Perjalanan Cinta Alwi yang harus terhalang oleh restu dari orang tua Bunga yang merupakan anak dari pensiunan tentara.
Semenjak ayahnya meninggal, Kehidupan Alwi sangat penuh dengan ujian karena dia harus merawat ibunya yang sedang dalam keadaan sakit dan harus berobat jalan. Dia tak bisa melanjutkan kuliah karena biaya.
Alwi hanya bekerja sebagai seorang office boy di salah satu kantor.
Dia harus bisa mencari uang untuk kehidupannya sehari-hari, biaya berobat ibunya, dan juga menabung untuk mimpi pernikahannya dengan Bunga..
Dibalik susahnya Alwi, ada sosok perempuan cantik bernama Salma yang setiap hari mengurus Ibu Alwi yang sedang sakit dengan sangat tulus, hingga suatu hari ibunya ingin sekali Alwi mempunyai perasaan kepada Salma karena ibu nya tau kisah cinta Alwi dan Bunga takkan bisa di satukan.
Apakah Alwi akan memiliki Bunga yang dia anggap sebagai cinta sejati ?, atau Salma yang semakin hari semakin menunjukkan ketulusan cintanya.
mari ikuti kisahnya !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tresna Agung Gumelar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alwi Yang Jadi Gelisah
Dua hari kemudian.
Ketika pulang kerja, Alwi selalu menyendiri dan hanya sedikit bicara. Dia selalu langsung masuk ke dalam kamarnya dan banyak melamun.
Hari ini pun sama, Alwi langsung masuk ke dalam kamar kemudian dia duduk di atas kasur melamun sambil mengganjal dagunya dengan tangan kanannya.
Sementara Salma yang habis dari kamar mandi baru sadar bila suaminya sudah pulang dan sudah berada di dalam kamar.
Salma pun langsung menghampiri Alwi secara perlahan, kemudian dia duduk di samping Alwi, Salma sedikit khawatir karena tiap pulang ke rumah, Alwi langsung melamun seperti itu.
Salma mengusap pundak Alwi sambil bertanya.
"Mas?"
Alwi sedikit kaget dan langsung menengok ke arah Salma.
"Eh iya sayang."
"Mas, sebenarnya kamu kenapa?"
"Em, mas nggak apa-apa ko, maaf ya mas langsung masuk kamar."
"Hmm. Mas jangan bohong, walaupun selama ini kita sering jauh tapi aku tahu ko bila mas saat ini sedang tidak baik-baik saja."
"Mas nggak kenapa-kenapa sayang, udah ya nggak perlu khawatir."
Balas Alwi sambil membelai rambut Salma.
"Sini deh mas liat aku!" Tegas Salma sambil memegang tangan Alwi.
"Apa sayang?"
"Ayo cerita ya sama aku! saat ini aku itu istri kamu mas, dulu kita berjanji kalau kita harus terus sama-sama. Aku nggak mau bila mas sedang ada masalah, mas hanya merasakannya sendiri. Ayo cerita ya sama aku, aku pasti dengerin semua keluhan mu."
Alwi sedikit menghela nafas, karena sepertinya Salma memang tahu bahwa Alwi ini sedang gelisah.
"Benar kamu mau denger cerita mas?"
"Iya bener, ayo sayang ya cerita, apapun masalahnya aku bakal selalu di sini sama kamu."
"Hmm. Sebenarnya dua hari yang lalu, mas tak sengaja bertemu dengan Bunga, mas hampir menabraknya karena dia tiba-tiba lari ke tengah jalan. Bunga saat ini sedang sakit, dia depresi tinggi karena masalah yang di deritanya."
"Astaghfirullah."
"Maafin mas ya, mas baru cerita sekarang, sebenarnya mas gamau cerita karena mas takut kamu cemburu atau salah paham. Tapi itu semua nggak sengaja ko, kamu nggak marah kan sayang?"
"Hmm. Jadi itu alasannya kenapa mas dua hari ini sering melamun dan sering menyendiri?"
"Iya."
"Aku nggak marah ko, justru kalo mas diam seperti itu aku jadi merasa aneh. Udah ya nggak usah khawatir sama aku."
"Makasih ya Sal."
"Iya, terus kenapa mbak Bunga bisa depresi, apa yang sebenarnya terjadi?"
"Dia dan ibunya di jebak oleh papanya sendiri, Bunga di nikahkan paksa dengan teman papanya, bahkan di jadikan istri kedua. Katanya sih karena papanya terlilit hutang dengan temannya itu."
"Astaghfirullah. Ko tega sekali ya. Berarti dulu waktu mas Alwi di suruh pergi oleh papanya, mbak Bunga langsung di nikahkan?"
"Iya katanya sih gitu."
"Hmm. Kasihan mbak Bunga, padahal dulu dia ingin sekali menikah dengan mas Alwi. Wajar saja bila dia sampai depresi saat ini."
"Kamu jangan bahas ke arah situ ya Sal, saat ini mas gak ada hubungan apapun ko dengan Bunga."
"Em. Tapi aku boleh tanya sesuatu sama mas Alwi?"
"Tanya apa?"
"Apa mas Alwi sangat khawatir sehingga mas Alwi sering melamun dua hari ini?"
"Hmm. Tuh kan."
"Aku nggak akan marah mas. Aku tahu kamu ko, walaupun mas Alwi khawatir juga Salma nggak akan marah, itu wajar."
"Sayang, dengerin mas ya! Sekalipun Bunga belum menikah dengan siapapun saat ini, mas Alwi nggak akan pernah berharap Bunga hadir lagi di hati mas Alwi. Saat ini hati mas Alwi sepenuhnya hanya buat kamu. Mas Alwi nggak mau menyakiti hati kamu sedikitpun. Jadi jangan berpikiran terlalu jauh, ya!"
"Hmmm."
"Udah, sekarang mas mau minta maaf, mas janji gak akan menemui Bunga lagi. Sekalipun misalnya Bunga butuh bantuan kepada mas, mas ingin kamu menemani dan ada di samping mas untuk menemui Bunga. Mas nggak akan pernah menemui Bunga sendirian lagi."
"Mas Alwi sungguh-sungguh bilang seperti itu?"
"Iya mas Alwi sungguh-sungguh sayang, Salma gak akan pernah kehilangan mas Alwi. Mas Alwi pernah janji kan dulu di depan Almarhum Abah, kalau mas Alwi bakal nemenin Salma sampai akhir hayat. Amanat Abah juga gak akan mas Alwi lupakan Untuk terus jagain dan nemenin Salma. Salma jangan takut ya jangan pernah khawatir."
Disini Salma langsung menangis dan memeluk Alwi. Karena dalam hati kecilnya Salma sangatlah cemburu dan takut kehilangan Alwi.
"Udah jangan nangis Salma nya, maafin mas Alwi ya, mas Alwi gak akan melamun dan menyendiri lagi sekarang. Sini sayang liat mas Alwi."
Salma pun menatap Alwi dengan mata yang berkaca-kaca. Kemudian Alwi mengusap dengan kedua tangannya.
"Kalau ada masalah lagi mas Alwi langsung cerita, jangan kaya gitu. Salma kan nyangkanya Salma punya salah atau dosa sama mas Alwi, Salma takut mas Alwi marah."
"Hmm. Iya sayang mas gak akan seperti itu lagi. Maafin mas ya! Mas yang salah."
"Iya Salma maafin. Salma sayang sama mas Alwi."
"Mas Alwi juga sayang, sayang banget."
Salma kembali memeluk Alwi, kini dia sambil memejamkan matanya karena hanya pelukan Alwi yang membuat hatinya selalu tenang di saat seperti ini.
Mereka pun berpelukan sedikit lama, sampai Salma berhenti menangis dan mulai tersenyum kembali.
"Tapi Sal, ibu jangan sampai tahu ya, biar kita berdua saja yang tahu masalah ini."
"Hmm iya."
"Oh iya, malam ini kita makan di luar yuk, Salma pasti kangen kan makan malam di luar sama mas?"
"Mau, tapi ajak Ibu ya!"
"Yah, tapi mas Alwi pengennya berdua, mas pengen pacaran sama istri mas yang cantik ini."
"Ih udah kaya anak SMA aja pacaran, tapi kasihan ah nanti ibu sendirian di rumah. Salma nggak biasa ninggalin ibu."
"Hmm. Tenang aja, nanti mas yang bilang sama ibu. Lagian dia juga pasti ngerti ko, orang cuma sebentar doang semalaman"
"Hmm. Yaudah deh terserah mas Alwi saja. Tapi bukan karena Salma habis nangis kan jadi mas Alwi tiba-tiba ngajak Salma makan malam?"
"Salah satunya sih itu, mas langsung merasa berdosa tau nggak sudah buat istri mas nangis. Dulu kan mas janjinya juga bakal buat Salma senyum terus bukan nangis."
"Huh dasar. Tapi makasih ya mas Alwi, Salma bersyukur banget punya suami seperti mas Alwi, Abah di sana pasti tenang udah nitipin Salma sama mas Alwi."
"Aamiin ya Allah, yaudah sekarang mas mau mandi dulu, nanti malam Salma dandan yang cantik ya. Dandan khusus buat mas Alwi."
"Hmm iya, yaudah bentar Salma siapin dulu handuknya."
"Iya sayang makasih."
mungkinkah aku meminta,,
kisah kita selamanya,,,
tak terlintas dalam benakku, bila hariku tanpamu,,
Sabar ya Wi, semua itu ujian
aku mampir Thor, semangat🔥
kenalin aku author baru nih🤗
/Smug/