Di Benua Tian Yuan, semua orang berlatih Dao Sihir hingga ke puncak, menjadi dewa abadi sejati. Itu telah di lakukan dari generasi ke generasi, tradisi yang orang semua percaya bahwa Dao Sihir adalah satu-satunya jalan menuju puncak keabadian.
Namun Jian Xin, pemuda sampah yang di anggap sebagai pemborosan oleh semua orang tiba-tiba muncul dengan Jalan Dao yang berbeda. Jalan Dao yang menantang langit, jalan Dao yang telah di tinggalkan semua orang. Yaitu Dao Pedang .....
Dengan hati Dao Pedang yang kuat, dia menempuh jalan yang lebih sulit dan menyakitkan dari orang lain. Semua untuk membuktikan bahwa Dao yang dia miliki bisa membawannya ke puncak!
Dalam perjalanan yang menyakitkan itu, dia tiba-tiba menemukan rahasia besar yang telah lama menghilang. Rahasia yang di tinggalkan oleh Dewa Dao pertama!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Soccer@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 : Guru Misterius!
Semua orang di alun-alun memiliki ekspresi rumit di wajah mereka saat mereka menatap Jiang Xin yang berdiri di panggung pertempuran dengan kagum, dan beberapa orang yang sering menghina dan mencemooh Jiang Xin. Saat ini tatapan yang mereka gunakan untuk melihat Jiang Xin telah sepenuhnya berubah.
Tidak ada lagi tatapan menghina, mengejek dan sebagainya. Semua di ganti dengan tatapan kagum serta pujian.
Melihat ini, sudut bibir Jiang Xin di tarik untuk membentuk senyum tipis. Batu besar yang selama ini menganjal hatinya telah sepenuhnya menghilang, du gantikan dengan perasaan lega dan puas.
"Apa kamu melihatnya? Hanya kekuatan yang bisa membuat seseorang di hormati, tanpa kekuatan. Kamu tidak lebih dari semut kecil yang tersesat, orang-orang sudah menginjak dirimu tapi mereka belum menyadarinya!" Suara tenang Shen Jian terdengar di hati Jiang Xin. "Kamu saat ini sudah mengambil satu langkah kecil di jalan menuju puncak keabadian dan itu patut di banggakan, tapi kamu juga tidak boleh sombong dan berpuas diri. Masih banyak hal yang menunggumu di luar sana, jalan masih panjang," terangnya.
"Ya, murid mengerti." Jiang Xin mengangguk.
Pada saat ini, sebuah telapak tangan menyentuh pundak Jiang Xin, membuat Jiang Xin dengan cepat berbalik hanya untuk menemukan Jiang Ruyin yang saat ini sedang menatapnya dengan mata merah.
"Ayah," kata Jiang Xin sambil mengulas senyun hangat.
"Humm." Jiang Ruyin mengangguk. "Kamu berhasil nak, ayah bangga padamu. Ayah bangga!" ucapnya.
Jiang Xin tersenyum lebar, hatinya terasa sangat melihat mata tua ayahnya yang di selimuti cairan bening. "Bukankah ayah sendiri yang mengatakan bahwa putra ayah tidak akan menjadi biasa, dan itu terbukti benar," ujarnya.
"Hahaha, ya. Putraku tidak mungkin biasa, hahaha." Tawa gembira Jiang Ruyin menggema di alun-alun.
Semua orang bisa dengan jelas merasakan bahwa pria paruh baya itu sangat senang saat ini, bahkan saking senangnya. Air mata ikut menetes dari sudut matanya.
Para tetua Klan juga ikut senang dengan hasil ini, lagi pula. Setelah semuanya, mereka tidak benar-benar membenci Jiang Xin. Apa yang membuat mereka menghina murni karena Jiang Xin tidak bisa membangkitkan Lautan Dao, dan di Benua Tian Yuan. Adalah hal biasa jika seorang sampah di hina oleh orang-orang.
Pada saat ini, suara Jiang Hui terdengar dari platfrom tinggi. "Jiang Xin, nak. Selamat atas kemenanganmu, paman harap di masa depan. Kamu bisa terus teguh pendirian dan menjadi pillar masa depan Klan!"
Setelah mengatakan itu, Jiang Hui melompat turun dari platfrom tinggi kemudian berbalik dan meninggalkan alun-alun di bawah tatapan semua orang.
"Ya, Jiang Xin. Kakek juga meminta maaf kepadamu, kakek harap kamu bisa memaafkan kakek!" kata Jiang Rao dengan tulus.
"Jangan sebutkan. " Jiang Xin melambaikan tangannya. "Aku tahu bahwa kakek melakukan semuanya demi Klan, jadi aku tidak memiliki kebencian apapun kepada kakek," terangnya.
"Anak yang baik," puji Jiang Rao.
Setelah mengatakan itu, Jiang Rao berbalik menatap semua orang di alun-alun. "Semuanya, acara telah selesai. Sekarang kembali berlatih seperti biasa!" ujarnya kepada semua orang.
Semua murid di alun-alun mengangguk kemudian berbalik dan berjalan meninggalkan alun-alun menuju halaman dalam klan, bahkan para Tetua juga meninggalkan kursi mereka lalu bergabung dengan para murid klan lainya.
Dengan cepat, alun-alun yang sebelumnya ramai menjadi sepi dan kosong.
"Baik, Jiang Xin. Kakek juga akan kembali melakukan kultivasi tertutup, dan jika kamu memiliki masalah dalam kultivasi. Kamu bisa datang untuk menemukan kakek, selain itu. Jika kamu memerlukan sesuatu, kamu bisa langsung meminta kepada ayahmu. Selama itu untuk kemajuan kultivasimu, klan pasti akan memenuhi," kata Jiang Rao.
"Terimakasih kakek," kata Jiang Xin sambil membungkukkan tubuhnya dengan hormat.
"Hum. " Jiang Rao mengangguk, kemudian dia berbalik. Namun dia tiba-tiba teringat sesuatu, jadi dia kembali menatap Jiang Xin. "Jiang Xin, kalau boleh kakek tahu. Bagaimana cara kamu membangkitkan Lautan Dao? Dan juga, teknik pusaran Dao yang kamu gunakan sebelumnya. Itu tidak ada dalam perpustakaan klan, jadi. Di mana kamu memperlajari semua itu," tanyanya.
Jiang Xin tersenyum tipis, dia sudah tahu bahwa Jiang Rao pasti akan menanyakan hal ini. Bahkan bukan hanya Jiang Rao, tapi Jiang Ruyin juga memiliki pertanyaan yang sama di kepalanya.
"Aku memiliki seorang guru, dia membantuku untuk membangkitkan Lautan Dao dan juga memberiku teknik pusaran Dao serta metode kultivasi Dao. Itulah alasan mengapa aku bisa mencapai tingkat ini dalam waktu singkat!" jawab Jiang Xin dengan tenang.
"Guru?" Jiang Rao mengangkat sebelah alisnya. "Kapan kamu bertemu dengannya? Dan di mana dia sekarang?" tanyanya dengan raut wajah penasaran.
Jiang Ruyin yang berdiri di samping juga menatap Jiang Xin dengan serius.
Jiang Xin menggeleng. "Maaf kakek, tapi Guru sangat aneh. Dia tidak ingin orang lain mengetahui identitasnya, dan juga. Aku sendiri tidak tahu di mana Guru sekarang, karena Guru hanya membantuku membangkitkan Lautan Dao lalu pergi. Guru berkata dia akan datang lagi tapi tidak menyebutkan kapan itu," terangnya.
"Oh, sayang sekali. Padahal kakek ingin sekali mengundang Gurumu untuk datang ke Klan Jiang kita dan memberikan hadiah sebagai ucapan terimakasih, " kata Jiang Rao sambil menghela nafas kecewa. "Kalau begitu, kakek pergi!" sambungnya, lalu berbalik dan meninggalkan alun-alun.
Saat ini, di alun-alun, hanya tersisa Jiang Xin dan Jiang Ruyin.
"Xin'er, apa Guru yang kamu maksud itu adalah orang yang sama yang kamu ajak bicara di puncak gunung sebelumnya?" tanya Jiang Ruyin.
"Ayah mendengarnya?" Jiang Xin menatap Jiang Ruyin dengan ekspresi terkejut di wajahnya.
"Ya, tapi ayah hanya mendengarnya sekilas. Sepertinya Gurumu sengaja membuat ayah mendengar suaranya, karena ahli di tingkat itu pasti memiliki indra yang sangat kuat dan bisa tahu kalau ayah sedang menguping perbincangan kalian," kata Jiang Ruyin.
"Sepertinya begitu." Jiang Xin mengangguk.
Jiang Ruyin menatap wajah Jiang Xin lekat-lekat, setelah itu menghela nafas. "Jiang Xin, ayah senang bahwa kamu berhasil keluar dari keterpurukan. Tapi sebagai seorang ayah, ayah ingin kamu tahu bahwa di dunia ini. Kamu tidak boleh sepenuhnya percaya kepada orang asing, terutama orang yang tidak kamu ketahui asal-usulnya. Ayah tidak melarangmu untuk dekat dengan Gurumu itu, tapi ayah ingin agar kamu lebih berhati-hati. Jika orang itu menyimpan niat buruk, segera tinggalkan!" ucapnya mengingatkan.
"Baik ayah, Jiang Xin mengerti," kata Jiang Xin sambil mengangguk.
"Baiklah, karena sekarang kamu telah menjadi Ahli Dao. Maka kamu membutuhkan banyak sumber daya untuk berlatih, jadi jangan ragu untuk meminta kepada ayah. Ingat, ayah masih pemimpin Klan!" kata Jiang Ruyin dengan senyum tipis di wajahnya.
"Baik patriak!"
"Hahaha, dasar bocah nakal!"
Semangat dan jaga kenyamanan cerita biar bisa menghibur dan memuaskan pembaca.