Srikandi, gadis cantik yang selalu digilai oleh setiap laki laki yang mengenalnya. karena selain cantik dan berasal dari keluarga kaya, Srikandi juga baik hati.
Srikandi memiliki seorang kekasih bernama Arjun, tetapi tanpa sepengetahuan Srikandi ternyata Arjun hanya menganggap dirinya sebagai piala yang dia menangkan dari hasil taruhan saja. Arjun tidak pernah mencintai Srikandi yang dia anggap sebagai gadis manja, yang hanya bisa mengandalkan harta orang tua.
Padahal tanpa sepengetahuan Arjun, Srikandi juga memiliki sebuah bisnis tersembunyi, yang hanya ayahnya saja yang tahu.
Saat Srikandi tahu kebusukan Arjun, Srikandi tidak marah. Srikandi bersikap santai tapi memikirkan sesuatu untuk membalas sakit hatinya. Apalagi hadirnya pria tampan yang mencintai dirinya dengan tulus. menambah lengkap rencana Srikandi.
Arjun harus merasakan juga mencintai tapi tidak di anggap. Arjun harus tahu rasanya patah hati .
ikuti kisah selengkapnya dalam
BUKAN LELAKI CADANGAN
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5
Yudistira keluar dari perusahaan Srikandi dengan muka merah padam. Arjun Wiwaha, manusia itu sudah berani berbuat onar. Dia ingin memberi hukuman, tetapi Srikandi, wanita itu tidak mengizinkannya untuk bergerak.
Dengan terpaksa Yudistira harus mengumpulkan stok kesabaran dulu. Dan sekarang, padahal dia datang karena ingin mengajak Srikandi ke suatu tempat, setelah hampir seminggu tidak bertemu, tetapi tiba-tiba saja Srikandi menerima pesan dari pacar aslinya itu, dan mereka akan pergi berdua.
Masuk ke dalam mobil dengan perasaan gusar, karena kemarahan yang mencapai ubun-ubun.
Brakk
Menutup pintu dengan kasar, lalu menyandarkan punggung sambil memejamkan mata. Mengambil nafas dalam sambil melonggarkan dasinya. Sudah beberapa menit berlalu tapi masih belum ingin menjalankan mobil.
Yudistira mengambil ponsel yang tersimpan di saku jas, mencari sebuah nomor dalam daftar kontak, lalu ditempelkankannya ponsel ke telinga. "Cari informasi tentang seorang bernama Arjuna Wiwaha, lelaki brengsek yang sedang menjalin hubungan dengan Srikandi Wibisana!" Perintahnya ketika mendengar sapaan dari seberang telepon.
Yudistira kembali mematikan ponsel dan menyimpannya setelah mendengar jawaban, "Baik, Tuan." dari orang yang baru saja dihubunginya.
Mencengkeram erat kemudi mobil, dengan rahang yang masih mengeras. Selama ini dia diam, selama ini dia tidak peduli siapa itu Arjuna Wiwaha. Baginya asal dia bisa dekat dengan Srikandi itu sudah cukup.
Bahkan dia telah bermurah hati, hanya menjadi yang kedua. Dia telah berbaik hati, menerima meskipun hanya bisa bersama dengan Srikandi ketika Arjun tidak bisa datang. Baginya itu cukup, bahkan dia sempat berpikir meskipun dia cadangan, nyatanya waktu kebersamaan dia dengan Srikandi lebih banyak dibandingkan dengan Arjun.
Seperti hari ini misalnya, hampir separuh hari dia berada di ruangan Srikandi. Meskipun dia hanya duduk di sana, menemani wanita itu makan siang dengan menu yang dia pilih dari restoran ternama. Lalu duduk diam sambil memperhatikan wanita itu fokus pada laptopnya. Itu sudah cukup baginya
Akan tetapi kali ini, adanya fakta bahwa Arjuna Wiwaha ternyata bermain di belakang Srikandi, sangat membuatnya murka. Dan dia bersumpah dia pasti akan menghancurkan Arjuna Wiwaha. Siapapun orang yang berani menyakiti Srikandi pasti akan mendapat hukuman darinya.
Kalau saja Srikandi tidak menahannya, pastilah Yudistira akan bergerak sekarang juga. Akan tetapi demi kepuasan hati Srikandi, baiklah. Biarkan wanita yang dicintainya itu puas-puas bermain dulu. Anggap saja ini masa jeda bagi Arjuna Wiwaha, sebelum kehancuran menghampiri dirinya. Anggap saja saat ini dia sedang bermurah hati dan bersedekah kepada seorang fakir miskin.
Kejadian beberapa menit yang lalu di dalam ruangan Srikandi.
"Berikan dia padaku, laki-laki pecundang itu, biarkan aku yang menghukumnya, membalaskan sakit hatimu!"
Srikandi melihat kilat kemarahan di mata Yudistira. Kenapa jadi dia yang marah, dirinya yang disakiti Kenapa Yudistira yang emosi? Apakah benar karena laki-laki ini begitu mencintainya?
"Tidak! Jangan lakukan apapun dulu padanya. Aku ingin bermain-main dulu!" Potong Srikandi. Wanita itu menolak Yudistira ikut campur dalam urusannya dengan Arjun. Tidak ada kepuasan selain bisa menghukum penjahat dengan tangan sendiri.
Yudistira mendengus kesal, dia ingin bertindak, tetapi dia tahu itu memang bukan urusan dia. Yang bisa dia lakukan hanya menahan geram.
"Ya sudah, baiklah. Kita lupakan dulu sejenak masalah ini sejenak. Bagaimana kalau kita jalan-jalan saja, ayo kita pergi keluar untuk cari hiburan. Ini sudah hampir waktunya pulang dan aku tidak mau kau bekerja lalu mengabaikan cacing-cacing di perutmu yang mungkin sudah berdemo."
Srikandi merotasi kan bola matanya malas. "Selalu saja makanan yang kau tawarkan, kau sengaja agar aku jadi gendut?"
"Lalu apa? Aku pernah datang dengan sekotak perhiasan dan dan barang barang branded, tapi kau bahkan tidak mau menerimanya. Hanya makanan satu satunya yang tidak kau tolak.!"
Yudistira mengingat ketika pertama kali dia datang dengan berbagai barang mewah sebagai ucapan terima kasih karena Srikandi telah menyelamatkannya dari hadangan penjahat yang ternyata adalah suruhan musuhnya.
"Iya, sih." Srikandi mengangguk-angguk. Dia memang tidak mau mengambil apapun dari orang yang menurutnya bukan apa-apanya. Baiklah, mungkin pergi keluar dengan Yudistira juga bukan hal yang buruk.
Akan tetapi baru saja Srikandi ingin meng iya kan ajakan Yudistira, ketika ponsel nya yang tergeletak di meja berbunyi, ada notif pesan masuk. Bergegas Srikandi mengambil dan membukanya. Terlihat nama Arjun sebagai pengirim pesan. Mengingatkan pada Srikandi bahwa tadi pagi ada pesan yang belum dia buka juga dari Arjun. Dan wanita itu pun segera membukanya.
"Honey, bagaimana dengan ajakanku tadi pagi. Aku akan menjemputmu nanti waktunya kamu pulang kerja." bunyi pesan masuk dari Arjun.
Srikandi lantas membaca juga pesan yang tadi pagi terkirim dan belum sempat dia baca.
"Honey nanti pulang kerja jalan-jalan yuk. sudah lama kan kita nggak ngedate. Mumpung besok hari libur. aku ingin mengajakmu shopping."
Srikandi mencebik. shopping katanya? shopping yang dimaksud Arjuna adalah mereka jalan-jalan ke mall, memilih-milih barang ini dan itu. tetapi pada akhirnya Srikandi yang membayar semuanya. itulah bodohnya Srikandi dulu, yang selalu merasa kasihan pada Arjun, yang penghasilannya hanya sesuai dengan UMR.
Srikandi tersenyum menyeringai. "Oke." hanya satu kata dia kirim pada Arjun.
"Pulanglah, Arjun akan menjemputku!" ucap Srikandi pada Yudistira setelah wanita itu membalas pesan.
Yudistira mengepalkan tangannya, dia merasa kesal pada manusia bernama Arjuna Wiwaha, tetapi seringai mengerikan yang dia lihat di ujung bibir Srikandi membuatnya mengernyitkan kening. Apakah wanita ini sedang memiliki rencana untuk mengerjai pacar nya.
Setelah itu Yudistira keluar dari ruangan Srikandi, dan di sini, sampai saat ini. Belum ada niatan untuk menjalankan mobil. Dia ingin tahu dari dekat seperti apa pria bernama Arjuna Wiwaha, yang tiba-tiba akan datang untuk menyabotase Srikandi.
Bukankah biasanya yang terjadi, Arjun membatalkan janji dan dia yang akan tampil sebagai pemain cadangan, menggantikan pemain inti yang tidak bisa turun ke lapangan?
bnrn yudistira yg jd dktr.....
Duuhh....kl srikandi jdian sm dia,bruntung bgt....udh baik,kya rya,pduli sesama jg....d jmin bkln bhgia kl hdp sm dia....
Btw,tu nnek shir msh ngeyel aja....
tar mlah blik k dri sndri....
tapi sekarang mending, satu doang yg tembus. telkomsel. selain itu jangan harap ada jaringan.