Alisa seorang gadis tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarganya juga tidak memiliki teman ataupun sahabat. Mencoba mencari kebahagian melalui game "Love Story" sampai akhirnya dia mencapai end yang membahagiakan dalam game itu. Tapi dirinya mendapat tawaran untuk mesuk ke dalam game itu. Dia pun menerimanya karena dia sudah lelah dengan kehidupannya. Tapi ternyata dia justru menjadi antagonis dalam game ! Dirinya melawan 3 malaikat maut apakah dia masih bisa bertahan hidup ??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoshua Yora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Hestia menatap pria itu sejenak dan terkejut seolah tidak percaya apa yang dia lihat. Natasha menatap kupu-kupu itu tidak mengerti, lagipula siapa juga yang bisa tau kupu-kupu itu kalau terkejut kek begimana.
"Baik nona" kupu-kupu itu terbang mengitari pria itu dan seketika tubuh pria itu menghilang dan ikut masuk ke dalam gelang.
Sebenarnya Natasha berpikir untuk menyembunyikannya di dalam cincin penyimpanannya. Tapi itu sangat beresiko karena cincin penyimpanannya bisa saja diakses oleh ayahnya karena memang Nicholas sendiri yang membuat cincin itu.
Natasha berjalan keluar dari gang, saat ia melewati seorang nenek-nenek yang duduk lesehan di pinggir jalan.
"Nona, sepertinya kamu dikutuk." Ucap nenek itu yang masih menunduk.
"Ehh.. apakah maksud anda adalah saya ?" Tanya Natasha dengan sopan karna nenek itu jelas sudah berusia lebih dari 100 tahun.
"Benar, mendekatlah kesini nona." Ucap nenek itu lagi sambil mengulurkan tangannya.
Natasha mendekat dan menyentuh tangan nenek itu. Jujur saja dia merasa penasaran tentang ramalannya.
'Bentar... Sejak kapan gue percaya kek begini..'
"Suatu saat, kamu akan kehilangan apapun yang kau miliki.... Ah tidak, karena semua itu memang bukan milikmu sejak awal, tapi kau akan tetap kehilangan semuanya" ucap nenek itu dengan menatap mata Natasha dengan dalam.
Natasha tertegun, dirinya teringat ketika ia masih di dunia modern. Jika Natasha hanya ditakdirkan untuk mat*. Karna tidak ada akhir untuk antagonis selain kematian.
"Berhati-hatilah... Jangan mudah percaya orang lain. Kehidupanmu ditentukan oleh dirimu sendiri bukan yang lain" ucap nenek itu lagi.
'Apa bener... Gue ga akan bisa ngerubah end game ini ?' seketika Natasha menjadi sedih.
"Tapi nona tenang saja !! Aku punya jaring mimpi dan alat-alat penolak bala. Harganya hanya 5 koin perak." Ucap nenek itu langsung dengan senyum jahat.
"Lahh... Loh..."
Alis dan bibir Natasha berkedut menatap nenek itu.
'nj*r emang dah kudugong !! Ga seharusnya gue percaya ama hal kek begini asyemm ! Keluar niatnya seneng-seneng. Malah ketemu cwo gil*, ditipu nenek². Ancur banget mood gue nj*r'
"Maaf nek saya tidak percaya ini. Saya pergi dulu" ucap Natasha yang langsung berlalu pergi.
Sepanjang jalan dia ngedumel meratapi banyaknya hal buruk yang dia terima saat pertama kali keluar.
'Tau gini mending gue ongkang ongkong kaki di kasur'
Natasha sampai ditempat dia berpisah dengan Emmel. Tapi dia melihat sekeliling tidak ada Emmel, hari semakin malam dan makin banyak orang. Membuat Natasha yang pendek kesulitan mencari Emmel.
Natasha memutuskan untuk langsung melompat ke atas bangunan untuk bisa mencari Emmel dengan mudah. Dia celingak-celinguk tapi tidak menemukannya.
'Jangkrik ! Cobaan Mulu deh perasaan !!"
Natasha ngedumel dalam hatinya, tiba-tiba dia mendengar suara teriakan yang lumayan jauh dari sana.
Natasha melihat ke arah suara dan betapa terkejutnya dia. Muncul sebuah portal raksasa di tengah kota. Dengan cepat, Natasha langsung melompati setiap bangunan yang ada agar bisa sampai lebih cepat dia juga menggunakan sihir angin agar lompatan nya semakin jauh. Sementara orang-orang menatapnya dengan kagum.
"Lihat, gadis dengan rambut pink itu, cantik sekali"
"Sepertinya dia adalah penyihir"
Natasha sampai ditempat portal itu terbuka. Ia melihat banyak sekali warga yang ketakutan mereka langsung berlari meninggalkan rumah-rumah mereka karena banyak monster tingkat rendah beberapa monster tingkat menengah muncul.
'Sial gue ga bawa pedang lagi asyem !! Oy game ! Kau pasti memiliki senjata kan ?!'
Ting!!
Tentu saja, pedang ini seharga 70 koin dan katana ini seharga 60 koin
'menhong banget nj*r ?! Lo meras gue !!'
Ting!!
Tentu saja ini adalah teknik marketing.
'tchh kalau gue ngunain sihir Hestia pasti semua orang bakal curiga ama gue. Karna di kekaisaran ini tidak ada seorangpun dengan sihir es.'
"Hikss kakak!! " Teriak anak kecil yang terjatuh karna sudah tidak sanggup berjalan lagi. Kakaknya langsung menghampiri dan menggendongnya.
Tapi monster orc dengan cepat menangkap tubuh mereka berdua dengan 1 tangannya.
WUSHH SRING!!!
Dalam 1 kali tebasan Natasha memotong tangan monster itu, Natasha lalu melompat dan menangkap tubuh 2 anak tadi dengan sihir pusaran angin dan membawa mereka pergi ke tempat aman.
Natasha menatap dingin ke arah orc itu itu, sementara orc itu marah karna tangkapannya kabur. Ia berniat memukul Natasha tapi Natasha sudah melompat lebih dulu, Natasha berlari ke arah leher dan menebasnya dengan pedang yang sudah dilapisi sihir api.
Karna jika bertarung melawan monster tanpa menggunakan sihir sangat menyulitkan. Natasha berlari dan menebas monster tingkat rendah yang ada di depannya dengan mudah. Sihir api milik Natasha berbeda dari kebanyakan orang api milik nya berwarna hitam jauh lebih kuat dibanding dengan sihir api yang berwarna merah kekuningan. Terlebih api ini tidak akan bisa padam dan akan membakar habis apapun sampai tak bersisa.
Natasha terus berlari dan menebas setiap monster yang menghalanginya. Terkadang dia harus menghindar karena memang bertarung dengan monster tingkat menengah itu sangat merepotkan.
Natasha akhirnya sampai di depan portal itu, dia berniat untuk mengunci kembali agar tidak ada monster yang keluar.
"Natasha menyayat jari nya sedikit. Dan meneteskan darahnya ketanah, lalu seketika muncul lingkaran dibawah kakinya."
Natasha mengucapkan mantra penyegelan, lingkaran dibawahnya bersinar terang.
"Segel ranah penjara terkuncilah !!" Teriak nya seketika cahaya dari lingkaran dibawahnya merasuk ke dalam portal dan portal itu lama-kelamaan mengecil.
Tanpa ia sadari semua monster lain sudah dihabisi oleh pasukan ksatria yang dipimpin oleh Nathan. Nathan dalam perjalanan pulang dari misinya mendengar adanya teriakan warga, ia dan para ksatria yang lain langsung ke tempat itu dan benar saja ada portal lain yang terbuka.
Tapi yang paling mengejutkan adalah seorang gadis dengan rambut pink dan mata biru permata, menebas banyak monster itu dengan kecepatan yang hebat bahkan dia berhasil menutup portal.
Yang aneh dari gadis itu, jelas sekali energi sihir gadis itu adalah milik Natasha.
"Hey kamu " teriak Nathan di belakang Natasha. Dia berlari menghampirinya untuk memastikan itu Natasha atau bukan.
'Duh jangkrik, jelas banget itu suara Abang resek itu !! Kabur lahh!'
Natasha langsung mengambil langkah 1000. Ia mempercepat langkahnya dengan sihir angin, meski saat ini semua tubuhnya merasa sangat sakit karena terlalu banyak mengeluarkan energi sihir.
"Hey tunggu !! Kenapa kau berlari?" Nathan langsung berusaha mengejarnya. Nathan yang memang sudah kehabisan tenaga karena baru saja melawan monster di 2 tempat yang berbeda, membuatnya tidak bisa secepat gadis itu.
'mat* mu kau pikir aku bakal berhenti?!'
Natasha tetap berlari sebenarnya dia terpikir untuk teleport tapi energi nya sudah sangat menipis, Nathan yang sudah sangat lelah kemudian menggunakan sihir dimensions pemindah obyek. Ia fokus menatap gadis yang terus berlari.
Nathan mengulurkan tangannya seolah-olah mencengkram gadis itu, dan
WUSHH
Natasha terangkat ke udara dan terbang mundur. Untungnya wajah Natasha tertutup rambutnya yang berwarna pink.
'Wuahh gue terbang lagi !!.. bukan waktunya seneng nj*r !!'
Dalam seper sekian detik sebelum Natasha mendarat, sesosok pria berjubah menyambar tubuh Natasha dengan cepat. Saking cepatnya Nathan hanya seperti melihat bayangan putih yang melesat. Pria itu pun langsung ber teleport pergi.
Nathan mencoba mendeteksinya tapi sayangnya dia tidak bisa menemukan keberadaannya. Bahkan energi sihir yang pria itu gunakan juga Nathan tidak bisa mendeteksinya.