"Lupakan Aku, Raymon !" Ucap Via getir.
Gadis cantik yang lahir dari keluarga biasa dan sederhana itu, merasa sakit hati di hina orang tua pacar nya yang kaya raya.
Apalagi saat kesucian nya direnggut paksa pacar nya, Via makin kecewa dan membenci Raymon.
Via pun nekat kabur sebelum hari pernikahan yang telah di atur oleh kedua orang tua Via dan Raymon.
Dalam pelariannya, Via menjalin hubungan cinta dengan Axel seorang pria tampan pemilik cafe.
Raymon yang terus mengejar cinta Via tiba-tiba mengalami kecelakaan mobil dan menderita amnesia.
Axel yang menjadi dewa penolong Raymon saat kecelakaan mengajak Raymon yang lupa ingatan tinggal bersama nya dan menjadi sahabat.
Apakah Ingatan Raymon bisa kembali seperti semula ?
Bagaimanakah hubungan Via dan Axel setelah ia mengetahui Via dan Raymon pernah mempunyai hubungan khusus ?
Yuk pantau cerita nya 🤗 Jgn lupa intip karya lain ku yg juga menarik utk di bac
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak Tau arah tujuan
Dimalam buta yang hanya diterangi cahaya bulan tanpa bintang.
Raymon berjalan sendirian dengan langkah yang mulai gontai. Semangat membara di hati nya karna emosi yang meluap, berangsur reda dan menghilang. Ia tampak bimbang untuk mengarahkan langkahnya harus kemana. Pria tampan yang masih berumur dua puluhan itu dilanda kebingungan. Ia tak tahu arah tujuan yang pasti.
Di sebuah halte di persimpangan jalan yang cukup jauh dari rumahnya, Raymon sejenak berhenti melepaskan lelah yang menderanya. Perjalanan dari rumahnya yang cukup jauh ia tempuh dengan berjalan kaki membuat tenggorokan nya terasa kering.
Pemuda kaya yang biasanya dimanja dan di istimewakan oleh orang tuanya itu pun sedikit mengeluh dan mendesis saat merogoh kantongnya yang kosong tanpa uang sepeser pun. Ia ingin membeli minuman botol pada sebuah warung yang tak jauh dari halte. Sayangnya, ia tak punya uang cash kecuali kredit card yang limitnya juga tak tinggal seberapa.
Mau tak mau, Raymon harus beli minuman ke supermarket. Ia pun mendengus kesal dan menghembuskan nafas kasar seraya bangkit dari duduknya meninggalkan halte.
Tit Tiit !!!
Bunyi klakson memekakkan telinga membuat langkahnya terhenti seketika.
Raymon memandang ke arah mobil yang lampu nya tampak menyilaukan membuat Raymon tak bisa melihat si pengendara mobil dengan jelas.
"Raymon...!" Suara dua orang gadis terdengar berteriak memanggil namanya.
Raymon berkerut heran. Dengan tangan yang terangkat menutupi wajahnya yang terkena bias lampu, matanya menyipit memandang ke kaca jendela mobil yang menunjukan wajah dua gadis tersebut.
"Mau kemana Ray...?"
Bella dan Priska yang merupakan sahabat Via sekaligus teman Raymon terdengar menyapa.
Raymon langsung tersenyum riang karna para gadis itu adalah Bella dan Priska. Sesaat Raymon bingung harus menjawab apa pada mereka.
"Kalian mau kemana?" Raymon malah balik bertanya.
Bella dan Priska tertawa cekikikan berbarengan.
"Biasa, kita mau nongkrong di cafe!" jawab Bella.
"Kamu ikut gak ?" kata mereka berdua nyaris serempak mengajak Raymon yang sesaat terdiam.
Raymon pikir, tak ada salahnya ikut para ladies itu. Pas di cafe nanti sambil nongkrong dia mungkin bisa sharing dengan mereka. Barangkali saja, mereka punya solusi tempat tinggal untuk nya sementara waktu sebelum hari pernikahan yang di tetapkan Om Benni tiba.
"Ya udah, aku ikut!" Ujar Raymon cepat.
Raymon akhirnya memutuskan untuk ikut dan segera naik ke atas mobil yang di kemudikan Priska.
Kedua ladies itu tampak kegirangan karna Raymon mau ikut bersama mereka nongkrong bareng di sebuah cafe.
"Tumben, kamu jalan kaki. Mobil mu mana?"Tanya Priska heran.
Priska menanyakan keadaan Raymon yang tak biasanya berjalan kaki. Mata nya melirik sekilas pada pemuda tampan yang duduk di belakang sopir dari kaca spion mobil yang ia kemudikan.
Dahi nya berkerut melihat wajah Raymon yang terlihat sedikit membengkak dan memerah seperti habis berkelahi. Apalagi penampilan nya yang terlihat sedikit kusut dan kusam.
"Mobil ku di bengkel, lagi rusak." Jawab Raymon asal.
"Via mana? Kok dari kemarin gak keliatan!" Lanjut Priska menanyakan perihal Via sahabatnya.
Bella ikut penasaran tentang sahabatnya dan menoleh ke belakang menatap Raymon.
Tak ada jawaban yang keluar dari bibir Raymon. Pemuda tampan itu tampak agak lesu dan kelelahan. Ia terlihat duduk bersandar di kursi belakang dengan sebelah tangan menutupi wajahnya yang muram.
Perasaan tak enak tentang Via dan Raymon mulai meliputi perasaan Bella. Sepertinya hubungan mereka berdua sedang ada masalah. Batin Bella mulai menduga-duga.
Priska yang menyadari sikap Raymon yang tampak kurang ceria, tak mau bertanya lagi. Dalam hatinya timbul perasaan senang jika Raymon dan Via punya masalah.
Jauh di lubuk hatinya yang dalam, Priska justru berharap, Raymon dan Via bisa segera putus berhubungan. Dengan begitu, ia bisa mendekati Raymon dan mencuri perhatian pemuda tampan dan kaya itu agar bisa jatuh cinta padanya.
Sebenarnya, sudah lama Priska menyukai Raymon secara diam-diam tanpa sepengetahuan Bella dan Via. Tak di sangka, Raymon justru tertarik dan jatuh cinta pada Via yang sedikit tomboy.
Walau harus menelan kekecewaan, Priska tak mau menunjukan perasaan kecewanya pada mereka semua, karna ia tak ingin kehilangan Bella yang juga sangat dekat dengan Via.
Dihadapan Raymon, Via dan Bella. Priska terpaksa selalu bermuka manis dan menelan kenyataan pahit setiap kali melihat kebersamaan Via dan Raymon. Ia selalu mencoba memendam rasa cemburu yang sering kali hadir mendera di hatinya setiap Raymon dan Via tampak bermesraan di depan matanya.
Jujur, Priska sangat tersiksa selama ini. Namun, ia tak punya kekuatan untuk mengungkapkan perasaannya pada Raymon yang hingga saat ini adalah pacar sahabatnya Via.
"Pris, udah lewat tuh!" Jerit Bella mengejutkan Priska dan juga Raymon yang duduk di bangku belakang.
Tanpa sadar, mobil yang dikemudikan Priska melewati cafe yang hendak mereka tuju.
Priska menghentikan mobilnya mendadak membuat tubuh Bella nyaris menabrak dashboard dan tubuh Raymon terhuyung menabrak kursi sopir.
"Aduh Pris, bisa gak kamu tu fokus nyetirnya?" Umpat Bella dengan nada kesal.
Priska yang tampak kaget dengan jeritan Bella tadi, malah menunjukan wajah kesal ke arah Bella.
"Kamu sih, ngagetin aja!" Semprot Priska dengan nada jengkel.
Ia pun segera memundurkan mobilnya kebelakang mengabaikan Bella yang tampak menggerutu karna disalahkan oleh Priska.
Raymon hanya menghembuskan nafas panjang melihat kelakuan para ladies yang selalu rumit dalam pemikiran nya.
☘️☘️☘️☘️☘️
Tak lama kemudian.
Mereka bertiga pun tampak duduk menikmati hidangan serta minuman yang mereka pesan di cafe kekinian yang biasa mereka jadikan tempat nobar.
Alunan musik akustik yang merdu tampak menemani suasana mereka yang asyik bercengkrama dan bersenda gurau. Sayangnya, raut wajah Raymon yang masih gundah dan tampak gelisah membuat suasana nongkrong mereka kurang asyik.
Bella yang sedari tadi menyimpan rasa penasaran menyikut lengan Priska yang asyik memainkan hp nya. Priska menoleh ke arah Bella dan mengerutkan dahi saat melihat sahabatnya itu memajukan bibirnya beberapa senti ke arah Raymon.
Raymon terlihat tenggelam dalam alunan musik akustik yang dimainkan pemusik cafe. Aura tampannya tak bisa menyembunyikan kesedihan yang terpancar di wajah nya yang sedari tadi hanya diam dan murung.
Kecurigaan makin meliputi hati Bella dan Priska. Mereka pun tambah penasaran.
"Ray, kamu ada masalah?" Tegur Bella yang mulai tak sabaran.
Raymon yang sedari tadi masih bingung untuk memulai darimana, langsung merespon Bella dengan cepat.
"Iya Bel, sebenarnya aku bingung. Harus nginap dimana malam ini."Jawab Raymon dengan jujur.
Bella dan Priska saling berpandangan tak mengerti apa maksud perkataan Raymon. Mereka yang awalnya penasaran malah jadi kebingungan.
"Kenapa kamu gak tidur di rumahmu?" Bella makin penasaran.
Ia menatap pacar sahabatnya itu dengan tatapan heran. Begitu juga dengan Priska yang menyimpan banyak praduga di hatinya.
Raymon menatap kedua gadis itu dengan pandangan nanar.
"Aku di usir mamaku." Jelas Raymon tampak sedih.
"What's?" Kedua gadis itu tampak terkejut dan saling berpandangan lagi satu sama lain.
"Pasti masalah kamu dan Via lagi kan?" Tebak Bella yang sedari dulu sudah tau jika Mama Raymon tak pernah merestui hubungan anaknya dengan Via.
Raymon mengangguk cepat mengiyakan.
Bella dan Priska terdiam sejenak. Menjadi tempat curhatan Via dan Raymon, membantu menyelesaikan permasalahan mereka berdua merupakan salah satu pekerjaan yang sering mereka lakukan demi pasangan yang beda kasta itu. Walau terkadang menyebalkan dan membosankan, Bella dan Priska selalu mencoba membantu sebisa mereka.
"Ya udah, kamu nginap di rumahku saja. Kebetulan mama dan papa lagi ke luar negri. Kamu bisa tidur bareng Delon adikku." Usul Priska mengejutkan Bella dan Raymon.
"Kamu serius Pris? Ntar kalau si Delon ngadu yang gak-gak sama ortu mu gimana?" Cecar Bella seolah kurang menyukai ide yang di berikan Priska.
"Tenang saja, kamu kan tau, Delon mulutnya gampang ditutup sama uang jajan." Tutur Priska seraya mengedipkan matanya meyakinkan Bella.
"Menurutmu gimana Ray? Kamu mau, nginap dirumah Priska?" Tanya Bella mengabaikan Priska yang terlihat antusias dan sedikit aneh di matanya.
Raymon yang tak punya pilihan lain terpaksa mengangguk menandakan menerima ajakan Priska untuk menginap dirumahnya. Menurut Raymon, keberadaan Delon dirumah itu akan membuatnya aman untuk menginap disana.
"Ya udah, kamu ntar nginap di rumah Priska aja." Ucap Bella dengan nada keberatan.
Bella tak mau banyak komentar, meski ia merasa sedikit janggal jika Raymon yang seorang pria menginap di rumah seorang gadis yang cuma berduaan dengan adik lelakinya. Ia berusaha menghilangkan berbagai pikiran negatif yang hinggap di kepalanya. Dalam hati ia cuma berharap tak kan timbul masalah lain antara Via dan Priska serta Raymon.
"Sepertinya, ini harus dirahasiakan. Agar Via tidak berpikiran buruk terhadap Priska dan Raymon." Bella bicara sendiri dalam hati.
.
.
.
Bersambung