Gadis Yang Dulu Kamu Hina

Malam itu juga Kenan membawa Zara

Kenan membawa ke dalam mobil lalu membawanya ke sebuah makam. Di sana tertulis nama ‘Malik’ itu adalah Papi Kenan. Zara terdiam di pusara dengan wajah bingung.

“A-apa? Apa om sudah meninggal?” tanya Zara menatap batu nisan tersebut.

Sekarang ia sedikit paham tentang kemarahan Kenan padanya. Tetapi ia tidak tahu kalau Malik ayah Kenan sudah meninggal.

“Aku berjanji padamu akan menikahinya, aku sudah melakukan janjiku, jadi jangan pernah menyalahkanku lagi,” ucap Kenan menatap pusara sang ayah.

Tiga tahun lalu saat Zara menolak lamaran Kenan, ternyata Zafar membongkar pekerjaan Kenan pada Malik, Ayah Kenan syok tidak berapa lama di rumah sakit ia meninggal. Itu artinya penyebab ayah Kenan meninggal semua karena Zara dan Zafar ayahnya. Sejak saat itu Kenan bersumpah akan menikahi Zara dengan cara apapun.

“ Aku menikahimu karena aku sangat membencimu dan ayahmu. Aku berjanji padanya akan menikahimu,” ujar Kenan

“Aku tidak tau kalau Om sudah meninggal.” Zara menangis dan meminta maaf di pusara ayah Kenan, lelaki itu sudah seperti ayah kedua baginya. Ada banyak kenangan indah yang Zara rasakan bersama kedua orang tua Kenan. Mereka memperlakukan Zara dengan baik bahkan menganggapnya sebagai anak bungsu.

“Om, maafkan Zara,” ucap Zara mengusap batu nisan.

Keluarga Kenan ternyata mengikuti dan melihat Kenan menyeret Zara ke makam papi mereka. Zara bahkan masih mengenakan pakaian pengantin.

“Kalau bukan karena ayahmu. Papi tidak akan berbaring di sana,” tuduh Kenan dengan marah.

Zara tidak menyahut, ia hanya menangis.

“Kalau bukan karena kamu dan ayahmu Mami tidak akan duduk di kursi roda. Kamu menghancurkan hidupku Zara dan kamu harus bertanggung jawab,” tuntut Kenan.

Zara merasa tidak melakukan apa-apa. Ia tidak pernah berjanji akan menikah dengan Kenan lelaki itu yang justru memaksa menikah dengannya. Kenan kembali menyeretnya ke dalam mobil dan membawanya pulang. Tapi tidak ke rumah keluarganya, membawa Zara ke sebuah rumah mewah bernuansa  putih.

Rumah itu terlihat seperti rumah bos mafia dalam film action dijaga beberapa orang yang berdiri di setiap sudut. Pintu otomatis terbuka mobil Kenan masuk. Saat mereka turun di sambut beberapa pria dengan hormat.

“Selamat datang kembali Bos.” Kenan tidak menyahut ia membuka pintu samping meminta Zara turun.

“Siapkan kamar dan pakaian untuk istri saya,’ pintahnya lagi, para pria itu berlari berpencar, meminta pelayan rumah untuk mempersiapkan apa yang diminta Kenan.

Kenan berjalan dengan langkah tegas ke dalam rumah. Zara  mengikuti Kenan tanpa berani bertanya maupun protes.

Kenan masuk ke dalam kamar bernuansa gelap, segelap hati pria didepannya,  kamar luas itu bercat coklat sebuah ranjang ukuran king size, sebuah lemari berwarna kontras dengan kamar dan sebuah sofa bed. Zara masih berdiri meneliti kamar yang dipijak. Otaknya bekerja dan terus meneliti.

“Apa kamu akan berdiri terus di sana,” hardik Kenan tanpa menoleh.

“Aku ingin pulang ke Bali,” kalimat itu susah payah ia ucapkan.

Tidak ada jawaban, pria yang ada di depannya sibuk melepaskan jas dan dasi yang dikenakan saat ijab kabul tadi.

“Aku ingin mengunjungi ibu dan anakku,”  sambung Zara lagi.

Kenan melemparkan jas dan dasinya dengan asal, lalu ia menutup pintu. Ia mendekat memegang dagu Zara, “kenapa harus buru-buru, kita belum menyelesaikan satu lagi ritual pernikahan kita.”

Ia melepaskan aksesoris pernikahan dari kepala Zara satu persatu, matanya menatap Zara dengan tatapan dalam penuh intrik.

“Aku tahu kamu marah padaku dan keluargaku,  kamu sudah melakukan semua yang kamu inginkan. Sekarang kamu harus menepati janjimu, lepaskan Bang Leo dan tinggalkan putraku.”

“Itu tergantung bagaimana kamu bersikap padaku.”

“Apa maksudnya ….?” Zara menatap pria di depannya dengan mata sayu, terlihat jelas kalau ia lelah.

Kenan ingin memegang dagu Zara berniat menyentuh bibir itu lagi, tapi dokter cantik itu, sepertinya belum bisa menerima Kenan sebagai suami, ia mengalihkan wajahnya ke samping, “tergantung bagaimana kamu melayaniku,” ucap Kenan mencoba meraih bibir Zara, kali ini wanita cantik itu tidak lagi menolak, ia membiarkan Kenan mengecap bibirnya.

Kenan mendengus kesal melihat Zara hanya diam seperti patung. “Ganti pakaianmu dan lakukan tugasmu sebagai istri!” ucapnya berjalan ke kamar mandi.

“Aku sangat lelah, tidak bisakah kita melakukannya lain kali?” tawar Zara ia memang sangat lelah saat itu.

“Kamu bukan orang yang menepati janji Zara. Saat kamu berjanji datang menghangatkan ranjangku, aku menunggu sampai lelah, kamu tidak pernah datang . Kali ini kamu tidak punya alasan untuk menolak ku lagi. Kemarilah dan mandi bersamaku.”

Kenan layak mendapatkan julukan manusia angkuh dan tidak punya perasaan. Saat Zara merasa tubuhnya sangat lelah, dipaksa untuk tetap melakukannya. Memikirkan nasib keluarganya Zara menuruti, melepaskan semua pakaian yang ia kenakan dan berjalan ke arah bathtub, Mata Kenan menatap pemandangan indah itu tanpa berkedip, ia merasa jadi pemenang sekarang sebab berhasil menaklukkan Zara

"Kemarilah sayang, duduk dipangkuanku dan lakukan tugasmu dengan baik.” Zara tidak menolak ia melakukan seperti yang diperintahkan Kenan padanya . Kenan tersenyum licik,  ingin melihat sampai di mana kesabaran Zara.

“Aku ingin kamu memanjakannya, sebelum kita melakukannya.” Kali ini Zara tidak menolak, ia turun dari pangkuan Kenan lalu mengarahkan wajahnya ke bagian Kenan dan melakukan semua yang diminta pria tersebut.

Kenan sempat kaget karena Zara menuruti semuanya. “apa yang membuatmu jinak sekarang? Apa kamu mau melakukannya demi pria tidak berguna itu?”

Ia menarik kepala Zara dari bawahnya, lalu memagut bibirnya dengan kasar. Zara sampai tidak bisa bernapas karena Kenan membungkam  mulutnya. Lalu menggendong tubuh Zara di atas wastafel.

“Sekarang kamu paham kalau uang bertahta diatas segalanya kan. Jangan pernah berkata uang tidak bisa.”

“Kamu bisa membeli semuanya , tapi tidak hati seseorang,” balas Zara kesal.

“Aku sudah mendapatkan seluruh hidupmu itu sudah cukup bagiku,” ucap Kenan mendengus, ia melakukannya dengan cara yang kasar  mendorong senjata miliknya menusuk tubuh Zara dengan kuat.

Zara hanya bisa menahan diri mencekram bahu Kenan dengan kuat menahan rasa sakit di bawah sana. Dorongan kuat membuat tubuh Zara ingin menjerit benda besar itu menusuk tubuhnya lagi.

“Iya, lakukan sampai kamu puas, tapi aku berjanji tidak akan memberikan hatiku pada pria jahat seperti kamu.”

“Tidak apa-apa aku sudah puas dengan memiliki semua hidupmu,” ucap Kenan. Entah berapa banyak  gaya ranjang yang dilakukan Kenan  Zara tidak menghitungnya, yang pasti lelaki itu seakan-akan meluapkan semua kemarahannya .

Ia benar-benar menghukum Zara satu malam, dokter cantik itu sampai kelelahan. Seluruh tubuhnya terasa remuk dan sakit

Bersambung.

Jangan lupa berikan dukungan ya kakak terimakasih