Di dalam hening dan gelapnya malam, akhirnya Shima mengetahui sebuah rahasia yang akan mengubah seluruh hidupnya bersama Kim
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaLibra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karma mulai bekerja
Malam mulai merangkak naik. Hanya suara jangkrik yang mengisi sunyinya malam. Setelah Shima dinyatakan boleh pulang, Santi membawanya ke rumah keluarga Baskara. Cello pun masih berada di kampung sembari mengurus perceraiannya dengan Shima.
Malam itu, Shima melangkah pelan meninggalkan rumah kediaman Baskara tanpa di ketahui siapapun. Ia terus berjalan menyusuri jalan tanpa arah tujuan. Perutnya yang terasa sakit pun ia tahan semampunya.
"Maafkan Ibu ya Nak, kamu yang kuat ya sayang. Ibu akan menyayangimu, walau Ayah kamu gak mengakui kamu. Mulai sekarang kamu hanya anak Ibu." Shima mengelus perutnya yang masih rata.
Shima sampai di sebuah stasiun. Ia segera membeli tiket mendadak dan pergi jauh meninggalkan kota tersebut.
"Selamat jalan luka"
Shima menghapus air matanya dan yakin akan memulai hidup barunya.
_____________
Pagi harinya di rumah keluarga Baskara.
"Maaass, Shima gak ada di kamarnya. " Teriak Santi saat melihat kamar Shima yang kosong tak berpenghuni.
Devan dan Cello menghampiri Santi yang terduduk menangis di lantai.
"Shima kemana San?" Tanya Devan.
Shima hanya menyerahkan surat yang sempat ia temukan di atas bantal Shima. Devan segera membuka dan membacanya
Mbak Santi dan Kak Devan, maafkan aku yang harus pergi diam-diam. Karena jika aku pamit, aku yakin kalian tidak mengizinkan. Maafkan aku yang selalu merepotkan kalian. Kalian orang baik. Gak usah cari aku mbak, karena mungkin saat mbak menemukan tulisan ini, aku sudah pergi jauh dari kota ini. Aku akan memulai hidup baru dengan anakku.
Sampaikan juga maafku pada Mas Cello, maaf jika aku menjadi beban di hidupnya. Terima kasih ya mbak. Aku sayang mbak Santi. Peluk jauh dariku.
SHIMA
Devan meremas kuat surat tersebut dan menatap tajam pada Cello.
"Anak dan istrimu sudah pergi. Tidak ada yang mengganggumu lagi. Dan akan kakak kembalikan semua hak kamu. Silakan nikmati dan sekarang kakak gak akan ikut campur lagi. Up to you. " Ucap Devan dingin.
Devan seraya mengajak Santi untuk bangkit dan memeluknya kuat.
"Sudah ya San, jangan nangis lagi. Mas yakin, Shima akan baik - baik saja di luar sana"
"Tapi bagaimana dengan keponakan kita mas? " Santi masih terisak.
"Shima sudah mengaku, dia bukan hamil anakku mbak. Jadi itu bukan keponakan kalian" Cello menjelaskan opininya
"TO_LOL" Sahut Devan seraya meninggalkan adiknya yang do_dolnya kebangetan dan melemparkan surat yang di tinggalkan Shima, tepat mengenai wajahnya.
Cello mengambil kertas yang sudah hampir hancur tersebut dan membacanya. Bibirnya sedikit tersenyum meremehkan.
"Dasar perempuan ja_lang.Bisa- bisanya kakakku percaya begitu saja padamu"
______________
3 bulan berlalu.
Cello kembali ke kota setelah akta cerainya sudah ia dapatkan. Ia kembali ke rutinitas awalnya walaupun kini sudah tidak pernah mabuk lagi.Namun akhir-akhir ini ia sering merasakan pinggangnya terasa sakit dan tidur pun seperti tak nyaman. Ia juga merasakan mood swing yang parah. Pernah ketika, ia ingin sekali makan nasi goreng tapi pada saat ia sudah mendapatkannya, ia beralih menginginkan sambal terasi. Biasanya Cello yang tidak punya rasa empati sama sekali, mendadak menangis saat melihat kucing yang tersesat.
Hari - harinya agak terasa berbeda. Mendadak ia merindukan saat memarahi Shima setiap hari. Dulu waktu Shima masih tinggal bersamanya, rumah akan tertata rapi meskipun ia tak pernah baik kepada istrinya tersebut, namun sekarang ia harus kembali memanggil jasa bersih- bersih seminggu dua kali.
"Apa yang terjadi padaku? " Cello menggumam sendirian.
Meski uangnya kini sudah kembali seperti dulu, tapi sudut hatinya ada yang kosong. Setiap malam, ia selalu ingat bagaimana dulu ia memperlakukan Shima. Ia kembali merenung dan berakhir dengan melamun.
Malam ini hujan turun sangat deras, Cello pun meringkuk di sofa. Ia tak berani tidur di kamarnya semenjak ia selalu ingat perlakuannya pada Shima saat ia mabuk dahulu hingga Shima dinyatakan hamil tapi ia tidak mau mengakui anaknya.
Sebenarnya ia mengingat jelas perlakuannya pada Shima waktu itu. Shima yang menangis meminta agar Cello berhenti. Shima yang berteriak saat Cello berhasil mendapatkan mahkotanya. Cello ingat betul bagaimana ia tak mau berhenti walaupun Shima sudah lemah dan hampir pingsan. Suaranya, lenguh_annya, dan d3s4hannya. Ia mengingat betul seberapa sek_si istrinya tersebut. Dibalik hinaan baju lusuh yang selama ini selalu ia lontarkan pada Shima, ternyata terdapat kulit yang halus tanpa cela. Putih bersih dan terawat. Cello tak menyangka jika Shima memiliki aset yang besar, padat dan menantang yang selalu menjadi idaman setiap lelaki. Tubuhnya yang indah tanpa bulu sedikitpun membuat ia ingin kembali merasakannya. Kenapa ia baru merasakan hal seperti ini. Setiap mengingatnya, Cello selalu berakhir berendam di kamar mandi.
Cello pun bingung, kenapa akhir - akhir ini selalu membayangkan yang iya - iya dengan Shima, bukankah ia membenci mantan istrinya tersebut.? Kenapa ia baru merasakannya sekarang. Apakah ini karma.?