NovelToon NovelToon
Seseorang Yang Merubah Pandangan Hidupku

Seseorang Yang Merubah Pandangan Hidupku

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Anime / Romansa / Slice of Life
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Hamdi Kun

dayn seorang anak SMA intorvert yang memiliki pandangan hidup sendiri itu lebih baik daripada berinteraksi dengan orang lain, tapi suatu hari pandangan hidupnya berubah semenjak bertemu dengan seorang gadis yang juga bersekolah di sekolah yang sama, dan disinilah awal mula ceritanya dayn merubah pandangan hidupnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hamdi Kun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

perasaan lega sekaligus menyesal

Angin dingin menyentuh wajahku saat duduk di belakang sekolah. Sekitar terasa sunyi, tapi pikiran di dalam kepalaku justru ramai, dipenuhi oleh kata-kata yang kuucapkan tadi.

"Apa kalian tidak punya kerjaan lain? Sudah kubilang, jangan pernah menemuiku lagi."

Aku menghela napas panjang, menunduk sambil menatap tanah. Kata-kata itu terasa seperti pisau yang kutusukkan ke hati mereka. Tapi apa yang bisa kulakukan? Jika mereka terus bersamaku, rundungan ini tidak akan pernah berhenti. Aku tidak ingin mereka menjadi penyebab rasa sakitku.

Namun, rasa bersalah itu tidak mau pergi. Mereka hanya ingin menolongku, dan aku membalas kebaikan itu dengan kata-kata dingin yang menusuk.

"Kenapa aku seperti ini?" pikirku sambil mengusap wajah dengan kasar. "Apa menjauh dari mereka benar-benar pilihan terbaik? Apa aku harus terus hidup seperti ini, sendirian, tanpa teman?"

Aku mencoba menepis pikiran itu, tapi bayangan Rika dan Meira tetap ada. Wajah mereka ketika aku mengusir mereka, terutama tatapan sedih Rika, terus terbayang.

Bel masuk berbunyi, memaksaku berdiri dan kembali ke kelas. Saat aku melewati koridor, aku menyadari sesuatu yang aneh. Tatapan tajam itu mulai berkurang. Tidak ada lagi bisikan atau ejekan.

“Mungkin memang ini jalan yang benar,” pikirku sambil masuk ke kelas. Tapi rasa lega itu tidak sepenuhnya terasa manis. Ada sesuatu yang hilang, sesuatu yang membuat hatiku terasa kosong.

Saat Jam Pulang

Ketika bel pulang berbunyi, aku segera bergegas keluar dari kelas. Aku tidak ingin bertemu dengan mereka. Namun, seperti sudah takdir, aku bertemu Rika dan Meira di koridor.

“Dayn!” panggil Meira dengan suara lembut.

“Apa kamu sudah merasa lebih baik?” tanya Rika, ekspresinya penuh kekhawatiran.

Aku berpura-pura tidak mendengar mereka, menundukkan kepala, dan terus berjalan.

Namun kali ini, Rika tidak membiarkanku pergi begitu saja.

“Dayn, tunggu!” serunya sambil mengejar.

Aku berhenti ketika dia meraih pergelangan tanganku. Aku berbalik dengan wajah datar, mencoba menahan emosi yang mulai membuncah.

sementara itu Meira memperhatikan dengan tatapan yang khawatir.

“Lepaskan,” ucapku dingin.

Namun, Rika tidak menyerah. Dengan suara bergetar, dia berkata, “Aku tahu kamu menjauh karena tidak ingin dirundung lagi. Tapi, Dayn, tidak begini caranya!”

Kata-katanya membuatku terdiam. Aku bisa merasakan emosi di balik suaranya—kesedihan, kemarahan, dan keputusasaan.

“Kami peduli padamu!” lanjutnya, suaranya semakin meninggi. “Kami tidak akan membiarkanmu menghadapi ini sendirian, tidak peduli apa yang orang lain katakan.”

Aku menatap matanya yang mulai basah.

“Kami ingin membantumu, Dayn,” tambahnya, suaranya kini bergetar. “Kalau kamu terus seperti ini, kamu hanya akan menyakiti dirimu sendiri. Dan aku... aku tidak ingin kehilanganmu!”

Air mata mulai mengalir di pipinya, dan dia tidak lagi mencoba menyembunyikannya.

Melihat Rika menangis, dadaku terasa sesak. Aku tahu dia tulus. Aku tahu dia hanya ingin yang terbaik untukku. Tapi kenapa aku malah memilih untuk menyakitinya?

Wajahnya yang biasanya penuh percaya diri kini terlihat rapuh. Untuk pertama kalinya, aku sadar seberapa besar dia peduli padaku.

Rasa bersalah yang selama ini kutahan akhirnya menghantamku dengan keras. Mataku terpaku pada air matanya, dan aku tidak bisa berkata apa-apa.

“Apa yang sudah kulakukan?” tanyaku pada diri sendiri.

Hatiku terasa berat, dan di saat itu aku tahu... aku salah.

Episode 24 Bersambung....

1
Nurilah Purwanti
waduh gimana tuh nasib dayn masih nyari si meira
Nurilah Purwanti
kasian meira
Arul 2007
bagus bangettttt
Nurilah Purwanti
menarik ceritanya
Bunny Koo
❤️❤️❤️ Cerita jadi semakin hidup berkat tulisanmu thor!
Theros
Fakta kehidupan
Sandy
Pengen baca lagi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!