Ini kisah tentang kakak beradik yang saling mengisi satu sama lain.
Sang kakak, Angga Adiputra alias Jagur, rela mengubur mimpi demi mewujudkan cita-cita adik kandungnya, Nihaya. Ia bekerja keras tanpa mengenal apa itu hidup layak untuk diri sendiri. Namun justru ditengah jalan, ia menemukan patah hati lantaran adiknya hamil di luar nikah.
Angga sesak, marah, dan benci, entah kepada siapa.
Sampai akhirnya laki-laki yang kecewa dengan harapannya itu menemukan seseorang yang bisa mengubah arah pandangan.
Selama tiga puluh delapan hari, Nihaya tak pernah berhenti meminta pengampunan Angga. Dan setelah tiga puluh delapan hari, Angga mampu memaafkan keadaan, bahkan ia mampu memaafkan dirinya sendiri setelah bertemu dengan Nuri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Ada untungnya Balong terus saja bersikap congkak. Karena kepercayaan dirinya berlebih ditambah meremehkan kemampuan orang lain, Balong berakhir ngamuk seperti orang gila sebab sudah membuang-buang banyak waktu.
Balong kini menyesal, bukan sesal atas dosa yang telah dia perbuat. Balong menyesali kenapa dia tidak mengambil langkah cepat, malah bermain-main saja di dalam tahanan sampai berakhir begini.
Kekagetannya akan kematian di depan mata terus menghantam mental laki-laki itu. Kadang kala Balong menyalahkan entitas pelindungnya karena sudah tidak becus menjadi penjaga. Yang disalahkan melongo, ternyata Balong tidak tahu diri malah maki-maki dirinya.
Sudah bagus dikasih penjagaan bertahun-tahun lamanya dengan imbalan kegadisan wanita muda, Balong malah menyalahkan entitas itu sehingga menyulut kemarahan.
"Tidak tahu diri sekali kau malah menyalahkan ku yang sebenarnya karena kebodohan kau sendiri! makanya kalau dikasih saran sama setan itu nurut aja. Coba kalau kau ambil tawaran pesugihan dari iblis terkuat di dalam hutan, kau bakal banyak harta dengan hanya menumbalkan nyawa. Tidak perlu bersusah payah jadi bandar nar.. apa tuh? Nakroba! jadilah kau berurusan dengan hukum dunia."
"Pesugihan itu hanya membuat ku seperti bawahan yang siap diperintah iblis, cih! aku selalu ingin menjadi bos nya di sini. Aku tidak suka dikekang dan perintah. Kalau dengan mu ada transaksi pembayaran, dimana pengawalan mu ku bayar dengan keperawanan gadis. Berhubung aku sudah bayar, dan jasa yang kamu berikan tidak memenuhi standar, maka kamu harus bertanggung jawab atas kekacauan ini!"
"Ini karena kebodohan kau Kuntoro!!! arrhgh.. muak sekali aku dengan mulut kau ini. Dasar manusia tidak tahu diri!"
Malah berantem Balong dengan jin pelindungnya. Balong yang memang sudah bodoh tambah bodoh saja karena bukannya memelas meminta tolong pada entitas itu, Balong malah mengajaknya ribut. Bisa jadi jika Balong merendah sedikit saja, si om jin mau berusaha menolong. Balong sungguh tidak menggunakan akal sehatnya, hanya marah-marah saja yang dia bisa.
"Hei cepatlah keluarkan aku dari situasi ini bodoh! huh malah diam saja. Aku tidak mau mati sekarang!"
Om jin meradang, "Kau yang bodoh di sini. Sudah lah, ngapain juga aku capek-capek, babak belur belain manusia macam kau yang tidak tahu diri. Jadi menyesal aku datang ke sini, juga kemarin-kemarin hampir musnah karena diserang sekelompok entitas yang tidak suka pada kau. Lebih baik aku pergi, biarlah kau binasa padahal ada benih mu yang bercampur benih ku sedang tumbuh di rahim wanita."
"Apa?!"
Wusssh.
"Tidaaak.. hei kenapa kamu malah menghilang. Bantulah aku dulu!"
Balong kembali berteriak-teriak.
...***...
Dua minggu kemudian.
Sesuai perhitungan Angga, Balong benar-benar meninggal dunia tertembus peluru. Kematiannya tidak sampai mengotori tangan pemuda itu sesuai keinginan hati Nuri saat membaca buku harian Angga. Nuri maupun Angga merasakan lega atas terselesaikannya hukuman Balong yang tidak terkendala apapun.
Namun terhitung semenjak hari itu, Nuri merasakan Angga sedang menjauhinya. Wanita itu bingung, diantara mereka tidak ada masalah tapi Angga malah memberikan jarak. Nuri menerka, mungkin saja Angga begini karena menganggap kedekatan mereka kemarin-kemarin sebatas kerjasama menangani kasus. Sedangkan sekarang kasus selesai, tidak ada alasan mereka terus dekat. Ya, Nuri berfikir begitu tapi lain lagi dihatinya yang menolak.
Nuri mencari-cari alasan supaya terus terlibat pertemuan dengan Angga. Anehnya yang membuat Nuri penasaran, Angga selalu ada cara memenuhi permintaan Nuri namun tidak sampai terlibat pertemuan. Semakin jelas Angga betul-betul menjauhi Nuri, maka Nuri pun mengambil langkah tanpa ada informasi dahulu, ia diam-diam muncul di hadapan Angga.
Sedangkan orang yang lagi dipikirkan Nuri sedang menatap lama cincin belum bertuan. Angga menghela nafas sembari menutup kotak cincin tersebut setelah puas memandangi.
Benar nggak ya kata Aji kalau mau tahu perempuan ada perasaan atau tidak dengan cara tiba-tiba menjauh? jika mencari-cari maka ada rasa, dan jika tidak ada rasa maka semakin jauh bahkan asing. Kalau aku sama Mbak Nuri semakin jauh, piye to?
Angga gusar memandang ke arah hp nya yang sesungguhnya ia teramat menunggu-nunggu notifikasi dari Nuri. Giliran notif dari Nuri sudah datang Angga malah merespon singkat dan padat.
"Angga, wis kelar barang yang mau diantar?"
Angga yang melamun tersentak kaget.
"Yang dijadwal sudah semua Pak. Apa ada yang mau dikirim lagi?"
"Wah cepat juga ternyata. Ndak ada yang mau dikirim lagi sih. Cuma saya mau kasih informasi kalau bulan depan kamu mulai ditugaskan yang jauh-jauh."
"Lagi lancar jaya, alhamdulillah tidak ada kendala macet atau apapun tadi. Baik Pak, dengan senang hati menerima tugas yang jauh-jauh."
"Bagus, bagus.. semangat anak muda masih membara."
Membara, betul-betul memang membara. Makanya anak muda butuh arahan tepat biar tidak terbakar kobarannya sendiri. Angga hendak pulang ke rumah ketika pekerjaan sudah selesai. Dia memarkirkan dahulu truk ke tempat seharusnya.
Druun... drun.. druun.. kotokotok.. cess..
Truk sudah terparkir dengan benar. Tiba-tiba Angga mendengar bos memanggilnya.
"Angga, ada yang mencari mu."
"Siapa Pak?"
"Namanya Mbak Nuri."
Angga tersenyum berbunga-bunga. Nuri mencarinya itu berarti wanita itu merasa kehilangan.
yes.. yes.. yes..
Angga berselebrasi.
.
.
.
Bersambung.