.

"Jangan sampai aku menggunakan kakiku untuk menendangmu keluar Ev!"

Evan kembali terkekeh, dan saat membalikkan badan untuk berpamitan_

Brak!, Dry sudah menutup pintu Apartemennya cukup kencang, beruntung tak ada anggota badan Evan yang terjepit, seandainya iya, pasti terjadi jeritan tingkat tinggi.

Melanjutkan jalannya, Evan memasuki lift dan kembali sibuk dengan ponsel yang kini ada di tangannya.

"Aku akan ke Kafe, kumpulkan teman-teman, kita pesta!"

"Wow!, Siap!" Seru Dixon yang sesat tadi mengabarkan dimana keberadaan seseorang yaang akan dia beri pelajaran.

Benar sekali, saat Evan tiba di Cafe tempatnya nongkrong menghabiskan kata-kata bersama dengan ke tiga temannya, suasana sudah sangat ramai disana.

Semua mengucapkan terimakasih atas kehadiran Evan dan sudah mentraktir semua orang yang ada disana.

"Eh bocah, apa yang terjadi?" Evan bingung setelah sampai di kursinya.

"Aku sudah umumkan hari ini kamu yang mengadakan pesta, jadi semua boleh pesan apa saja" jawab Dixon dengan senyuman bangganya.

"Oh Shitt, kau mau menguras uangku!?" Tentu Evan terkejut akan kelakuan Dixon dan teman-temannya.

"Loh, bukannya ini tadi perintah mu, mengumpulkan teman-teman dan berpesta?!" Sahut John tanpa dosa.

Evan menatap tajam Dixon yang sepertinya salah paham akan perintahnya, bukankah yang dimaksud teman olehnya hanya tiga cecunguk itu saja, lalu kenapa ini jadi seantero pojok cafe harus dia yang bayari?, keterlaluan kalian semua!, batin Evan.

Ibarat nasi sudah menjadi soto, lebih enak dan mari kita nikmati saja, Evan pun memainkan perannya bersama teman-teman dan orang-orang yang asik berpesta di Cafe.

*

*

Sama halnya di sebuah club malam, seorang Sandiago Gurven tengah menikmati acara pesta, minuman keras dan juga wanita.

Cum-buan, tangan yang gerayangan dan suara tawa wanita telah menghiburnya, luka batin sudah dirasakan bertahun-tahun lamanya, dimana penolakan seorang wanita yang bakal menjadi Isterinya secara paksa.

"Wanita Sialan, pada akhirnya aku akan puas menikmati tubuhmu nantinya!" Teriaknya sambil tertawa melepaskan kepenatan pikirannya.

Hingga di detik berikutnya_

Bug!

Seseorang telah menyambar kerah bajunya dan memukulnya cukup keras.

"Hei!" Teriak orang-orang yang terkejut karena tak melihat kedatangan seseorang, dan tiba-tiba saja sosok itu muncul begitu saja membuat keributan.

Sandiago melawan, sebagai keturunan keluarga Gurven tentunya tidak terlahir dengan tangan kosong, gerakan gesit untuk membalas dan menyerang pun dikeluarkan.

"Siapa kau brengsek!" Teriaknya, semua bubar, mundur mencari tempat yang aman.

Dan senyuman itu sengaja di perlihatkan untuk Sandiago Gurven seorang.

"KAU!!"

Sandiago terkejut bukan main, bagaimana orang yang sudah membuatnya emosi beberapa hari karena kedekatannya dengan Dryana bisa tiba-tiba muncul begitu saja.

Apalagi Club malam miliknya di jaga begitu ketat, hanya tamu-tamu yang sudah terindentifikasi saja saat ini bisa masuk kesana.

Sandiago boleh tertawa senang saat menang dari banyak orang, tapi tidak saat ini, berhadapan dengan Evan.

"Ini untuk Dryana, brengsek!" Pukulan bertubi-tubi tak bisa di hindari, begitu cepat dan tak bisa terlihat.

Sandiago terhuyung, wajahnya penuh luka dan berdarah, lalu kemudian ambruk walau masih bisa melihat dengan jelas tawa Evan sebelum akhirnya tiba-tiba saja menghilang.

Para penjaga bayaran berlarian setelah mendengar banyak teriakan, terkejut mendapati sang Bos sudah tergeletak dilantai.

"Sisir semua wilayah ini, dapatkan laki-laki brengsek ini hidup atau mati!" Teriak ketua penjaga Club Malam menggema.

Jangan lupa KOMENnya, LIKE, VOTE, HADIAH, dan, tonton, IKLANNYA.

Bersambung.

1
Dinda Adiana
kelakuannya mirip Alena, bar bar plus ceplas ceplos 🤭🤭
Dinda Adiana
widih tawaran yg menggiurkan nieh
Dinda Adiana
kelakuannya Evan, ngingetin gw sama Edward dulu 🤭🤭
Dinda Adiana
HM moga yg ini juga punya kekuatan istimewah kayak yak lain, tapi tergantung Authornya sih
Dinda Adiana
momy Alena anak mu Evan tidur sama cewek
Dinda Adiana
keren, Thor aku mampir nih
ely
dryana pnya kekuatan supranatural gak tor...
Ayu Septiani
mommy mu pasti bakal merestui Ev, bila kamu bersungguh sungguh dengan niat baik mu.
segera halalkan Dryana lepaskan dia dari keluarga parasitnya
Sugiharti Rusli
kalo dipikir-pikir kenapa nama Nugraha tetap tersemat di belakang nama anak" Edward dan Alina yah🤔🤔🤔
wardah
semangat donk evan,yakin keluarga merestui khususnya mommy cantik mu
Tutik Sriwahyuni
jangan lengah ya ev, mereka pasti akan semakin gila, lindungi dry dan kakek.
Yhanie Shalue
jangan pesimis ev,, mommy mu pasti akan merestui mu Apalagi dryana juga wanita yg baik dan dr keluarga yg baik pula
Dwi Diana
lanjutamnya jgn lama2 dong thor
Aghitsna Agis
asal sungguh2 evan pasti mommy elena setuju jgn khawayir ditunggu kelanjutannya mks jgn.lama2
Whatea Sala
Lanjutt ka Sinho...semangat ya..👍🏾
Sh
pok ame ame belalang kupu-kupu..ayo Evan ngaku tadi ngapain...
ely
enaknya jd evan...
tinggal cling udah nyampe 😂
Ayu Septiani
Dry makin penasaran dengan jati diri Evan. lanjut up lagi kak sinho.... semangat ya
ummah intan
suatu saat nti kau akan tahu hal itu dry
Tini 89
intensip mungkin
Sinho: iya kak Tini..maaf typo
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!