NovelToon NovelToon
Suamiku Om Om

Suamiku Om Om

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mutia Lastari

Seorang Gadis manja bernama Alena baru saja di usir oleh orang tuanya, mereka meminta agar anaknya bisa hidup mandiri dalam waktu tiga bulan. Namun tidak disangka semua ini sudah direncanakan oleh seorang CEO muda, yang ternyata sudah menyukai Alena sedari kecil namun tidak diketahuinya.
Bagaimana rencana selanjutnya sang CEO untuk mendapatkan hati gadis manja ini? ikutin terus up terbaru novel ini ya💜

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutia Lastari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alena Terkunci

🍒

•Masih dengan situasi terkejut, ketika seokjin dan Bu sindy secara bersamaan memegang tangan Alena.

Seokjin langsung berdiri.

"Kamu keponakannya Bu sindy?" Tanya seokjin.

"Ee sebenarnya, aku sudah lama ingin memberitahukan ini sama kamu. Tapi aku balum sempet hehehe." Alena beralasan.

"Jadi kamu dan dia?" Bu sindy masih terlihat bingung.

"Emm Tante, ayok duduk dulu." Alena mengajak mereka berdua untuk tenang.

"Sebenarnya aku dan seokjin sudah menikah lama Tante, aku tidak sempat mengabarkan pada keluarga besar karena memang pernikahannya diadakan sangat sederhana." Ungkap Alena

"Yaampun, kenapa kamu nggak bilang lebih awal? Aku tentu sangat senang karena kalian berdua sudah menjadi pasangan suami istri." Sahut Bu sindy

"Mulai sekarang, aku akan menandatangani semua kontrak yang berkaitan dengan perusahaanmu." Ucapnya pada seokjin

"Terimakasih bu." Seokjin juga ikut senang mendengarnya..

Mereka lalu banyak berbincang di hari itu.

//

//

Singkat waktu, Alena sedang menulis data data di depan ruangan pendingin makanan. Dia terlihat sangat sibuk.

Sebenarnya dia tak harus melakukan ini, namun dia juga tak mau di cap hanya numpang nama sebagai asisten pribadinya seokjin.

Tapi tiba tiba, ada saja yang menggangu ketenangannya.

"Heh, Alena." Tiba tiba raya dan keluarganya datang kesana.

"CK, hari yang sial." Gumam Alena sambil mencoba memutar badan, dia ingin mengabaikan orang orang itu.

"Heh mau kemana kamu?" Raya Langsung menahan tangannya hingga dia berbalik.

"Apa yang kalian mau hah?" Bentak Alena

"Cepat bujuk tuan seokjin, agar mau bekerjasama dengan kita. Kalau tidak, kaki mu akan ku buat pincang." Ancam ayahnya raya tiba tiba.

"Oke." Balas Alena singkat.

Dia lalu pura pura menelfon seokjin.

"Hallo tuan seokjin, segera terima kerja sama dengan keluarga Sanjaya atau mereka akan membuat kakimu pincang." Alena berbicara dengan nada meledek.

Sontak mereka yang mendengarnya langsung menghentikan aksi gadis itu.

"Gadis bodoh, apa yang kamu katakan barusan!" Bentak ibu raya.

"Belum ku telfon, huhu panik ya, panik ya, panik lah masa nggak." Ledek Alena.

"Lebih baik kalian jangan menggangguku, atau lain kali aku akan menelfonnya beneran." Ancam Alena

Alena langsung meninggalkan mereka, dan masuk kedalam ruangan pendingin dengan membawa barang.

"Beraninya kamu menipu kami, awas saja kamu Alena. Lihatlah apa yang akan kulakukan kali ini." Raya memiliki ide licik.

Pintu besar ruangan itu lalu dia tutup dengan keluarganya, dan mengganjal gagang pintunya dengan sapu.

Alena yang menyadari itu jelas terkejut, dia benar benar kebingungan dan langsung menggedor pintu itu sekuat tenaga.

"Apa yang kalian lakukan hah, keluarkan aku cepat." Alena terus menggedor pintu itu.

"Kecuali kamu mau membantu kita, baru kita akan mengeluarkanmu." Ancam ayah raya.

"Apa kalian gila! Cepat keluarkan aku." Alena benar benar emosi dengan semakin kencang lagi memukul pintunya.

"Aduhh, jangan sia siakan tenagamu. Jangan harap bisa keluar dari sini dengan mudah." Ujar raya.

"Buka pintunya."

Alena masih berusaha berteriak.

"Siapa disana?" Tiba tiba ada suara seseorang berteriak, membuat tiga orang itu lari terbirit-birit.

Ternyata yang datang adalah Lisa, dia terkejut melihat ada ponsel diatas kardus di depan ruangan pendingin.

Saat masih mengamati ponsel itu, terdengar teriakan Alena dari dalam.

"Tolong, buka pintunya." Alena berteriak.

"Ini ponsel siapa?" Tanya Lisa.

"Itu ponselku, lisa. Apa ada orang diluar? tolong bukakan pintunya!" Teriak Alena terus menerus

Tapi bukannya menolong, Lisa malah punya rencana jahat lain.

"Tunggu sebentar, aku akan panggil orang." Jawab Lisa yang jelas itu bohong

"Baiklah." Jawab Alena pasrah.

Diapun mulai terdiam menunggu bantuan datang, tubuhnya sangat kelelahan karena panik dan menggedor-gedor pintu dari tadi.

"Bodoh, beraninya dia mau merebut tuan seokjin dariku." Gumam Lisa.

Diapun langsung pergi meninggalkan Alena yang berharap padanya di dalam sana.

Sedangkan Alena, matanya mulai mengantuk karena hawa dingin yang semakin menusuk.

Kesadarannya mulai hilang dan berhalusinasi.

//

//

Di tempat lain, Lisa pergi ke ruangan seokjin untuk menemaninya. Dia senang karena kali ini Alena tidak mengganggunya.

"Meeting sudah mau mulai, dimana Alena?" Tanya seokjin

"Ehm, dia bilang tadi dia sedang tidak enak badan, jadi dia izin pulang duluan. Tuan seokjin, bagaimana jika saya saja yang menemani anda pergi?" Tanya Lisa

"Nggak perlu, kalau dia nggak pergi aku bisa pergi sendiri." Tolak seokjin tanpa melihat kearahnya.

"Baik." Dengan kecewa, Lisa keluar dari ruangan seokjin

Seokjin bingung, kenapa Alena tumben sekali tidak mengabarinya. Padahal setiap saat jika dia mau melakukan apapun, pasti selalu bilang pada seokjin.

Dia terus mencoba ponsel Alena, tapi tidak aktif.

"Nggak mungkin seperti ini, tidak biasanya dia tidak pernah mematikan ponselnya." Gumam seokjin.

"Apa terjadi sesuatu?" Fikirnya.

Jeon lalu datang menghampirinya.

"Tuan, rapatnya akan segera dimulai." Ujar jeon.

"Batalkan rapatnya, sekarang kita pulang kerumah. Apa Alena sudah pulang?" Tanya seokjin.

"Saat saya lewat barusan, saya melihat tass nya nyonya Alena ada di meja kerjanya tuan," Balas jeon.

"Apa?" Seokjin terkejut, dia tahu ada sesuatu yang terjadi pada istrinya.

"Beritahu bagian keamanan, cari Alena secara menyeluruh ke seluruh penjuru kantor. Jangan lupa periksa juga semua cctv yang ada." Titah seokjin

Dia segera bergegas untuk mencari Alena juga.

//

Setelah beberapa waktu mencari informasi, dia akhirnya tahu kalau Alena beberapa waktu lalu berada di depan ruangan pendingin.

Saat seokjin dan jeon datang kesana, ternyata ruangan itu di kunci oleh sebuah sapu dari luar.

Dengan cepat seokjin membuang benda itu dan membuka pintu ruangan nya. Dia begitu terkejut ketika melihat istrinya tergeletak lemas dengan bibir yang sudah pucat.

Seokjin langsung membuka jassnya untuk dipakaikan pada Alena, dan langsung menggendongnya keluar dari sana dengan panik.

"Panggil dokter terbaik kerumahku sekarang juga jeon." Teriak seokjin dengan geram.

"Baik tuan." Ucap jeon terburu buru.

Jeon dapat merasakan aura menyeramkan yang terpancar dari tuannya, sudah lama dia tidak menyaksikan seokjin sekhawatir dan semarah ini.

//

//

Alena dibawa pulang kerumah dan langsung diperiksa oleh dokter, namun dia belum sadarkan diri.

Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, keesokan paginya Alena baru membuka matanya.

Seokjin bahkan semalaman tidak tidur karena takut istrinya itu tidak akan bangun lagi.

Saat melihat Alena membuka matanya, perasaan lega bercampur senang tak dapat dibendungnya lagi.

"Apa yang kamu rasakan hmm?" Tanya seokjin pelan, Alena masih tetap diam.

"Aku akan memanggilkan dokter." Saat seokjin akan beranjak, Alena langsung menahan tangannya.

"Jangan pergi, aku kedinginan." Tahan Alena

Seokjin lalu memeluknya, dia menempelkan kepala Alena di dada bidangnya mencoba membuatnya merasa hangat.

Tapi dibalik itu..

*Ya ampun, meski aku sudah sering memegang dadanya tapi aku benar benar selalu senang ketika dapat moment seperti ini. Dadanya benar benar kuat dan bidang, bukan hanya wajahnya saja yang tampan.* Gumam Alena sambil mengelus dada seokjin sambil tersenyum.

"Apa masih dingin?" Tanya seokjin

"Hhmm hh dingin." Alena terlihat manja.

Seokjin lalu melepaskan sebentar pelukannya,.perlahan dia membuka kancingnya satu persatu.

Alena benar benar kegirangan dalam hatinya melihat dada bidang seokjin dengan sangat jelas seperti ini.

Seokjin sendiri melakukannya karena dia fikir itu akan membuat Alena lebih hangat. Dia membuka semua bajunya tanpa menyisakan apapun, hanya atasnya saja.

Dia lalu kembali memeluk istrinya dan memakaikannya selimut.

"Bagaimana, apa begini masih dingin?" Tanya seokjin

Alena membelalakkan matanya ketika tepat di depan wajahnya terdapat dada bidang dan kekar yang selalu dia kagumi.

Alena malah cekikikan sendiri kesenangan membuat seokjin curiga.

*Tubuh suamiku ini memang bagus sekali, padahal jika dilihat dari luar dia hanya berpakaian rapih. Dia milikku, cuma milikku.* Batin Alena.

"Huhu masih sangat dingin." Alena berakting sambil memeluk erat tubuh seokjin.

"Dingin? Kenapa aku merasa tubuhmu terasa sangat panas? Bagian mana yang dingin?" Tanya seokjin heran.

Merasa aktingnya ketahuan, Alena hanya bisa cengengesan.

"Eh hehehe." Alena lalu memonyongkan bibirnya.

"Disini yang dingin." Ucapnya masih dengan posisi yang sama seperti akan mencium.

"Baiklah, aku mengerti."..

.

Hallo

Author agak gimana gitu ya mau nulis adegan kek gtu meski sedikit, soalnya tau kalo banyak bocil dibawah umur juga yang baca

Buat para Nuna Nuna, mohon di mengerti jika ingin melihat adegan dewasa seperti ini masuk VIP saja ya☺️ biar kita tidak mengotori fikiran bocil bocil.

Sekian, terima gaji.

1
Diyah Pamungkas Sari
kampret!!! di jelekin dpn muka nya tuhh rasanya uwoooowwww 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Yn Kim: aku suka makianmu 🤣💜
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!