Ambil Saja Suamiku

Para tetangga yang di undang di rumah Pak Hasyim tak berhenti berdecak kagum . Aldi membawa seserahan yang begitu banyak.

" Bang Aldi memang enggak kaleng - kaleng , ini mah rumah Mama bakalan enggak muat buat nampung semua seserahan ini , lima mobil pick up coy....ck..ck..ck..". Kenzi sampai menggelengkan kepalanya dan berdecak kagum.

" Pa... ". Mama Tika sangat terharu , matanya pun sampai berkaca - kaca.

" Iya Ma ".

" Nina sangat beruntung ya Pa ".

" Iya , ternyata di balik semua kesakitan Nina , ada hikmahnya juga , Nina bisa menemukan laki - laki yang benar - benar cinta sama dia ".

" Iya Pa , Alhamdulillah ".

Papa Hasyim , Mama Tika dan Kenzi berdiri di depan rumah untuk menyambut kedatangan keluarga Aldi , sedangkan Nina masih di dalam kamar di temani Mbak Risti dan juga Nur.

" Mbak Fia ". Mama Tika menyambut calon besannya.

" Apa kabar Jeng Tika ?".

" Kabar baik Mbak ".

" Akhirnya kita bisa berbesanan juga ya Jeng Tika , saya sempat takut kalau Aldi enggak mau nikah , eehhhh ternyata nunggu putrinya Jeng Tika ".

" Terima kasih mau menerima Nina jadi menantu kamu Mbak Fia , Nina kan statusnya sud.....".

" Jeng Tika enggak boleh ngomong gitu dong, saya itu sudah sayang sama Nina sejak dia kecil , kalau jalannya dia harus nikah dulu sama orang baru bisa jadi mantu saya ya enggak apa - apa , saya hanya ingin Aldi bahagia, dan bahagianya itu dengan memperistri Nina ".

" Mi , ini mau ngobrol terus di sini apa mau masuk ?". Tegur Papi Revan.

" Ah iya , saya sampai lupa mengajak masuk , ayo Mbak Fia ,Mas Revan..."

" Ayo masuk Van , biasa lah perempuan kalau sudah bertemu pasti akan lupa segalanya ". Ujar Pak Hasyim , dan di sambut tawa Papi Revan.

" Selamat datang Bang ". Sambut Kenzi memeluk calon Kakak iparnya itu.

" Kakak kamu di mana Ken ?". Tanya Aldi , membuat Kenzi tersenyum mengejek.

" Orang bucin tuh begini, baru aja nyampe udah di tanyain mana jantung hatinya , tenang Bang , Kak Nina masih di dalam kamar, banyak yang jagain , enggak bakalan kabur dia ".

" Abang enggak takut Ken , kakak kamu enggak bakalan kabur , malah mungkin kaburnya ke pelukan Abang ".

" Dih bisa ae si Bos ngegombal...ayo masuk Bang , biar acaranya cepat selesai, udah lapar nih ".

" Ayuk dah , Abang juga sudah enggak sabar pengen lihat kakak kamu ".

Setelah semuanya duduk, Nina pun di panggil keluar. Aldi memandang tak berkedip ke arah Nina .

" Sabar Bang , sebentar lagi dia bisa kamu pandangi siang dan malam ". ujar Papi Revan menggoda putranya.

" Papi ganggu aja ". Balas Aldi , Papi Revan terkekeh.

Nina kini duduk di antara kedua orang tuanya, berhadapan dengan Aldi yang juga duduk di antara Papi Revan dan Mami Fia.

Acara dimulai dari Papi Revan yang mengutarakan maksud kedatangannya bersama keluarga, adalah meminang Nina untuk di jadikan sebagai istri Aldi.

Kemudian di lanjut dengan Pak Hasyim yang menerima maksud kedatangan Papi Revan sekeluarga, dan juga meminta maaf jika jamuan dan tempat yang di sediakan kurang berkenan di hati keluarga Papi Revan.

Sekarang giliran Aldi yang akan berbicara. Ia berdiri bersama Nina di hadapannya.

Bukannya mulai bicara , Aldi malah berdiri mematung menatap Nina...Nina pun jadi salah tingkah di buatnya Buat Aldi waktu seakan berhenti.

" Bang...Bang... ". bukan hanya Mami Fia , Papi Revan pun ikut memanggil putranya , namun seakan tuli , Aldi tidak terganggu sedikitpun.

Sampai akhirnya Kenzi berjalan mendekat dan menepuk pundak Aldi.

" Bang...sadar Bang ". Setelah itu Kenzi tertawa kecil , begitupun semua yang ada di sana.

" Eh Ken ". Aldi mengusap tengkuknya.

" Maaf semuanya tadi saya sempat kaget , ternyata bidadari itu nyata dan ada di dunia , karena saya habis lihat bidadari itu , yang sedang berdiri tepat di hadapan saya ini ".

Bagaimana tidak meleleh hati Nina , Aldi selalu saja bisa membuatnya terbang ke angkasa.

" Cieee...cieee....". Suara semua orang riuh menggoda Nina.

" Pi...Mi , langsung nikah aja boleh enggak?". Ucap Aldi spontan.

" Bang , lamar dulu yang bener Nina nya... baru kamu minta nikah !". balas Papi Revan.

" Baiklah , Nin.....aku tidak bisa merangkai kata - kata mutiara , tapi aku hanya bisa bilang" Aku mencintai kamu dari hatiku yang paling dalam.....So , Maukah kamu menjadi istriku dan ibu dari anak - anak aku Nin ?".

Aldi sampai berlutut saat mengucapkan itu , sambil membuka kotak cincin dan buket mawar merah.

" Mau ya ?". Aldi kembali berucap.

" Bismillahirrohmaanirrohiim , aku menerima kamu untuk menjadi pendamping hidupku Bang ".

Alhamdulillah..... Semua mengucap hamdalah bersamaan.

Nina menerima cincin yang langsung di pakaikan oleh Mami Fia , dan juga buket bunga mawar merah dari Aldi.

Setelah acara selesai, kini Nina dan Aldi duduk berdua , tetapi masih di dalam ruangan , dan masih di pantau oleh orang tua kedua belah pihak.

" Yang , nanti konsep pernikahannya mau seperti apa ?". Tanya Aldi mengawali pembicaraan, karena baik Aldi dan Nina jadi terdiam , ada rasa canggung setelah status hubungan mereka berubah menjadi calon suami dan istri.

" Apaan sih Bang ".

" Apanya Yang ?".

" Itu loh , pake manggil Yang segala, peyang maksudnya ? ". Nina terkikik , mana mungkin ia tidak tau maksud ucapan Aldi.

" Ya kali Nin , aku manggil kamu peyang ?".

" Kali aja Bang ".

" Ya enggak lah , jawab dong ,kamu maunya gimana acara pernikahan kita nanti , apa mau di rayakan selama tujuh hari tujuh malam ?".

" Yang bener apa Bang , tujuh hari tujuh malam , mau encok'an , yang sederhana saja , aku malu , ini bukan yang pertama , lagi pula aku itu janda loh ".tolak Nina.

" Bahas itu lagi , aku kan sudah bilang dari awal kalau aku enggak masalah kamu itu janda Nin, lagi pula enggak masalah juga kalau kita mau merayakannya ,biarkan orang lain berbicara , toh mereka tidak ikut membayar biayanya , kan pake uang aku sendiri Nin ".

" Iya aku tau , terserah Bang Aldi saja, sesuai kemampuan Bang Aldi, jangan di paksakan....dan satu lagi , tidak selama tujuh hari tujuh malam juga , aku enggak mau Bang , buang - buang uang juga ".

" Iya sayangku , apapun mau kamu , Abang akan turuti ".

" Bang ".

" Apa sayang ?". Aldi makin menggoda calon istrinya.

" Udah ah , aku mending kesana saja , Bang Aldi nyebelin ih " . Nina sudah berdiri , tapi dengan cepat Aldi mencegahnya.

" Eh jangan dong Yang , aku masih kangen , mau lihat wajah kamu sepuasnya biar malam ini aku tidurnya makin nyenyak ".

" Gombal terus ".

" Enggak apa - apa gombal sama calon istri sendiri kalau sama calon istri orang lain itu baru salah ".

" Kalau Bang Aldi berani, aku sunat sampai habis milik Abang ".

" Eeiittsss jangan dong , aset Abang ini ". Aldi reflek menutup miliknya.

" Makan yuk Bang , aku lapar ".

" Kamu di sini saja biar Abang yang ambilkan ya Yang ".

Nina menggelengkan kepalanya, Aldi makin kesini makin memperlihatkan kebucinannya , dan Nina menyukainya , ia merasa sangat di butuhkan oleh Aldi.

Bersambung....

Monggo di Like , Vote dan comment nya ya...👍🏻🥰