"Kak, ayo menikah?" Vivi yang masih memakai seragam putih merah itu tiba-tiba mengajak Reynan menikah. Reynan yang sudah SMA itu hanya tersenyum dan menganggapnya bercanda.
Tapi setelah hari itu, Reynan sibuk kuliah di luar negri hingga S2, membuatnya tidak pernah bertemu lagi dengan Vivi.
Hingga 10 tahun telah berlalu, Vivi masih saja mengejar Reynan, bahkan dia rela menjadi sekretaris di perusahaan Reynan. Akankah dia bisa menaklukkan hati Reynan di saat Reynan sudah memiliki calon istri?
~~~
"Suatu saat nanti, kamu pasti akan merindukan masa kecil kamu, saat kamu terluka karena cinta..."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
Hari-hari pun berlalu dengan cepat, Raina semakin disibukkan dengan kejar tayang syuting filmnya.
"Akhirnya bisa pulang sore dan segera istirahat." Tidak seperti biasanya yang selalu pulang hampir tengah malam, jadwal Raina hari itu tidak terlalu padat. Hanya ada satu set adegan di satu tempat.
Raina kini duduk bersandar setelah meregangkan otot-ototnya yang terasa pegal.
Kemudian Aldi berdiri di belakang Raina dan memijat punggung Raina. "Kamu kapan ada waktu? Kita bisa liburan biar gak jenuh."
"Belum tahu sih. Tapi setelah syuting film ini selesai, mungkin ada waktu sebentar. Memang mau liburan kemana? Kalau berdua Mama sama Papa gak mungkin izinin aku."
Aldi hanya terdiam di belakang Raina.
"Eh, gimana kalau ajak Kak Rey saja sama Vivi. Kalau sama Kak Rey pasti aku diizinin," kata Raina lagi.
"Ide yang bagus." Aldi tersenyum miring. Entah apa yang dia rencanakan, yang jelas dia masih belum bisa melupakan Vivi. Dia tahu hubungan Vivi dan Reynan sangat lekat. Melihat mereka berdua bercumbu di sofa malam itu membuat luka hatinya menganga dan terasa sangat sakit. Mengapa bukan dia yang dipilih Vivi dalam hidupnya.
"Kita langsung pulang atau mampir dulu?" tanya Aldi setelah menyudahi pijatannya. Dia mengemasi barang-barang Raina.
"Kita pulang saja, aku mau istirahat. Capek banget." Raina berdiri dan berjalan di samping Aldi. Sejak Aldi menemaninya, dia menjadi semangat bekerja. Tinggal selangkah lagi cita-citanya menjadi aktris terkenal akan terwujud karena rating tayangan filmnya sangat bagus dan mulai banyak produksi film yang meliriknya.
Setelah mereka berdua masuk ke dalam mobil, Aldi segera melajukan mobil itu pulang ke rumah. Jalanan sore hari itu cukup macet yang membuat Raina akhirnya tertidur.
Aldi menatap Raina beberapa kali. Ya, Raina memang cantik, tapi entah mengapa dia tidak bisa jatuh cinta padanya.
...***...
"Kak Rey lembur lagi?" Vivi menggembungkan pipinya saat Reynan bilang akan pulang larut malam. Memang sudah hampir satu minggu itu Reynan terus pulang terlambat. Pekerjaannya sangat menumpuk belum lagi dia harus segera menyelesaikan masalah keuangan agar perusahaannya tidak merugi.
"Hari ini gak sampai malam. Sepertinya jam 7 sudah selesai."
"Ya sudah aku tunggu saja ya."
"Jangan, kamu pulang dulu saja, makan di rumah lalu istirahat." Reynan mengecup singkat pipi Vivi, lalu dia keluar dari ruangannya.
"Ya udahlah." Vivi segera mengemasi barang-barangnya. Beberapa saat kemudian Vivi tersenyum kecil, sepertinya dia punya kejutan menarik untuk Reynan.
"Oke, karena Kak Rey sudah menjadi suami yang paling baik, aku akan buat kejutan untuk Kak Rey." Vivi bernyanyi kecil lalu dia memakai tasnya dan keluar dari ruangannya.
Beberapa staff yang bertemu dengannya menyapa Vivi ramah. "Mau pulang, Mbak?"
"Iya," jawab Vivi, tak lupa dia berikan senyuman termanisnya. Dia lebih suka dipanggil Mbak daripada dipanggil Ibu.
Setelah keluar dari lift, dia berjalan menuju tempat parkir dan masuk ke dalam mobil yang sudah disiapkan oleh Anton. Seperti biasa, saat dia pulang tanpa Reynan, dia hanya menatap jalanan yang dipenuhi oleh kendaraan.
Setelah sampai di rumah, dia keluar dari mobil tepat saat Raina baru juga sampai.
"Tumben sudah pulang?" tanya Vivi sambil mengimbangi langkah Raina.
"Iya, hari ini jadwal aku tidak terlalu padat jadi bisa pulang sore. Aku sangat capek jadi bisa istirahat. Kak Rey lembur lagi?"
"Iya. Kak Rey lembur lagi."
"Ya udah, aku mau istirahat." Raina menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
Sedangkan Vivi kini masuk ke dalam kamarnya. Dia segera membasuh tubuhnya hingga bersih. Setelah berganti baju, dia keluar dari kamar menuju ruang makan.
"Bi, Mama dan Papa kemana?"
"Tuan dan Nyonya menghadiri acara makan malam."
"Oo, aku makan dulu ya, Bi."
"Iya, Non."
Kemudian Vivi segera mengisi piringnya dengan nasi dan juga lauk. Dia menikmati makanannya seorang diri. Dia tidak sadar jika gerak-geriknya terus diintai seseorang.
"Sudah kenyang. Sekarang saatnya mempersiapkan amunisi sebelum Kak Rey pulang." Vivi berdiri dan berjalan menuju kamarnya.
Setelah menutup pintu, dia mencari gaun merah yang sangat didambakan Reynan. Vivi tersenyum sambil menggelar gaun merah itu.
"Sudah saatnya memanjakan suami." Vivi bersenandung renyah sambil mengganti pakaiannya dengan gaun itu.
"Sexy kan. Kak Rey pasti langsung bertekuk lutut." Kemudian Vivi duduk di meja riasnya dan memoles wajahnya. Tak lupa dia menyemprot minyak wangi ditubuhnya.
"Perfect!"
Vivi masih saja menatap pantulan dirinya di cermin sambil menyisir rambut lurusnya secara perlahan. "Kak Rey kok lama sih, katanya cuma sampai jam 7."
Vivi mengambil ponselnya dan menekan nomor Reynan bersamaan dengan ketukan pintu. "Itu pasti Kak Rey."
Vivi memastikan penampilannya sekali lagi lalu berjalan membuka pintu itu. "Kak Re..."
Vivi menghentikan kalimatnya. Dia akan menutup pintu itu lagi tapi Aldi menahannya dengan kuat. "Ngapain kamu ke kamar aku! Pergi!"
Aldi berusaha menahan pintu itu hingga akhirnya terbuka. Dia menatap Vivi sambil tersenyum miring. "Sexy sekali."
Vivi semakin memundurkan langkah kakinya. Dia segera meraih kimononya untuk menutupi tubuhnya. "Ngapain kamu ke sini? Keluar!"
"Vivi, meskipun sudah bertahun-tahun berlalu tapi aku masih sangat mencintai kamu. Apalagi sekarang kamu semakin cantik, bagaimana aku bisa melupakan perasaanku."
Vivi semakin takut. Dia mencari celah agar bisa lari dari Aldi. Dia menendang kaki Aldi dengan keras lalu lari keluar dari kamarnya, tapi dia justru tertabrak Raina yang baru saja turun dari tangga.
"Vivi, ada apa?"
Vivi mengatur napasnya yang terasa sesak. Belum juga dia berbicara, Raina melihat Aldi yang keluar dari kamar Vivi.
"Kalian berdua ngapain?"
💞💞💞
Like dan komen ya...
bersyukur dpt suami yg bucin
slah htor