Layaknya matahari dan bulan yang saling bertemu disaat pergantian petang dan malam, namun tidak pernah saling berdampingan indah di langit angkasa, seperti itulah kita, dekat, saling mengenal, tapi tidak pernah ditakdirkan untuk bersama.
Aku akan selalu mencintaimu layaknya bulan yang selalu menemani bintang di langit malam. Diantara ribuan bintang di langit malam, mungkin aku tidak akan pernah terlihat olehmu, karena terhalau oleh gemerlapnya cahaya bintang yang indah nan memikat hati itu.
Aku memiliki seorang kekasih saat ini, dia sangat baik padaku, dan kita berencana untuk menikah, tetapi mengapa hatiku terasa pilu mendengar kabar kepergianmu lagi.
Bertahun-tahun lamanya aku menunggu kedatanganmu, namun hubungan kita yang dulu sedekat bulan dan bintang di langit malam, justru menjadi se-asing bulan dan matahari.
Kisah kita bahkan harus usai, sebelum sempat dimulai, hanya karena jarak yang memisahkan kita selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roshni Bright, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu di Mall
Ibu Ji-hyeon yang tengah menonton berita di televisi dikejutkan dengan dengan berita kebakaran di kawasan rumah Jidan dan Keluarganya.
“Astagfirullahaladzim, itukan komplek perumahan Mas Jidan, Mas Jidan gimana ya? Apa Dia baik-baik saja? Aku harus ke sana sekarang,” Karissa bersiap-siap untuk pergi ke rumah Jidan mengajak Putrinya Jolie.
“Jolie.. Nak! Buka pintunya Sayang!” panggil Karissa mengetuk-ngetuk pintu kamar Jolie.
“Iya Mah, kenapa?” tanya Jolie membukakan pintu.
“Nak, Kita ke rumah Papa sekarang ya!” ajak Karissa.
“Mau ngapain Mah ke rumah Papa?” tanya Jolie.
“Tadi Mama lihat di TV, kawasan perumahan Papa kebakaran, Mama khawatir sama Papa, Nak, Kita ke sana ya!” ajak Karissa.
“Iya, Mah!” jawab Jolie menutup pintu kamarnya dan ikut pergi bersama Karissa ke rumah Jidan.
Setibanya di sana, Mereka dikejutkan dengan rumah yang tadi Karissa lihat di TV. Rumah yang Karissa lihat di TV ternyata adalah rumah Jidan, beserta Keluarganya.
Karissa langsung terduduk lemas, begitupun dengan Jolie. Karissa pun memeluk Jolie.
“Mbak, apa Mbak kenal dengan pemilik rumah ini?” tanya polisi menghampirinya.
“Dia suami saya, Pak!” jawab Karissa.
“Suami Ibu? Tapi penemuan jasad yang Kami temukan itu sepertinya masih satu Keluarga, karena ada satu Laki-laki dewasa, satu Laki-laki remaja, satu Perempuan dewasa, dan satu Anak-anak Perempuan.”
“Beberapa tahun yang lalu, Suami saya berselingkuh, hinga Selingkuhannya hamil, dan akhirnya Mereka menikah. Wanita yang dihamili oleh Suami saya merupakan seorang janda anak satu. Anaknya seorang Laki-laki.”
“Jadi Ibu tahu bagaimana kronologis kejadiannya?”
“Untuk kebakarannya, saya tidak tahu Pak, tadi, saya sedang menonton TV di rumah, dan melihat berita kebakaran. Saya melihat di televisi, sama sepertimu komplek perumahan Suami saya, makanya saya dan Jolie langsung berniat untuk mencari tahu bagaimana keadaan Jidan, Suami saya.”
“Ibu boleh ikut Kami ke kantor untuk dimintai keterangan.”
“Iya Pak,” jawab Karissa.
Karissa dan Jolie pun ikut bersama pihak kepolisian untuk dimintai keterangan.
“Permisi Pak, Ibu dan Anak ini mengenal korban kebakaran tadi,” ucap polisi yang membawanya pada Atasannya.
“Oke!” jawab atasannya.
Jolie yang baru pertama kali masuk ke dalam kantor polisi pun nampak sangat ketakutan dengan ruangan yang gelap itu, apalagi dulu Jidan pernah menguncinya di dalam gudang yang gelap, meninggalkan rasa trauma yang mendalam di dalam hatinya. Karissa memeluknya berusaha menenangkannya.
“Apa Ibu mengenal korban kebakaran itu?” tanya Pak Polisi.
“Iya Pak,” jawab Karissa.
“Kalau boleh tahu, Ibu siapanya korban ya?”
“Saya Istri Pertamanya Pak.”
“Istri Pertama? Jadi korban memiliki dua istri?”
“Iya Pak!”
“Bisa tolong Ibu jelaskan pada saya! Untuk membantu proses identifikasi korban.”
“Suami saya bernama “Anggasta Jidan.” Beberapa tahun yang lalu, Dia berselingkuh dengan Wanita Lain bernama “Liandra Dheandita,” hingga Lia hamil Anaknya. Mas Jidan meninggalkan Saya dan Kedua Anak saya," ucap Karissa.
“Kedua anak Ibu? Anak yang satu lagi ke mana Bu? Kenapa yang Ibu ajak hanya satu orang saja?”
“Anak pertama saya bernama “Fazwan Dzuhairi Ji-hyeon.” Dia sudah meninggal dunia beberapa hari yang lalu, karena menjadi korban begal kendaraan pada saat kerja merantau di Kalimantan ...”
“... Pelaku pembegalan juga belum tertangkap, ya saya berharap, semoga pihak kepolisian cepat menemukan pelaku pembegalan itu, supaya anak saya bisa tenang di alam sana.”
“Kami akan membantu mencari pelaku pembegalan almarhum anak Ibu, bisa dilanjutkan cerita yang tadi!”
“Lia, merupakan seorang janda anak satu, dan anaknya bersama suami pertamanya bernama “Aryandra Atmadeva.”
“Apa Ibu tahu, di mana rumah Mantan Suaminya?” tanya Pak Polisi.
“Tidak Pak! Saya tidak mengetahuinya! Yang saya tahu, hanyalah Lia merupakan seorang janda anak satu. Itupun, saya mengetahuinya setelah beberapa tahun Mas Jidan menikah dengan Lia.”
“Oke! Lanjut!”
“Anak Lia bersama dengan Mas Jidan, Suami Saya bernama “Alka Alindra.” Rumah itu merupakan rumah Lia, hanya itu yang saya tahu, Pak!”
“Oke! Baik, terima kasih, Ibu sudah membantu memberikan informasi pada Kami, Ibu dan Anak Ibu boleh pulang sekarang!”
“Iya Pak, terima kasih! Nanti, hubungi saya ya, kalau penyebab kematian Mas Jidan sudah terungkap, karena biar bagaimanapun juga, Dia masih Suami Saya, dan Ayah dari Jolie,” ucap Karissa menatap Jolie yang sedari tadi ketakutan memeluknya.
“Baik Bu! Boleh tinggalkan nomor telepon Ibu, nanti akan Kami hubungi, jika Kami sudah menemukan penyebab pasti kebakaran itu.”
“Iya, Pak!" jawab Karissa menuliskan nomor teleponnya pada sebuah kertas.
“Ini Pak! Nomor WhatsApp saya. Saya tunggu infonya ya Pak!” pinta Karissa tersenyum menganggukkan kepala memberikan kertas berisi nomor WhatsApp miliknya.
“Baik Bu!” jawab Pak Polisi.
Karissa dan Jolie kembali ke rumahnya meninggalkan kantor kepolisian.
“Mah, Jolie takut!” ucap Jolie yang kembali merengek.
“Kita beli es krim yuk Nak! Kamu mau es krim gak?” tanya Karissa tersenyum mengelus kepala Jolie.
“Mau!” jawab Jolie yang nampak antusias.
“Gimana kalau Kita ke Mall saja? Dekat sini kan ada Mall tuh!” ucap Karissa.
“Yeayy! Asikk! Kita ke Mall!” Jolie nampak senang dan melompat-lompat mendengarnya.
“Ya sudah, Kita ke Mall yuk!” ajak Karissa menarik tangan Jolie.
“Kita ke Mall naik apa Mah?” tanya Jolie.
“Jalan kaki saja ya Sayang, lagipula tidak terlalu jauh kok jaraknya, itu di depan kelihatan Mall-nya, Kita tinggal jalan sebentar.”
“Iya Mah!”
Karissa dan Jolie berjalan kaki menuju ke Mall yang jaraknya tidak terlalu jauh dari keberadaan Mereka saat ini.
Beberapa menit kemudian, Mereka sampai di depan Mall.
Lelah Mereka seketika menghilang saat memasuki Mall.
Karissa dan Jolie mengelilingi dalam Mall untuk mencari es krim yang Jolie inginkan.
Cukup lama mengelilingi Mall, Jolie melihat keberadaan Aisyah dan Ibunya yang sedang antri untuk memesan makanan.
“Mah, itu bukannya Kakak Aisyah ya?” tanya Jolie menunjuk seseorang yang Ia lihat seperti Aisyah.
“Eh! Iya! Benar! Itu Kakak Aisyah, Kita ke sana yuk!” ajak Karissa.
Jolie langsung berlari menghampiri Aisyah dan Ibunya yang sedang memesan makanan.
“Jolie, jangan lari-lari Sayang! Nanti Kamu jatuh!” Karissa mengejar Jolie yang berlarian ke arah Aisyah dan Ibunya berada.
“Kakak,” panggil Jolie yang langsung memeluk Aisyah.
“Jolie, Kamu ke sini sama siapa Sayang?” tanya Aisyah yang langsung menunduk mengelus pipi Jolie.
“Sama Mama," jawab Jolie.
“Mana Mama, Kamu Sayang?” tanya Aisyah.
“Huft..!” Karissa datang dengan nafas yang tersengal-sengal mengejar Jolie.
“Nah! Itu Mama!” jawab Aisyah menunjuk Karissa yang nampak kelelahan mengejar Jolie.
“Jolie! Kamu ini ya!” ucap Karissa yang kelelahan.
Aisyah memberikan Karissa air yang tadi belum sempat Ia minum.
Karissa meminum air yang diberikan oleh Aisyah dan mengatur pernafasannya.
Tibalah giliran Aisyah dan Ibunya yang memesan makanan.
“Tante mau makan juga?” tanya Aisyah menatapnya.
“Hm.. Boleh deh! samain aja!” jawab Karissa.
Aisyah memesan empat paket makanan yang sama, namun Aisyah mengganti satu minuman untuk Jolie.
Aisyah mengganti Coca Cola menjadi es coklat untuk Jolie, karena Jolie sangat menyukai es coklat.