" Dikaa !" Neta kesal lalu ia melemparkan buku tulisnya ke arah pria itu.
Dika hanya tertawa terbahak setelah ia mengjaili Neta.
Dika yang bernama lengkap Mahardika Bimantara, siswa kelas 3 Sekolah Menengah Atas pada saat itu, ia dikenal sebagai siswa yang berprestasi namun sikapnya yang selengean dan cuek membuat ia terkadang selalu ditegur oleh beberapa guru di sekolahnya.
Ia memiliki satu teman wanita yang tidak pernah akur dengannya, yang bernama Ganeta Nayanika. Entah mengapa walaupun hampir semua guru tahu jika Dika dan Neta tidak pernah akur namun dari kelas 1 hingga kelas 3 ini mereka selalu ditempatkan di kelas yang sama.
Selain tidak akur Dika dan Neta pun bersaing secara akademis, mereka berdua tidak pernah ingin kalah satu sama lain, sampai akhirnya nya mereka berdua lulus dari sekolah menengah atas.
Selepas mereka lulus dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Dika dan Neta belum dipertemukan kembali sampai akhirnya, keadaan yang mempertemukan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
Hari dimana Dika akan berkunjung ke rumah Neta tiba, Dika memilih hari dimana Neta libur bekerja, sebelumnya Dika sudah menghubungi Neta jika ia benar akan datang dihari yang sudah ditentukan.
Neta pun akhirnya benar percaya, jika Dika memang tidak main-main kepadanya, ia pun mulai memperlihatkan jika ia pun membuka hati untuk Dika.
Neta mempersiapkan semuanya, seperti layaknya seorang tuan rumah yang akan kedatangan tamu dan tamunya pun tamu istimewa.
Jam sudah menunjukan pukul 11 siang, sudah lewat 1 jam dari waktu yang ditentukan oleh Dika. Karena ia menjanjikan pukul 10 untuk datang ke rumah Neta.
" Neta.. ini sudah jam 11 kamu sudah kembali menghubungi Dika ? Jadi atau tidak ? " tanya Ibu.
" Neta masih mencoba menghubungi Dika Bu, tapi belum ada jawaban " Neta sedikit gelisah.
" Ya sudah tunggu saja " Ibu kembali masuk kedalam sedangkan Neta ia tampak mulai gelisah.
" Duh.. kemana sih Dika, semalem pesan terakhir nya jam 10 siang ini kan ? masa aku salah liat sih, masa iya minggu depan " batin Neta sambil membuka kembali pesan dari Dika.
" Bener kan jam 10, tapi kok belum datang.. kemana ya ? macetkah ? " batin Neta lagi.
Ia masih tetap menunggu di teras depan rumah hingga jam sudah menunjukkan waktu dzuhur.
Ayah Neta menghampiri Neta.
" Net.. bagaimana ? " tanya Ayah.
" Belum bisa dihubungi Yah " jawab Neta.
" Obrolan terakhir kamu dengan Dika bagaimana ? "
" Ya.. Dika akan datang kesini pukul 10 tadi janjinya "
" Hmm.. Oke.. kita tunggu saja " Ayah kembali masuk kedalam seperti ada raut kecewa di wajah Ayahnya.
" Tuhan .. dimana kamu Dika, atau jangan-jangan kamu mempermainkan aku.. !! " Neta mulai kesal.
Tidak lama Neta masuk kedalam rumah untuk melaksanakan shalat dzuhur terlebih dahulu. Setelah melaksanakan shalat Neta kembali menghubungi Dika, namun tidak ada jawaban sama sekali bahkan nomor ponsel nya berada di luar jangkauan.
Membuat Neta semakin geram.
" Kenapa aku harus langsung percaya sama kamu Dikaaa... !!!! Kenapa bicara kamu manis banget.. kenapa Neta kamu bodoh sekali !!! " Neta melemparkan ponsel nya keatas kasur.
( kalo ke lantai takutnya ponsel Neta rusak nanti author yang harus gantiin 😔😂)
" Gimana Ayah dan Ibu, sudah mempersiapkan semuanya, bener-bener ya kamu Dika, kalau kamu gak dateng sampai jam 4 sore nanti, aku bakal benci banget sama kamu ! " gumam Neta.
Neta masih gelisah dikamar nya, ia terus menghubungi Dika. beberapa kali mengirimkan pesan dan mencoba menghubungi pun tidak tersambung ke ponsel Dika.
Ingin rasanya ia menangis di pojokan, tapi pastinya akan membuat suasana semakin tidak karuan.
Terdengar suara pintu kamar diketuk, Neta terperanjat ia berharap orangtuanya mengabari jika Dika sudah datang.
" Nak.. " Ibu memanggil.
" Iya Bu.. " Neta berjalan membuka pintu kamar.
" Nak.. Ayah ingin berbicara denganmu " Ibu pun seperti memendam rasa kecewa.
" Baik Bu " Neta menganggukkan kepalanya.
Ibu berjalan menuju ruang keluarga disusul oleh Neta. Disana sudah ada Ayah yang duduk menunggu.
" Neta.. duduk "
" Iya Yah.. " Neta duduk disamping Ibu nya.
" Bagaimana ini ? sudah sore Net, Ayah rasa Dika tidak akan datang kesini "
" Tunggu dulu Yah, mungkin Dika ada pekerjaan lain " Neta berusaha meyakinkan Ayahnya sedikit membela Dika dihadapan kedua orangtuanya.
" Apa dia ada menghubungi kamu ? " tanya Ayah.
Neta menggeleng.
" Sudah jelas, berarti Dika bukan laki-laki yang baik, buktinya dia tidak menepati janji, bukankah kamu mengatakan dia sebelumnya sudah menghubungimu untuk mempersiapkan semua karena ia akan datang kesini? Tapi.. sampai langit hampir gelap pun ia tidak ada bahkan mengabari mu pun tidak, Ayah tidak akan terima jika kamu dipermainkan oleh laki-laki itu ! " Ayah terlihat kesal.
Neta hanya diam menunduk.
" Sudah, tidak perlu menunggunya lagi, untuk makanan yang sudah kita persiapkan, jika terlalu banyak bisa kita bagikan ke tetangga sekitar, ini pelajaran juga untukmu jangan terlalu percaya dengan ucapan laki-laki !! " Ayah beranjak dari duduknya.
Neta memandang ke arah Ibu nya, Ibu nya pun menjadi bingung, di satu sisi ia khawatir akan Neta di sisi lain ia pun harus menenangkan suaminya.
" Nak.. yang sabar ya.. " Ibu memeluk Neta.
Tanpa terasa bulir bening membasahi manik indah Neta, ia tak kuasa menahan.
" Ibu mengerti perasaanmu Nak.. " Ibu mengeratkan pelukannya.
" Aku benci kamu Dika ! " batin Neta sambil terisak.
...****************...
Di kediaman Arman Maulana
Tuut...
Tuut...
Tuut...
" Kemana ini Dika Yah ? " Ibu Dika beberapa kali menghubungi Dika namun tidak ada jawaban.
" Entahlah Bu, dia sepertinya ingin mempermalukan kita dihadapan kedua orangtua Ganeta " Pak Arman terlihat kesal.
" Dika.. kamu dimana Nak.. katanya kamu meminta Ayah dan Ibu untuk menemanimu melamar Ganeta, sekarang kamu menghilang, padahal tadi pagi kamu baru saja menghubungi kami.. Ya Tuhan.. dimana kamu Nak .. " gumam Ibu Dika, ia pun merasa khawatir kepada anaknya, namun ia pun bingung mau ditaruh dimana muka keluarganya dihadapan keluarga Ganeta.
" Yah.. coba hubungi rekan kerja Dika yang Ayah tahu " Ibu Dika kepada Ayah.
" Rekan kerja Dika mana Bu yang harus Ayah hubungi, sedangkan Dika saja baru dipindah tugaskan ke unit yang baru, Ayah pun belum begitu tahu rekan kerja Dika siapa saja " balas Ayah.
" Ibu khawatir akan Dika Yah, tapi Ibu juga khawatir akan Neta dan keluarganya mereka pasti menganggap anak kita mempermainkan anaknya ".
Pak Arman menghela nafas kasar..
Sebagai orangtua Pak Arman dan istrinya pun merasa khawatir kepada anaknya, apalagi pekerjaan Dika memang beresiko, namun disisi lain mereka pun memiliki beban moril kepada keluarga Neta. Keluarga Neta pasti sudah menunggu kedatangannya dan Dika.
Waktu terus berjalan hingga akhirnya langit berubah menjadi kelabu, barang bawaan yang sudah di persiapkan oleh kedua orangtua Dika untuk dibawa berkunjung ke rumah Neta, kembali di turunkan dari dalam mobil.
" Gimana ini Yah, sudah malam Dika belum ada kabar "
Pak Arman hanya terdiam menahan amarah kepada anaknya.
Tidak lama terdengar dering ponsel membuyarkan lamunan Pak Arman dan Istrinya, ia meminta istrinya untuk mengambilkan ponselnya yang ia simpan di meja dekat televisi.
" Siapa Bu ? " tanya Apk Arman.
" No tidak dikenal Yah "
" Tidak perlu diangkat, jika tidak dikenal "
Ibu menuruti lalu menyimpan kembali ponsel suaminya.
Tidak lama terdengar lagi ponsel Pak Arman berdering.
" Angkat saja Yah, siapa tahu penting "
" Siapa yang menghubungiku sudah malam begini " batin Pak Arman.
Memang nomor ponsel Pak Arman hanya untuk kalangan keluarga, untuk urusan kantor semua melalui Tio, tidak langsung ke Pak Arman.
Klik telepon diangkat
" Halo... "
" x#&$&&@+@& "
" Apa... ? "
...****************...
Sebenarnya Dika kemana ya ? Apakah ia memang ingin mempermainkan Neta ? atau memang Dika sedang ada pekerjaan yang mendesak ?
Tetap tunggu kelanjutannya ya.. jangan lupa meninggalkan jejak.. 😘😘