Terlahir dari keluarga mata biru, namun nasib Aksara berbeda dari anggota keluarga lainya. Pada saat Aksara di lahirkan, ia tidak mewarisi mata biru dari kedua orang tuanya, melainkan ia terlahir dengan mewarisi mata ungu dari kakek buyutnya yang sudah lama tiada.
Aksara hanya mewarisi satu mata ungu di sebelah kirinya, begitu juga dengan kakek buyutnya yang hanya memiliki satu mata ungu di sebelah kanannya, dan mata di sebelah kirinya berwarna biru.
Dan kemudian di sebelah kanannya, Aksara memiliki mata sama persis seperti mata elang dengan warna yang lebih terang dan menyala-nyala.
Keluarga mata biru merupakan golongan keluarga bangsawan yang paling di segani di seluruh wilayah Republik. Keluarga mata biru merupakan keluarga terkuat saat ini, di tambah lagi dengan keahlian khusus mereka, hal itu yang membuat nama keluarga mata biru sangat ditakuti oleh keluarga besar yang lainya.
Setelah tumbuh menjadi pria kuat, Aksara meninggalkan anggota keluargnya dan memilih hidup sederhana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr Sad, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23 : Justin dan 2 rekannya
Bakkk ....
Bukkk ....
Suara perkelahian yang cukup sengit.
Mereka berdua masih mempertaruhkan harga diri mereka di sana. Personel tuan Julian itu telah mengeluarkan semua kemampuannya. Musuh yang dia hadapi sekarang memang sangat kuat, tapi personel tuan Julian itu masih terlihat menikmati perkelahiannya, sementara musuhnya sudah terlihat kelelahan.
"Haha, dia memang kuat, tapi saya masih menikmati pertarungan ini. Saya akan mengalahkannya ketika dia membuat kesalahan," ucap personel tuan Julian dalam hati.
"Ah ... , saya sudah menembus batas kemampuan saya, apakah saya akan kalah di sini," ucap sang musuh mulai kelelahan.
"Ayok, lagi, lagi, lagiii ... ! ini belum seberapa," ucap personel tuan Julian memukul habis-habisan musuhnya.
Brukkk ....
Satu pukulan keras terakhir itu membuat musuhnya terkapar hingga terpental cukup jauh dari hadapannya. Pertarungan itu kini di menangkan oleh personel tuan Julian. Dia merayakan kemenangannya dengan tawa lepasnya seraya mengangkat tinju kanannya itu ke atas langit biru.
"Maaf, pertarungan ini di khususkan untuk pria sejati saja, bila anda ragu, maka jangan mendekati wilayah kami," ucapnya merasa bangga.
Wusss ....
Suara pantulan energi jahat yang datang dari arah berlawanan.
Pada saat dia merayakan kemenangannya, tiba-tiba saja energi jahat tersebut menyerangnya dari arah belakang. Untung saja Samuel segera bertindak, alhasil nyawa rekannya terselamatkan.
"Hiyaaa ... ," Samuel menepis energi jahat tersebut.
"Mundur! sekarang giliran saya, sepertinya orang ini berbeda dengan rekan-rekannya yang lain," ucap Samuel menatap tajam musuh di hadapannya itu.
"Biarkan saya yang menghadapinya Same, saya masih bisa menghadapi mereka," ucap rekannya keras kepala.
whusss ....
Musuhnya mulai memberikan kejutan dengan tinju keras yang dia miliki itu. Samuel pun menahan pukulan tersebut dengan kedua tangannya. Dia terpental cukup jauh hingga tubuhnya terbawa sampai ke tempat tuan Julian berkelahi.
Tuan Julian menahan tubuh Samuel. Pukulan yang dilapisi oleh energi jahat itu terasa menusuk hingga ke dalam tubuh Samuel. Tuan Julian pun ikut merasakan daya tekanan dari pukulan tersebut pada saat beliau menahan tubuh Samuel.
"Same, apakah kamu baik-baik saja?", tanya tuan Julian masih menahan tubuh Samuel.
"Uhuk," cairan darah keluar dari mulut Samuel.
Samuel mengusap noda darah di mulutnya sambil berkata, "Tidak apa-apa tuan, hal ini justru bagus bagi saya, semakin banyak musuh yang kuat, api semangat ini akan tubuh dengan sendirinya", ucap Samuel mulai membangkitkan tubuhnya kembali.
Krakkk ....
Samuel mengerak-gerakan kepalanya hingga tulang lehernya mengeluarkan bunyi.
"Same, pukulannya keras ya?", canda rekannya.
Di saat-saat menegangkan seperti ini, dia masih menyempatkan waktunya untuk bercanda, namun candaan tersebut sangat berarti bagi Samuel. Akhirnya Samuel pun tertawa tipis, tapi di sisi lain musuhnya tidak menyukai candaan rekan Samuel itu.
Lantas sang musuh pun memukul keras rekan Samuel, untung saja Samuel cepat memberitahu rekannya itu untuk segera menghindari pukulan sang musuh.
Namun, posisi rekannya kala itu tidak cukup jauh dari posisi sang musuh, alhasil pukulan tersebut tak dapat dihindari.
Bukkk ....
Sang musuh memukul keras rekan Samuel hingga terpental cukup jauh. Untung saja rekan Samuel sangat cekatan, sehingga pukulan tersebut masih bisa dia tahan dengan kedua tangannya.
"Hahaha, menyerang secara tiba-tiba la ... , huakkk ... ," ucapannya tidak selesai dikarenakan dia muntah darah.
"Jangan berlagak hebat di depan seorang Samuel, saya pernah merasakan efek dari pukulannya sekuat apa," ledek Samuel seraya menertawakan rekannya.
....
"Aduhhh ... , memang sudah seharusnya saya mengalah untuk kebaikan mu Same," ucap rekannya masih berlagak kuat, padahal Samuel tahu apa yang sedang dia rasakan.
Prokkk, prokkkk, prokkkk ....
Justin memberikan tepuk tangan kepada musuh yang akan sahabatnya itu hadapi.
"Sebelum anda melawan sahabat baik saya, alangkah baiknya anda melangkahi terlebih dahulu mayat saya," ucap Justin tidak menyadari kekuatan musuh di hadapannya itu.
Sang musuh melancarkan serangan secara tiba-tiba. Dan ya, semuanya masih sama, Justin terpukul, namun dia juga masih bisa menahannya dengan kedua tangannya.
Bukkk ....
"Uhukkk ... , pukulan macam apa itu! rasanya sakit sekali," ucap Justin benar-benar terkejut.
"Hahaha, aduh, ahhh ... ," rekannya menertawakan Justin, tapi setelah itu dia pingsan karena tidak sanggup menahan rasa sakit diperutnya itu.
Pertarungan sebenarnya telah di mulai. Sang musuh membawa dua rekan terkuatnya. Sekarang keadaannya berbeda, Samuel terpojok, dia bingung harus melawan yang mana dulu, sementara satu rekannya telah tumbang, di sisi lain dia masih punya Justin, namun Justin takan mengubah apa-apa dikarenakan 3 banding 2 rasanya hampir sama seperti melawan 1 banding 5.
"Jes, kita tidak bisa berbuat apa-apa selain nekat," ucap Samuel berusaha membangkitkan semangat sahabatnya di sana.
"Andai saja tadi itu saya tidak pergi menghampiri mu Same, mungkin saya bisa mengubah keadaan ini," ucap Justin terlihat sedikit ragu, tapi sebenarnya Justin hanya bercanda saja.
"Ya, tapi sekarang tidak ada waktu untuk mundur," ucap Samuel terlihat khawatir.
"Kamu lawan si raksaksa itu, sementara saya pergi dari sini. Eh ... , maksudnya biarkan saya yang melawan kedua orang itu," ucap Justin masih ragu.
Tanpa menunggu lama, akhirnya mereka berdua memilih untuk bertarung. Semua orang sedang sibuk melawan musuh terkuat mereka masing-masing, di sisi lain tuan Julian sedang digempur habis-habisan oleh musuhnya, sementara rekannya yang lain masih sibuk mengurusi urusannya sendiri.
"Akan ku habisi kamu," ucap sang musuh kepada Samuel.
"Maju! dan rasakanlah kekuatan pria sejati yang sebenarnya itu seperti apa. Gerbang penembus kekuatan tingkat akhir, terbuka ... ," ucap Samuel mulai mengerahkan semua kemampuannya.
Kekuatan itu adalah kekuatan titik akhir milik Samuel. Dia mempertaruhkan nyawanya di sana, bila dia tidak bisa mengatur tata letak energinya, maka dia akan tewas.
Energi dari kekuatan tersebut harus menyebar ke segala arah jiwanya, bila energi itu tidak menyebar secara utuh, hal tersebut dapat mempengaruhi kehadiran energi baik miliknya itu.
Energi baik berperan penting dalam mengatur energi jahat seseorang, bila energi baik menghilang, maka energi jahat akan menguasai jiwa mereka hingga tewas.
"Bila Same membuka kekuatan itu, maka saya juga harus mengikutinya. Pintu gerbang kekuatan maksimal, terbuka ... ," ucap Justin seraya mengeluarkan kekuatan di akhir pertarungannya ini.
Sang musuh terkejut, ternyata kekuatan lawan yang mereka hadapi sekarang sungguh di luar dugaan. Mereka melancarkan serangannya secara terus-menerus. Mereka berdua tidak memberikan waktu gerak untuk para musuhnya.
"Hiyaaa ... ," Samuel mengeluarkan jurus andalah ayahnya, yakni api pelahap.
"Matilah ... ," sang musuh tidak mau kalah, dia pun mengeluarkan jurus andalannya, yakni kekuatan sang pemusnah energi.
Duarrr ....
Suara ledakan kekuatan energi.
Samuel dan sang musuh terpental, kekuatan energi mereka ternyata sama kuatnya.
Huhhh, huhhh, huhhh ....
Suara napas yang tersengal-sengal.
"Dia kuat sekali, padahal saya sudah mengerahkan semua kekuatan saya. Bila saya kalah, maka ini adalah hari terakhir saya melihat dunia yang hancur ini. Hahaha," ucap Samuel mengawali hari terakhirnya dengan tawa.
Samuel tidak berhenti sampai di situ saja. Dia kembali mengeluarkan semua energi jahatnya, sehingga energi baiknya mulai menipis.
Sementara di sisi lain Justin masih berusaha keras, energinya terkuras habis, sementara lawan di hadapannya semakin meledek dirinya sebagai orang lemah.
"Huhhh, huhhh, huhhh ... , mereka kuat sekali! saya tidak bisa mengalahkan mereka berdua karena saat ini saya hanya sendirian. Mungkin bila mereka melawan saya secara bergantian, saya bisa menghadapi mereka dengan mudah," ucap Justin tersengal-sengal seraya menyeka keringan yang menyentuh wajahnya.
"Rasakan ini!," ucap sang musuh menyerang Justin.
"Jangan lupakan saya," ucap rekannya yang baru saja pulih dari pingsannya itu.
Brukkk ....
Rekannya menendang keras perut sang musuh yang akan menghajar Justin tadi hingga terpental.
"Apakah anda baik-baik saja tuan Jes?", tanya rekannya seraya tersenyum tipis.