NovelToon NovelToon
The Constellation : Legenda Zodiak

The Constellation : Legenda Zodiak

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Preman / Penyelamat
Popularitas:276
Nilai: 5
Nama Author: Banu Sahaja

Di Sektor 5, kekuasaan, loyalitas, dan reputasi adalah segalanya. Setelah cedera menghentikan karier balapnya, Galang kembali ke kota asal hanya untuk mendapati jalanan dikuasai oleh 12 geng brutal, dipimpin oleh Blooded Scorpio yang kejam. Ketika sahabatnya, Tama, menjadi korban, Galang terpaksa kembali ke dunia balapan liar dan pertarungan tanpa ampun untuk mencari keadilan. Dengan keterampilan balap dan bela diri yang memukau, ia menantang setiap pemimpin geng, menjadi simbol harapan bagi banyak orang di tengah kekacauan. Namun, musuh terbesar, Draxa, pemimpin Blooded Scorpio, menunggu di puncak konflik yang dipenuhi pengkhianatan dan persatuan tak terduga, memaksa Galang menghadapi bukan hanya Draxa, tetapi juga dirinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Banu Sahaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perpisahan Baja

Malam telah berganti dini hari ketika kerumunan anggota Capricorn Steel mulai bubar, tetapi atmosfer kemenangan Galang masih terasa menggema di lintasan baja itu. Suara mesin motor yang semula memenuhi udara kini berganti dengan keheningan, menyisakan hanya suara napas berat dari mereka yang menyaksikan sesuatu yang tak pernah terjadi sebelumnya: kekalahan Arya di lintasan baja.

Galang berdiri di dekat Honda CBR 1000RR Fireblade-nya, helmnya masih di tangan. Ia menatap Arya yang berdiri tegak meskipun napasnya tersengal. Wajah pemimpin Capricorn Steel itu tidak menunjukkan amarah, melainkan senyum tipis penuh penghormatan.

“Kau benar-benar berbeda,” kata Arya akhirnya, suaranya pelan tetapi penuh arti. Ia mendekati Galang, langkahnya tetap mantap meskipun tubuhnya jelas kelelahan. “Sudah lama aku tidak merasa terdesak seperti ini.”

Galang hanya mengangguk, tidak ada rasa bangga atau sombong dalam ekspresinya. “Aku hanya melakukan apa yang perlu dilakukan.”

Arya tertawa kecil, meskipun suaranya serak. “Dan kau melakukannya dengan sangat baik.” Ia menatap Galang lebih lama, lalu melanjutkan, “Capricorn Steel akan mundur. Kau punya kata-kataku.”

Suasana di sekitar mereka perlahan berubah. Anggota Capricorn Steel, yang semula tampak siap untuk membela pemimpin mereka apa pun yang terjadi, kini hanya berdiri dalam diam, mengakui kekalahan dengan hormat. Sorakan dan ejekan yang biasa terjadi setelah balapan seperti ini tidak terdengar. Sebaliknya, hanya ada rasa hormat yang terpendam dalam keheningan.

Galang menaiki motornya, menyalakan mesin dengan suara yang langsung memenuhi udara. Namun, sebelum ia pergi, Arya berkata lagi, “Tapi dengar ini, Galang. Dunia jalanan tidak akan pernah membiarkanmu sendirian. Kau telah menjadi sesuatu yang lebih besar dari dirimu sendiri. Dan itu akan menarik perhatian mereka yang lebih berbahaya dari kami.”

Galang tidak menoleh. “Aku akan menunggu.”

Arya tersenyum tipis. “Aku yakin kau akan siap.”

Kembali ke dojo, Tama langsung menghampiri Galang dengan wajah penuh kekhawatiran. Ia telah menunggu sepanjang malam, cemas akan apa yang mungkin terjadi di lintasan baja itu. Ketika ia melihat Galang kembali tanpa luka, napasnya perlahan menjadi lebih ringan.

“Bagaimana?” tanya Tama dengan suara pelan.

“Mereka mundur,” jawab Galang sambil memarkir motornya di halaman dojo. Ia melepas helmnya, meletakkannya di atas jok motor. “Arya menghormati aturannya sendiri.”

Tama menghela napas panjang, mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa ancaman dari Capricorn Steel benar-benar berakhir. “Jadi, ini sudah selesai?”

Galang tidak langsung menjawab. Ia menatap langit yang mulai cerah di ufuk timur, tanda bahwa malam telah berlalu. “Untuk saat ini,” katanya akhirnya.

Tama terdiam. Ia tahu bahwa kata-kata itu bukan sekadar keengganan untuk memberi jawaban pasti. Itu adalah kenyataan. Dunia jalanan ini tidak pernah benar-benar damai. Dan selama Galang tetap berada di dalamnya, akan selalu ada ancaman yang menunggu.

Hari-hari berlalu dengan ketenangan yang tidak biasa. Capricorn Steel benar-benar mundur, tidak ada lagi motor besar yang melintas di dekat dojo. Tetapi ketenangan itu terasa menyesakkan bagi Tama, seperti jeda di tengah badai yang lebih besar.

Galang, di sisi lain, tetap menjalani rutinitasnya dengan tenang. Ia menghabiskan waktu di dojo, melatih tubuhnya, dan merawat Fireblade-nya dengan penuh perhatian. Meskipun tidak ada ancaman langsung, ia tahu bahwa kata-kata Arya bukan sekadar peringatan. Mereka adalah kebenaran.

Suatu sore, ketika Galang sedang memeriksa sistem pengereman motornya, seorang anak kecil datang ke dojo membawa sebuah amplop kecil. Ia menyerahkan amplop itu kepada Tama, lalu pergi tanpa berkata apa-apa. Tama membuka amplop itu dengan hati-hati, wajahnya berubah tegang ketika membaca isi surat itu.

“Galang,” panggil Tama, menyerahkan surat itu. “Ini... ini bukan surat biasa.”

Galang mengambil surat itu, membaca isinya dengan tenang. Tulisan tangan yang rapi tetapi kaku menciptakan pesan singkat:

“Mereka memperhatikanmu. Bersiaplah.”

Galang melipat surat itu, memasukkannya ke dalam saku. Ia tidak menunjukkan emosi apa pun, tetapi Tama tahu bahwa sesuatu telah berubah.

“Siapa mereka?” tanya Tama, suaranya penuh rasa ingin tahu dan takut.

Galang menatap Tama, lalu menoleh ke arah jalan di depan dojo. “Aku rasa kita akan segera tahu.”

1
penadau
keren banget, di tunggu updatenya!
Banu Sahaja: terima kasih 😘💕
total 1 replies
Focarix
Semangat bang cerita nya bagus
Banu Sahaja: terima kasih banyak, tunggu updatean selanjutnya yaa...cerita ini adalah salah satu cara saya untuk pulih
total 1 replies
Sara la pulga
Sumpah keren banget, saya udah nungguin update tiap harinya!
Banu Sahaja: makasih banyak yaa, aku nangis baca komen ini
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!