Alaska Raden Saleh terkenal sebagai sifat playboy, ia sering membuat para gadis impian untuk mencintai dan menyukai Aska. Tapi tidak dengan Rania, seorang gadis cantik berkulit putih, hidung mancung, serta agamis itulah impian Aska. Tetapi Aska sudah lebih mencintai Luna kedahuluan. Hubungan Luna dengan Aska sudah lebih dari 4 tahun dan impian Luna ingin ia menjadi pasangan Aska. Tetapi Aska tak mencintai Luna, ia hanya menyukai Luna karena wanita seperti Luna sangat memikat hatinya.
Dapatkah Luna mengetahui jika Dirinya hanya sebagai permainan belaka? dan padahal Luna dengan Rania ialah saudara sekandung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rohima_Cahaya18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Rio tak memikirkan kembali ia harus dibenci atau tidak! Ia yang lebih suka menolong daripada harus mengikuti omongan oranglain yang membuatnya hatinya menjadi hancur. Rio yang mempercepat ia mencari lajunya untuk sampai ke RS yang ia tempuh.
Sementara ponsel Aska ketinggalan di rumahnya, Lydia merasa frustasi bagaimana bisa anaknya terlalu bangga akan memiliki keberanian untuk mencari Luna. Lydia mengangap jika Aska dibutakan oleh cinta. Seharusnya Lydia harus secepatnya menikahi anaknya dengan Rania, ia tidak ingin melihat anaknya memikirkan perempuan Jalang yang menyebabkan dirinya malu dihadapan semua orang.
Tak ada jalan lain selain ia pergi kerumah Rio, anak perusak yang ia benci. Lydia yang tidak tahu bahwa Rio yang mencintai Rania, bukan harus dijodohkan oleh Aska. Walaupun saudara tapi Rio tak mau jika Rania harus menikahi Aska. Belum sampai membuka pintu, Rania sudah hadir dan ingin memberikan sesuatu jika Aska masuk ke RS dan dibawa oleh Rio.
"Assalamu'alaikum Tante"ucap Rania.
"Wa'alaikumussalam, eh Rania! Ada perlu apa kemari. Kenapa wajah kamu sangat tergesa gesa. Apakah kamu ingin mengatakan sesuatu"jawab Lydia ia sangat senang jika Rania datang dengan senyuman yang indah.
"Maaf Tante, anak Tante Aska masuk ke RS. Maaf kalau Rania menyampaikan ini kepada Tante. Tapi maaf, saya harus segera pergi soalnya pak Rio menunggu saya"ucap Rania yang segera mempercepat langkahnya tanpa harus mendengarkan aba aba dari ucapan Lydia.
Deg!
Lydia terkejut saat dirinya mengetahui anaknya masuk ke RS. Lalu siapa yang membawa anaknya ke RS. Ataukah pemikiran Lydia benar jika yang membawanya adalah Rio. Anak yang ia benci, kehadirannya pun ia benci selama ia berani menampar keberadaan dirinya di depan kematian ibu Rania. Lydia yang terburu buru, ia hanya syok dan menarik secara kasar pada lengan Rania. Yang tidak memikirkan suaminya yang tidak tahu jika anak kandungnya yang ia sudah tampar.
Samuel merasa bersalah dalam hal ini, ia yang dulunya tak berani menatap bahkan melukai perasaan anaknya. Kenapa Samuel yang sudah sakitan di perbudak Lydia karena ia sudah sakit duduk di kursi roda. Samuel tak habis pikir mengapa ia seburuk itu menampar Rio walaupun dulu ia tak pernah sedikitpun menampar wajah Rio. Samuel yang tidak tahu harus melakukan tindakan apa, hanya suruhan dan perintah Lydia yang seperti kerasukan setan bahkan Lydia mengimingi jika tidak atas perintahnya maka rumahnya yang ia tempati akan di jual belikan.
Samuel yang tidak bisa melakukan sesuatu hanya bisa diam, padahal hatinya ingin mendoakan yang terbaik agar istrinya bisa mendapatkan hidayah tapi semakin tak ada ubahnya. Bukanlah hal yang membuat hatinya menarik tapi ingin mengetahui jika Lydia bukan istri yang baik untuk Samuel. Terlalu licik, bahkan ia ingin melenyapkan Samuel yang sudah tua renta.
Semenjak kehilangan bahkan kepergian orang tersayang, setiap hari Samuel sering menangisi dirinya. Samuel yang sudah berjanji tidak akan menikahi wanita manapun hanya ada almarhum istrinya. Tapi karena Lydia yang semakin hari menggoda maka ajakan Samuel mengikuti hawa nafsunya.
Lydia yang terus menerus menarik tangan Rania, ia tak ingin gadis yang disukai anaknya lepas. Rania semakin takut, padahal Rania bukan orang asing ataupun orang yang beberapa kenal. Ia mengenali Lydia saat mereka berjumpa disuatu komplek bunga, Lydia yang sangat suka melihat wajah gadis seperti Rania, sikapnya teduh, mencerminkan kepribadian seorang yang baik, ramah dan suka menolong. Entah mengapa Lydia sangat menyukai dan senang kepada Rania.
Termasuk Aska yang sudah masuk ke dalam ruangan ICU. Rio yang mengendalikan semuanya ia takut nyawa saudaranya tidak tertolong. Karena terlalu banyak pendarahan disekitaran tubuh nya. Rio yang selalu mendoakan agar semuanya berjalan dengan baik, dan Lydia tidak menyalahkan semuanya tentang Rio.
Sampailah di RS, ia seperti tidak asing dengan anak yang ia benci. Rio, seorang dokter karena Samuel ingin menjadikan anaknya yang memiliki bakat dan prestasi. Disitulah Lydia tidak sadar jika selama ini Rio yang tidak suka selalu ingin menghancurkan Aska untuk tidak mengambil Rania dalam hidupnya.
Tamparan tersebut meleset ke wajah Rio, Rania kaget dan membela Rio. Ia tidak ingin di masalah persulit seperti ini Lydia bukan terimakasih atas bantuannya. Tetapi, ia goreskan sebuah tamparan yang menyakitkan hingga para pengunjung ikut melihat adegan mereka. Sangat disayangkan, betapa Rio tak ingin berdebat, ia menginginkan jika semuanya akan baik baik saja tapi nyatanya, sebuah tamparan yang menyakitkan jatuh ke wajah Rio yang jelas jelas ia tidak mengetahui letak salahnya dimana. Apakah Lydia, seorang ibu sambung mereka yang seperti ini merasa baik di depan suaminya sendiri.
Plak
Plak
"Kamu yang sudah beraninya membawa anak saya kesini. Pasti kamu yang sudah berkelahi denganya,"ujar Lydia dengan semburan ingin menampar tetapi di cegah oleh Rania.
"Tante, jangan buat keributan disini! Tante, sudah Rania katakan bahwa maksud pak Rio itu baik. Dimana akal sehat Tante, jangan menyalahkan pak Rio, jika belum siapa yang salah, apakah Tante tidak malu di lihatin semua orang"ucapnya yang kesal memberikan informasi kepada Lydia.
"Benar itu, masak orang dokter menyelamatkan baik baik dibilang musuh. Sadar diri dong"
"Huh, manusia sekarang mana ada yang bersyukur taunya melawan mencari kesalahan oranglain tanpa perlu introspeksi diri sendiri, malu ga tuh"
Lydia merasa dirugikan dengan berita menimpa dirinya. Ia malah diserbu oleh banyak kalangan pengunjung. Lydia yang kalah, karena Rio adalah seorang dokter sekaligus perawat yang membantu pekerjaan orang lain.
apa yang terjadi selanjutnya? Ikuti terus ya