seorang gadis yang menderita setelah ibunya tiada, sejak usia 5 tahun tepat di hari pernikahan ayahnya awal mula penderitaan gadis itu dan sekarang gadis itu baru masuk SMA baru masuk gadis itu durung habis habisan sama teman barunya hanya karena kakak dan adek tirinya yang sangat suka melukainya
"duh, kesian deh nasib lo"
"pasti sakit yaa, hahaha kesian gak disayang ayah makanya yang nurut sama gue"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon liliaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Sesampainya dirumah sakit terlihat Axel dan Tiara yang sudah sadar baru saja masuk Mona kaget karena Tiara berada di sana dan memegang erat tangan Rayendra karena takut bahkan Mona tidak berani menatap.
Mamah dan papah Mona memberikan beberapa buah buahan yang mereka beli dan memberinya ke Felix sekaligus memperkenalkan diri.
"cantik juga pilihan kamu Rayen"ucap Felix setelah memperhatikan Mona dari bawah hingga atas.
"gimana keadaan lo"ucap Rayendra ke Axel.
"gue, gimana ya?"ucap Axel yang membuat seluruh mata tertuju ke padanya.
"oh lo baik ternyata bisa lari maraton dong"ucap Tiara langsung saja.
"bisa banget baru satu meter udah pindah alam"ucap Axel lagi dengan tersenyum saja.
"nih yang asli"ucap Rayendra memperlihatkan sebuah berkas.
"apanya"tanya Tiara dan Felix barengan.
"jadwal sekolah, dari semalam bahas apa"ucap Rayendra yang terlanjur kesal bukannya di baca dulu mereka langsung bertanya.
"kalau ini yang asli terus itu"ucap Felix yang bingung sementara Liara yang baru saja masuk dan berdiri di samping Mona.
"nih sarapan"ucap Liara mereka semua kaget karena tidak ada suara.
"sekolah lo gimana"tanya Tiara melihat kembarannya.
"online"jawab singkat Liara setelah itu duduk memperhatikan.
diskusi keluarga itu kembali terjadi dan rencana mereka saat Tiara benar benar pulih baru mereka akan mulai.
Rayendra yang sedari tadi tau kalau Mona takut izin keluar untuk membeli cemilan dan keluar dari ruangan itu bersama Mona.
"gak usah takut gak ada yang jahat di sini"ucap Rayendra dan gak mendapatkan jawaban apapun karena Mona hanya diam saja.
sampai di supermarket Rayendra dan Mona memilih beberapa cemilan untuk mereka bawa selama itu juga Mona terus diam tampa bicara apa apa.
hingga di perjalanan kerumah sakit Rayendra mencoba membuka obrolan kembali.
"Aku selalu bingung kenapa kamu sangat takut saat bertemu Tiara"tanya Rayendra namun Mona yang masih diam akhirnya Rayendra memberhentikan mobilnya di pinggir jalan dan menatap Mona.
"kenapa?"tanya Mona dengan pelan.
"aku yang harusnya, tanya kamu kenapa? Hmm"ucap Rayendra namun lagi dan lagi Mona diam.
Rayendra memeluk Mona "cerita jangan diam gini aku gak tau"ucap Rayendra sambil mengelus rambut Mona.
"gak papa"ucap Mona yang enggang bercerita.
"yasudah, jangan takut lagi nanti Tiara gak bakalan nyakitin kamu dia sendiri juga sedang sakit"ucap Rayendra menenangkan dan di angguki Mona.
di tempat lain dimana Maura dan Saka sekarang mereka berdua sangat marah karena semua tawanan mereka kabur dan sekarang mereka bersembunyi karena di incar komplotan mafia yang ada di disa Maura dan saka ini berada di luar negeri dan bingung harus kemana mau kembali tapi mustahil buat itu.
"semua ini karna kamu aku juga jadi ikut terlibat"ucap saka menyalahkan Maura.
"kok aku kamu yang minta aku untuk melakukan itu"ucap Maura.
"mending sekarang kita pikirkan cara untuk keluar dari situasi ini"ucap Maura dan mereka berdua diam berpikir.
sementara dirumah sakit obrolan masih saja berlanjut untuk saling mengenal keluarga Mona yang kebetulan Bertamu.
"apa sih ini nyalahin banget"ucap Tiara kesal sendiri dengan selang infusnya dan melepasnya paksa.
"eh eh_"
"kebiasaan"ucap Rayendra yang langsung memotong ucapan mamah Mona yang kebetulan melihat Tiara mencabut paksa selang infusnya.
"habis dari tadi ribet gini kan enak"ucap Tiara lalu mengambil buku yang ada di atas meja sampingnya.
sementara Axel yang tidur itu juga terganggu dengan selang infusnya karena sangat susah gerak pada akhirnya juga melepas paksa dan kembali tidur.
"adik kamu cukup aneh semua Rayen"ucap Felix memperhatikan saja.
"anak ayah juga"ucap Rayendra yang tau kebiasaan adik adiknya.
"bang gak bisa keluar gitu"ucap Axel yang tiba tiba saja duduk.
"luka kepala lo sembuh baru bisa pulang"ucap Rayendra namun Axel yang sedari tadi bosan gak lakuin apa apa hanya memperlihatkan ekspresi wajah kesalnya.
"noh ajak ara main atau Lia jago main game mereka berdua seperti lo"ucap Rayendra yang paham betul.
"jari gue males gerak"ucap Axel fan kembali berbaring lagi.
"enakan juga balapan"gumam Axel Felix yang kebetulan mendengar itu langsung mengucapkan kata menyita seluruh pasilitas Axel hinga mereka berdua sedikit berdebat namun itu di hentikan Liara yang sedari tadi diam memainkan ponselnya.
"diam"ucap Liara itu membuat anak dan ayah itu terdiam entah mengapa bagi para pria di keluarga itu perempuan sangat menakutkan hingga satu katanya saja bisa bikin mereka takut.
untuk Rey sendiri sudah kembali lagi keluar negeri karena memang kerjaannya di sana belum selesai.
"yah, selama ini kan Axel playboy gimana kalau ayah jodohkan saja biar Axel gak nakal lagi terus cari cewek yang seram sehingga Axel gak bisa macem macem"ucap Liara dengan nada dingin walaupun dengan keluarga sendiri Liara yang jarang bersama keluarganya itu membuat dia berbicara seperti dengan orang lain.
"setuju kalau bisa yang gak segan segan menghukum Axel"ucap Rayendra.
"tapi siapa yang mau sama Axel playboy, nakal, dan boros"ucap Felix dan Axel yang mendengar itu hanya berdecak kesal saja karena dia tau gak akan ada cewek yang mau sama dia.
"aku punya teman kebetulan dia lagi cari cowok"ucap Liara lagi.
"oh di vampir itu"ucap Tiara ikut nimbrung.
"vampir?"ucap mamah Mona yang gak paham dan bertanya.
"iya Tante bahkan ini lebih seram di bandingkan bang Rayen kalau marah di jamin"ucap Tiara mengiyakan.
"tapi gue gak yakin kalau Axel selamat nanti"ucap Liara mengutarakan keraguannya.
"sebehaya itu kah?"ucap Rayendra bertanya.
"bukan bahaya sih dia baik pintar cerdas aku akui aku kalah dengannya dari segi manapun kalau gak salah julukannya waktu terakhir bertemu itu malaikat maut"ucap Tiara mengingat ingat, sementara Axel sudah gemetar membayangkan seberapa seram wanita itu.
"selagi Axel nurut mungkin selamat"ucap Liara lagi dan yah mereka semua setuju sementara Axel terus berusaha menolak.
"gak bisa gue punya cewek yang benar benar gue suka"ucap Axel namun mereka tidak menjawab apa apa karena menganggap kalau Axel hanya main main lagi.