"hiks, hiks sakit sekali....
"sakiiiiit....sakiit...
Intan pindah dari kota setelah bercerai dari suami nya, dia meninggali rumah yang dulu milik adik Ibu nya dan rumah itu sudah lama di biarkan kosong sebab Adik nya Ibu Intan menghilang tak ada yang tahu rimba nya.
Namun ketenangan Intan tak bertahan lama, sebab setiap malam ada suara rintihan atau juga menangis di kamar yang paling belakang sekali membuat Intan tak kuat menghadapi nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Di desa mati
Bila tadi berangkat nya terasa sangat lama mau menuju rumah Purnama dan juga adik nya, kali ini perjalanan terasa lebih cepat dan rasa nya juga begitu nyaman. sungguh kuat power nya orang satu ini karena bisa membuang rasa takut dan tidak nyaman di hati orang lain yang memang sedang ketakutan.
Arya duduk di belakang bersama dengan Tedi yang tadi sempat kerasukan iblis, tampak nya iblis desa itu ingin menjajal kekuatan nya Ular tampan rupawan ini. sekali tendang saja langsung minggat, selain tampan dia juga sangat cool gaya nya dan menurut Suci orang ini tak akan gesrek seperti Anto dan Tedi.
Ini lah yang di nama kan laki laki idaman, sayang nya sudah punya anak dan istri sehingga tidak bisa kalau mau di pepet lagi oleh siapa pun, mau setampan apa pun pria kalau dia punya istri maka sudah tidak boleh untuk di dekati. bila si wanita tetap gatal ingin mendekat itu lah yang di namakan ulat bulu.
Desa mati sudah di depan mata dan mobil milik Tedi sudah memasuki desa yang sangat sepi tersebut, mata Arya bergerak liar kesana kemari karena dia tahu ini bukan tempat biasa yang bisa di anggap remeh karena setan sini sangat jahat dan luat biasa.
"Berhenti di sini." perintah Arya di depan gapura yang usang.
"Tapi rumah setan itu masih jauh, sekitar sepuluh rumah lagi dari sini." ujar Anto yang memang begitu ada nya.
"Aku bukan mau cari rumah setan!" sengit Arya membuat Anto agak kaget.
"Dia juga bisa sadis ternyata, padahal kalem begitu." batin Suci yang ikut kaget.
Mobil mereka pun berhenti di sana, Arya turun duluan menatap sekeliling yang semua nya nampak usang sekali, angin ribut mulai muncul bersama dengan burung gagak yang terus menimbulkan suara. sedangkan burung itu adalah pertanda kematian, Suci sudah takut bila Intan sampai kenapa napa di buat iblis jahat itu.
"Ternyata dia memang membantai semua nya karena tidak mau di beri kafan hitam, dan juga dia tidak mau kuburan nya di kucilkan." ucap Arya melihat semua nya.
"Sebenar nya dia itu berasal dari mana, Mas?" tanya Anto yang penasaran.
"Mana ku tau, kan sekarang baru mau cari tahu!" sewot Arya membuat yang lain menutup mulut.
"Padahal tadi dia bilang seakan tahu semua nya." protes Tedi pelan setelah kesadaran nya pulih.
Greeeeep.
"Ya allah!" Suci kaget karena melihat ulah pria kalem dan cool ini.
Tedi juga tidak kalah kaget karena mendadak saja bibir nya sudah di jambak sehingga tidak bisa mau bicara lagi, mana kuat sekali sudah pasti sampai dower bibir nya Tedi di buat Arya.
"Kau pikir bila tahu sedikit maka akan tahu semua? ku biarkan kau maka habis lah di makan setan tadi." geram Arya.
"Mas maafkan teman saya, dia memang begitu orang nya." Anto meminta maaf dengan sopan.
Arya melepaskan jambakan nya di mulut Tedi dan mengelap kan nya di baju Anto, hanya bisa sabar saja mereka karena bertemu dengan orang yang ternyata sangat lah random sekali kelakuan nya. mereka berandai andai bila tadi ketemu Purnama, maka nasib mereka tak akan begini karena dia pasti lebih baik karena suka menolong.
Langkah pria tampan ini menuju tempat yang sama sekali ketiga orang itu tidak tahu mau kemana, pokok nya sudah pasrah saja mau di bawa kemana karena yang penting Intan ketemu dulu dan setelah itu baru lah mengurus masalah rumah yang di huni setan nya Bu Nisa.
"Rasa nya kok kita kayak di ikuti banyak orang ya." Tedi mengusap leher nya yang dingin.
"Mereka bukan orang, kemari kau!" Arya memanggil Anto yang lebih kalem.
"Kenapa, Mas?" Anto agak ngeri dekat dengan pria tampan namun mematikan ini.
"Jangan sampai Anto di jambak juga, lagian yang di jambak kok ya mulut." batin Suci tak mengerti.
Anto berdiri di depan nya Arya yang lebih tinggi dari dia, Arya membaca mantra yang sama sekali Anto tidak tahu, asal kan jangan di jadikan siluman saja di akan merasa tenang dengan Arya. namun sikap Arya memang random, sehingga membuat mereka bertiga jadi ngeri sendiri.
"Ya allah, Allahu akbar!" pekik Anto ketakutan setengah mati.
"Kau lihat kan, bukan orang yang mengikuti kita." seringai Arya.
"Apa yang kau lihat, To?" Tedi merapat pada teman nya.
"Ak-aku melihat banyak manusia yang seperti zombi sedang mengikuti kita, tubuh mereka hancur." Anto pucat karena sekarang sudah bisa melihat dengan jelas.
"Lihat aku sekarang." suruh Arya tersenyum setan.
"Aaarrkkhhh, Allahu akbar!" Anto sampai jatuh karena sangking kaget nya.
"Kenapa, To? dia Mas Arya." Suci juga heran dengan Anto.
"Tidak usah kau takut begitu, memang ini lah wujud ku yang asli." ucap Arya santai saja segera mencari Intan yang entah di mana.
Anto gemetaran bagai kan orang yang sudah tidak bisa mau jalan lagi karena dia begitu ngeri, siapa yang tidak syok karena Anto hanya lah manusia biasa dan dia sekarang melihat. Setan yang sangat banyak. tidak cukup sampai di situ saja, Anto juga melihat wujud Arya yang siluman ular mematikan.
"Kita tidak salah mendatangi rumah kan tadi, Ci?!" Anto gemetar.
"Tidak lah, kan memang Mbak Purnama punya adik." jawab Suci masih heran.
"Kau kenapa sih, ayo cepat ikuti dia untuk cari Intan." desak Tedi.
"Ya allah rasa nya aku tidak bisa jalan." keluh Anto yang sangat tidak percaya dengan apa yang sudah ia lihat tadi.
"Lah terus gimana kalau kau tidak bisa jalan, aku juga tidak kuat mau gendong kau." kesal Tedi yang tidak tahu apa apa.
"Tuntun saja, ayo aku sudah tidak nyaman ini." desak Suci yang merinding sejak tadi di tempat yang sangat tidak bagus tersebut.
Anto diam saja walau sebenar nya dia bisa melihat bahwa ada setan yang muka nya hancur mendekati Suci dan menciumi punggung nya, mungkin karena itu lah dia merasa tidak nyaman. ketiga orang ini segera menyusul Arya yang sudah pergi duluan, untung saja tidak ketinggalan.
"Itu rumah Pak Lurah, apa mungkin Intan di dalam sana?" bisik Tedi yang melihat Arya masuk sana.
"Kita di luar atau ikut kedalam?" Suci ragu juga mau bagai mana.
"Sebaik nya kita pun masuk, di luar belum tentu bagus." jawab Anto.
Maka mereka bertiga menyusul Arya kedalam rumah nya Pak Lurah yang sudah mati di bantai setan kafan hitam, mereka mencari Arya yang tadi entah masuk ruangan mana.
Up nya nyusul agak lama ya, othor mau kesalon dulu soal nya.
mestinya justru sdh dibela sblm intan dijahati
ngeri dan biadab😡