"hiks, hiks sakit sekali....
"sakiiiiit....sakiit...
Intan pindah dari kota setelah bercerai dari suami nya, dia meninggali rumah yang dulu milik adik Ibu nya dan rumah itu sudah lama di biarkan kosong sebab Adik nya Ibu Intan menghilang tak ada yang tahu rimba nya.
Namun ketenangan Intan tak bertahan lama, sebab setiap malam ada suara rintihan atau juga menangis di kamar yang paling belakang sekali membuat Intan tak kuat menghadapi nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24. Bertemu Arya
Desa yang sudah ramai bagai kan kota karena ini lah desa yang paling maju di antara semua nya, sebab banyak warga yang pindah kesini dan desa sebelah juga sudah di gabungkan kedesa ini. maka nya begitu ramai sekali, apa saja ada sehingga bila belanja tidak perlu harus jauh kekota sana.
Yang paling penting warga nya juga sangat ramah kepada para tetangga dan pendatang yang masuk sini, para anak muda yang nongkrong juga tidak tengil. semua nya memang bagus di desa ini, apa lagi ada sosok yang begitu terkenal di sini, maka sudah pasti sangat lah tenar desa nya dengan berbagai macam cerita.
Sebuah mobil sedang warna abu abu memasuki desa ini, para penumpang di dalam mobil mendesah lega karena sudah sampai tujuan, walau hati juga masih cemas karena membayangkan apa saja yang Intan lalui di desa mati sana. mereka terpaksa meninggal kan dia, bila mereka mencari sendiri belum tentu bisa selamat.
Yang ada nanti mereka malah sama sama jadi bangkai di sana, untung nya otak Anto cerdas sehingga bisa dengan mudah mereka pergi dari sana. setan kafan hitam sangat murka dan mencoba untuk menghalangi perjalanan mereka kerumah Purnama, kemarin Suci dan Intan sudah gagal dan tadi mereka juga hampir di gagal kan.
"Tanya saja sama yang duduk itu rumah nya Mbak Purnama, Di." suruh Anto yang mengemudi.
"Suci saja, kalau cewek yang nanya pasti ramah." Tedi malah mengoper pada gadis manis itu.
"Dasar kau nya yang pemalu, nanya gitu saja malu." Suci merutuk karena dia hapal dengan sifat Tedi ini.
"Tau ni si Tedi, nanya gitu doang pun malu." timpal Anto.
"Gitu jadi guru, emang nya kau ndak malu menjelaskan pada murid!" Suci masih merutuk walau sudah turun dari mobil.
"Permisi Mas dan Mbak, saya mau numpang tanya boleh?" tanya Suci pelan dan juga sopan tentu nya.
"Mau tanya apa, Kakak?" yang gadis cepat menyahut.
"Saya sedang cari rumah nya Mbak Purnama, boleh kasih tahu ndak yang mana rumah nya?" tanya Suci.
"Oh kebetulan saya mau kesana ini, ayo bareng kami saja." ajak gadis itu cepat.
"Baik, terima kasih sebelum nya." Suci sudah tidak sabar karena cemas dengan Intan.
"Mas Davin ayo cepat, ada yang mau bareng kerumah nya Mama!" pekik Salsa kepada kekasih nya uang membeli rokok.
"Iya ini Mas datang." jawab Davin bergegas mendekati Salsa.
"Ayo, itu kayak nya cemas banget orang yang mau menemui Mama." ajak Salsa tidak sabar lagi karena kasihan pada Suci yang bisa di lihat dari wajah nya sangat panik.
Davin mengendarai motor nya dengan di ikuti oleh mobil nya Anto dari belakang, jalan desa sudah sangat mulus sama sekali tidak ada cela, bagaikan wajah nya gadis yang baru saja Suci temui tadi mulus nya. Suci saja yang sama sama wanita kagum, apa lagi yang para pria.
"Mereka mau menemui Mbak Purnama juga ya, Ci?" tanya Tedi penasaran.
"Entah lah, gadis itu manggil nya saja Mama tadi." jawab Suci.
"Masa Mbak Purnama udah punya anak gadis, itu kayak nya SMA lah." sahut Anto.
"Entah lah, ayo cepat kerumah nya aku sudah tidak sabar ini." Suci. Memang sudah tidak kuat membayangkan nasib Intan.
Motor tadi berhenti di depan usaha laundry yang sangat ramai, pekerja nya saja ada dua orang dan mereka terlihat sangat sibuk sekali, Anto dan teman teman nya keluar dari mobil dan Suci mendekati gadis yang tadi bicara dengan nya di jalan tadi.
"Rumah nya yang belakang, mari saya antar sekarang." ajak Salsa ramah.
"Ini rumah beliau juga ya?" tanya Anto menunjuk rumah belakang usaha laundry.
"Bukan, ini rumah adik nya." jawab Salsa berjalan cepat menuju rumah paling belakang yang tak kalah besar.
Suci menatap rumah yang sangat asri ini, siapa pun akan betah tinggal di sini karena halaman nya juga sangat bersih dan terawat, mereka belum pernah bertatap muka dengan orang yang sangat terkenal ini. hanya mendengar berita nya saja, karena sudah banyak yang membicarakan Kakak beradik itu.
"Mari masuk dan silahkan duduk ya, saya akan akan panggil dulu." Salsa masuk seperti rumah nya sendiri.
"Ada siapa, Sa?" tanya Arya yang sedang menggendong Kiara.
"Ada orang cari Mama, Paman temui saja dulu." jawab Salsa.
"Ini berikan Kiara sama Tante mu ya, biar ku temui tamu nya." suruh Arya si kalem yang sangat tampan ini, siapa yang tidak terpesona melihat ketampanan nya itu.
Arya datang menemui tamu nya yang duduk tidak tenang, bagai mana mungkin mau tenang karena teman mereka saja sedang ada di desa mati entah apa kabar nya. Suci yang paling gelisah karena dia tadi melihat sendiri bagai mana wujud nya setan kafan hitam itu, bagai mana nasib nya Intan sekarang.
"Eeeem selamat siang, sedang cari Kakak saya ya?" tanya Arya dengan senyum tampan nya di wajah polos itu.
"Astaga bagai mana bisa dia sangat tampan!" Suci masih sempat terpesona juga melihat ciptaan tuhan satu ini.
"Eh gini, Mas! saya mau minta tolong pada Mbak Purnama untuk menolong teman kami yang sekarang ada di desa mati." Anto langsung menjelaskan.
"Desa mati?" Arya mengerutkan kening nya karena merasa pernah dengar kabar desa terkutuk itu.
"Dia baru pulang dari kota dan sekarang menghuni rumah bekas peninggalan Ibu nya, namun rumah itu sudah menjadi rumah yang paling di takuti di desa kami, dia mulai di ganggu dengan arwah Ibu nya yang meninggal karena santet." jelas Anto panjang lebar.
"Itu di desa mati?" tanya Arya lagi.
"Bukan! cuma desa kami bersebelahan dengan desa mati, lalu saat tadi dalam perjalanan kesini dia kerasukan dan sekarang di sana." Suci menjelaskan sampai gemetar karena begitu takut dengan semua ini.
Tiba tiba saja Arya menerjang Tedi yang duduk diam sejak masuk rumah ini, Anto dan Suci begitu kaget sampai terpekik kencang karena teman mereka yang diam malah di tendang keras hingga terpental. namun suasana menjadi mencekam lagi karena Tedi malah tertawa terbahak bahak, dia kerasukan juga hingga tubuh nya berasap hitam.
"Berani kau menantang ku iblis sampah!" geram Arya menempelkan satu sisik emas nya di kening Tedi.
"Aaaggkkkkk, panassss!" Tedi menjerit kencang dan tak lama kemudian dia pingsan.
"Ayo kita kedesa itu sekarang!" ajak Arya langsung.
"Tapi kami mau nya sama Mbak Purnama." Suci malah bilang demikian.
"Kau meragukan ku?" Arya menunjuk diri nya yang di ragukan, membuat Suci gelagapan mau menjawab.
Ini mas Arya ya, dari pertama sampai sekarang visual nya memang dia.🫠
kereeen thor
sukses selalu ya