Seorang laki laki yang bekerja produser musik yang memutuskan untuk berhenti dari dunia musik dan memilih untuk menjalani sisa hidupnya di negara asalnya. dalam perjalanan hidupnya, dia tidak sengaja bertemu dengan seorang perempuan yang merupakan seorang penyanyi. wanita tersebut berjuang untuk menjadi seorang diva namun tanpa skandal apapun. namun dalam perjalanannya dimendapatkan banyak masalah yang mengakibatkan dia harus bekerjasama dengan produser tersebut. diawal pertemuan mereka sesuatu fakta mengejutkan terjadi, serta kesalahpahaman yang terjadi dalam kebersamaan mereka. namun lambat laun, kebersamaan mereka menumbuhkan benih cinta dari dalam hati mereka. saat mereka mulai bersama, satu persatu fakta dari mereka terbongkar. apakah mereka akan bersama atau mereka akan berpisah??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Hartzelnut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep. 24
*****
Setelah Brian dan Natalia kembali ke private room, suasana terasa sedikit canggung. Pintu tertutup perlahan, menimbulkan suara "Klik..." yang lembut, tapi atmosfer di dalam ruangan segera berubah ketika Jack dan Julia menyadari sesuatu. Mereka menoleh, dan tatapan mereka langsung tertuju pada Brian dan Natalia.
Wajah Jack terkejut, "Kalian?" serunya pelan, dengan alis yang terangkat. Julia juga terdiam, tapi senyum kecil mulai muncul di bibirnya, tatapannya mengarah pada sesuatu yang mereka berdua baru sadari.
Brian yang merasa ada yang aneh dari reaksi Jack dan Julia, menatap Jack dengan ekspresi kebingungan. "Apa yang mereka lihat?" batinnya, masih belum sadar ada yang janggal. Kemudian, tatapan Jack yang awalnya tertuju ke wajah Brian perlahan turun ke arah bawah.
"Kenapa dia melihat ke bawah?" pikir Brian, semakin curiga. Pandangannya pun mengikuti arah tatapan Jack, dan akhirnya dia melihatnya. Tangan kanannya—masih erat menggenggam tangan Natalia.
"Srekkk..." Brian langsung melepaskan tangan Natalia dengan cepat, hampir seperti tersentak oleh fakta yang baru dia sadari. Sentuhan dingin dari tangan Brian segera hilang dari tangan Natalia, membuat Natalia menarik napas pendek, "Hfff...". Keduanya kini berdiri dengan canggung, tanpa berkata apa-apa.
Brian, yang biasanya tenang dan penuh kendali, merasa malu dalam situasi ini. Dia segera berbalik dan berjalan menuju kursinya tanpa mengucapkan sepatah kata pun, langkah kakinya terdengar berat di lantai, "Tok... Tok... Tok...", seolah-olah dia ingin segera keluar dari situasi ini.
Sementara itu, Jack dan Julia saling bertukar pandangan, senyum mereka semakin lebar melihat kejadian yang baru saja mereka saksikan. Julia menahan tawanya, sementara Jack mengangkat alisnya sambil tersenyum penuh arti.
Natalia, yang merasa diperhatikan, langsung menjadi canggung. Wajahnya memerah, dan dia mencoba menjelaskan, "Ini bukan seperti yang kalian pikirkan..." suaranya terdengar cepat, hampir terburu-buru untuk menjernihkan situasi. Tapi reaksi Julia dan Jack tidak berubah, mereka justru semakin tersenyum lebar, seolah-olah mereka tidak percaya dengan apa yang dikatakan Natalia.
Julia menggoda sedikit, "Benarkah?" ucapnya sambil tersenyum lebar, matanya menyipit dengan ekspresi nakal.
Natalia semakin tersipu, tangannya menggenggam ujung bajunya dengan gugup. "Emm," katanya sambil tertawa kecil, meski wajahnya jelas-jelas memerah, membuat Jack dan Julia semakin geli melihat reaksinya. "Kenapa mereka harus melihatnya... ?" pikir Natalia dengan hati yang berdebar, merasa malu tanpa alasan yang jelas.
Di sudut lain, Brian tetap tidak menoleh, mencoba menjaga jarak dari situasi yang semakin membuatnya merasa aneh. Tapi jauh di dalam hatinya, dia merasa ada sesuatu yang tidak bisa diabaikan begitu saja, meski dia tetap memilih diam dan tak menanggapi.
Julia yang merasa bahwa situasi sudah cukup lucu, akhirnya memutuskan untuk menyudahi godaannya. "Oke, oke, ayo kita makan," katanya sambil tersenyum dan menggerakkan tangannya seolah-olah mengakhiri perbincangan. "Makanan sudah siap, kan?" suaranya terdengar ceria, mencoba mencairkan suasana.
Natalia yang masih tersipu kemudian duduk di kursinya, menghela napas panjang untuk menenangkan dirinya. "Hfff... tenang......," batinnya sambil menundukkan kepala dan mulai mengambil peralatan makan. Julia tersenyum puas melihat reaksi Natalia yang malu-malu.
Jack, yang masih tersenyum, juga mengikuti Julia. "Ayo, kita makan sebelum makanan jadi dingin," katanya sambil meraih sumpit. Sementara itu, Brian tetap diam, mengambil sendoknya dan mulai makan tanpa banyak bicara, meski dalam benaknya dia masih memikirkan kejadian tadi.
Mereka berempat akhirnya makan bersama, namun suasana antara Brian dan Natalia tetap terasa canggung, sementara Jack dan Julia terus saling melempar pandangan geli, senyum mereka penuh arti setiap kali melihat kedua orang itu.
*****
Setelah selesai makan, mereka semua kembali ke apartemen dengan suasana yang jauh lebih tenang daripada sebelumnya. "Klik..." suara pintu apartemen tertutup ketika mereka masuk, dan sebelum Natalia sempat berpikir untuk duduk atau beristirahat, tiba-tiba Julia menarik tangannya.
"Srekk...," suara tarikan tangan Julia terdengar, membuat Natalia sedikit terkejut. "Eh, ada apa?" tanyanya, meski tahu bahwa Julia pasti ingin membicarakan sesuatu yang penting. Julia menariknya menuju kamar tidur Natalia tanpa berkata apa-apa, dan mereka duduk di tepi tempat tidur.
Julia menatap Natalia dengan ekspresi serius, lipatan di dahinya menandakan bahwa ada sesuatu yang benar-benar mengganjal pikirannya. "Apa yang sedang kamu sembunyikan?," katanya dengan nada yang tegas.
Natalia, yang merasa tatapan itu menusuk hingga ke dalam hatinya, mulai gugup. Dia tahu apa yang Julia inginkan—pembahasan tentang apa yang terjadi di restoran tadi. "Oh tidak... apalagi ini?" pikirnya sambil merasakan wajahnya mulai memerah.
Julia memperhatikan wajah Natalia yang mulai berubah merah, dan dia tidak berniat untuk membiarkan Natalia lolos kali ini. "Jadi... apa yang sebenarnya terjadai pada kalian?" tanya Julia sambil sedikit mendesak, matanya menyipit menandakan rasa penasarannya yang besar.
Natalia mencoba berpura-pura tenang, "Ah, ga ada apa apa" jawabnya, meski nada suaranya terdengar gugup. Namun Julia tidak mudah percaya. "Ayolah, ceritakan!," desaknya, kali ini dengan lebih lembut namun tetap penuh rasa ingin tahu.
Melihat Julia yang mendesaknya dengan begitu serius, akhirnya Natalia menyerah. Dia menghela napas panjang, "Hfff... baiklah," katanya pelan sambil menunduk, menahan malu. "Jadi... waktu aku pergi ke toilet tadi, aku ketemu dengan Zhang," mulai Natalia, perlahan-lahan mengurai apa yang terjadi.
Julia mengangguk pelan, "Haaa? Serius? Apa yang dia lakukan?" tanyanya dengan penasaran, matanya tak lepas dari wajah Natalia.
"Seperti biasa, dia minta aku untuk bergabung dengan Heaven Music," lanjut Natalia, tangannya memegang erat ujung bajunya, menunjukkan kegugupan yang tak bisa dia sembunyikan. "dan yang mengejutkan lagi... tiba-tiba dia memegang tanganku, yang lebih parah lagi... Tiba-tiba Angelina muncul, dan dia akan menamparku."
Mendengar ini, mata Julia melebar. "Apa?? Angelina mau menamparmu?" serunya, terlihat jelas rasa terkejut dan ketidakpercayaan di wajahnya.
Natalia mengangguk pelan, wajahnya masih tampak malu. "Iya... Saat itu aku sudah pasrah, tak tau harus berbuat apa lagi," katanya sambil menunduk.
"Tapi... ntah bagaimana tiba-tiba, Brian datang," lanjut Natalia dengan nada sedikit gemetar, membuat Julia semakin penasaran.
"apakah dia menolongmu?" Julia hampir tidak percaya.
"Ya, Brian menolongku," Natalia melanjutkan, matanya tampak menerawang saat mengingat kejadian tersebut. "Dia... menangkap tangan Angelina sebelum tamparannya sampai ke wajahku......." Natalia berhenti sebentar, wajahnya kembali memerah saat dia mengingat momen di mana Brian memeluknya, melindunginya dari situasi yang menegangkan itu.
"gilaaa.... setelah itu apa yang terjadi?" Julia tidak sabar ingin tahu kelanjutan ceritanya.
"eeeee....... dia memelukku," kata Natalia akhirnya, suaranya sedikit teredam, tapi Julia jelas mendengarnya.
"Dia apa??" Julia hampir terlonjak dari tempat duduknya, matanya membulat penuh. "memelukmu?" ulangnya, seolah tidak percaya.
"hee.emm..." Natalia menunduk semakin dalam, wajahnya semakin memerah, "Dan dia mengatakan sesuatu yang mengejutkanku tadi...... Dia bilang dia tidak akan membiarkan aku masuk ke Heaven Music. Dan... dia mengatakan sesuatu yang membuat aku bingung... seakan dia mengetahui rencana Zhang."
Julia terdiam sejenak, mencerna apa yang baru saja didengar. "Wah, dia benar-benar bilang begitu?" tanya Julia, matanya menyipit seolah sedang menilai setiap kata yang keluar dari mulut Natalia.
Natalia mengangguk dengan pelan, hatinya semakin bingung dengan perasaan yang berkecamuk di dalam dirinya. "Aku tidak mengerti dengan apa yang dia lakukan?" pikirnya, masih belum mampu memahami apa yang sebenarnya dirasakan Brian terhadap dirinya.
Julia yang mendengar cerita Natalia langsung merasa ada sesuatu yang aneh di balik tawaran dari Heaven Music. Dia menatap temannya itu dengan penuh perhatian. "Aku rasa kau sekarang harus lebih berhati hati dengan zhang dan angelina," katanya serius, tangannya menyentuh pundak Natalia.
Natalia menatap Julia dengan bingung. "kau benar"
Julia mengangguk pelan. "Heaven Music merupakan label besar, dan mereka juga sangat ambisius," jelas Julia, suaranya terdengar khawatir.
Natalia menghela napas dalam-dalam, "Hfff... mungkin kamu benar," katanya akhirnya, seolah keputusan besar telah diambil. "Aku harus berhati hati dan mencari kebenaran itu," lanjutnya dengan tegas, meski di hatinya masih ada kebingungan tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi antara dirinya, Brian, dan tawaran Zhang yang begitu besar.
Julia tersenyum lembut dan memeluk Natalia. "Bagus, aku akan membantumu membongkar semua ini," kata Julia dengan penuh semangat, mencoba menguatkan Natalia yang masih terombang-ambing dengan perasaannya.
Natalia hanya bisa tersenyum kecil, meskipun di dalam hatinya masih bergelut dengan perasaan campur aduk.
*****