NovelToon NovelToon
ALLETHA

ALLETHA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Playboy / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lembayung Senjaku

Alettha gadis 16 tahun yang kini duduk di bangku kelas 2 SMA itu nampak diam termenung, wajah cantiknya masih terlihat kesedihan yang mendalam.

Kehilangan Ayahnya membuat gadis itu begitu frustasi dan begitu sedih, belum lagi semua aset kekayaan ayahnya kini sudah di ambil alih oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab.

Alettha Kinaya Ayu, harus meneruskan hidup nya berapa dengan ibu tiri dan kakak tiri nya yang kurang menyukai nya itu, entah apa yang akan terjadi pada gadis malang itu.

Yuk mampir di cerita pertama ku semoga kalian suka❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lembayung Senjaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Temani Aku sebentar

Arsya menatap tajam mata Alettha yang menatap nya diam.

" Kau berharap aku mencium mu?." Ucapan Arsya seketika membuat Alettha menjadi kesal dengan tingkah pemuda itu.

" Maksudnya?".

Arsya tersenyum tipis membuat Alettha diam menatapnya.

" Kau menatap ku karena berharap aku mencium mu kan?. Katakan saja jika memang benar begitu?."

" Haa ..." Alettha membuka mulut nya mengganga mendengar ucapan Arsya yang begitu apsrut itu.

" Anda yang mengungkung saya dan anda bilang jika saya berharap agar anda mencium saya?. Maaf tuan saya tidak semurah itu mengharapkan ciuman dari anda." Cerca Alettha begitu kesal.

Arsya hanya fokus menatap bibir mungil merah muda itu.

" Mengemaskan, apa itu daya tarik dari gadis itu hingga bisa meluluhkan Arkha si bad boy?." Batin Arsya.

Arsya segera menjauh dari tubuh Alettha sebelum dirinya kehilangan akan dirinya.

" Temani aku sebentar.." Arsya menjauh dari tubuh Alettha menuju kursi dan duduk santai.

" Tapi tuan Arsya, saya harus segera kembali ke paviliun bagaimana jika ada yang melihat saya di sini."

Arsya kembali menatap tajam Alettha tanpa kata, membuat nyali gadis itu seketika menciut dan menurut saat Arsya mengacungkan jari nya dan menyuruh Alettha duduk di samping nya.

Dengan berat hati gadis itu menurut dan langsung duduk di samping Arsya yang kembali menghisap rokoknya dengan santai, Alettha hanya diam memperhatikan Arsya yang begitu menikmati rokok di tangan nya.

" kenapa?". Gumam Arsya menatap Alettha yang terus menatapnya.

" Kau terpesona padaku dan berharap bisa bersanding dengan ku, ingat selalu posisi mu."

Lagi lagi kata kata menusuk Arsya membuat Alettha jenggah jika harus berlama-lama bersama dengan pemuda itu .

Helaan nafas Alettha yang bosan membuat Arsya menatap nya kembali.

" Berhenti menghela nafas seperti itu, kau mengganggu ku saja."

" Ya sudah tuan muda saya pamit, sudah cukup lama saya duduk disini tanpa melakukan apa pun lebih baik saya tidur saja."

" Kau ingin aku melakukan apa pada mu ha...?."

Alettha menghela nafas lagi saat Arsya kembali berkata sesuka hatinya .

" Tuan muda malam semakin larut, saya juga harus berkerja besok jadi izinkan saya pergi dan istirahat. Lagi pula nyonya sudah menyuruh saya untuk segera kembali ke paviliun ."

" Aku tak peduli." Ucap Arsya dengan santai.

Mau tidak mau Alettha hanya diam menurut semua perkataan Arsya yang selalu memaksa setiap kehendak nya itu.

Malam semakin larut beberapa kali Alettha terlihat menguap sedangkan Arsya masih sibuk dengan laptop nya, kopi yang di buat Alettha hampir tandas. Sedangkan Arsya tidak peduli dengan Alettha yang terus menguap itu.

Bruk

Suara bising membuat mata Alettha seketika terbuka dan melihat ke arah bawah menuju dapur.

" Tuan muda Arkha ...." Gumam nya memasatkan mata nya.

Nampak Arkha yang berjalan sempoyongan menabrak beberapa barang.

" Anak itu mabuk lagi." Arsya seketika berdiri dan berjalan meninggalkan Alettha yang masih menatap Arkha yang berpegang pada meja makan.

" Tunggu tuan muda.." Alettha segera mengejar langkah kaki Arsya yang telah menjauh.

Alettha sedikit berlari agar bisa menyamai langkah kaki Arsya menuju saudara kembar nya yang kini sudah tak sadarkan diri di lantai.

" Tuan muda Arkha..." Alettha seketika berjalan di depan Arsya yang menatap gadis itu kesal .

" Berani sekali gadis itu mendahului ku, gadis ganjen." Seru Arsya menatap tajam Alettha yang mendekati Arkha.

" tuan muda tidak papa, mari saya bantu tuan muda.." Arkha yang sempoyongan masih menyadari keberadaan Alettha dan Arsya yang kini mendekati nya.

" Gadis itu cukup berpengaruh buruk padamu, jadi siapa yang kau inginkan sebenarnya Arkha?".

Alettha memutar mata nya kesal dengan sikap Arsya yang bersandar di meja makan dan memberikan sebuah pertanyaan yang aneh pada orang yang hampir tidak sadarkan dirinya itu.

" Tuan muda, bisa bantu saya membawa tuan muda Arkha menuju kamar nya?. Dari pada anda bertanya tentang sesuatu yang tidak penting?."

Arkha menatap Alettha tajam membuat gadis itu mengalihkan pandanganya pada Arkha .

" Sejak kapan dia berani memerintah ku, cerewet sekali gadis ini." Batin Arsya.

" Baiklah saya bawa sendiri saja ke kamar nya jika tuan muda tidak ingin membantu, mari tuan Arkha ayo bangun.."

Dengan susah payah Alettha berusaha membangunkan tubuh Arkha dan memapahnya perlahan menuju lantai 2, namun tangan gadis itu di cekal oleh Arsya dengan kuat.

" Kau mau menyerahkan diri mu pada Arkha, gadis ganjen.." Arsya dengan cepat menopang tubuh besar Arska menjauh dari Alettha.

" Kembali ke paviliun , disini bukan tempat mu." Singkat padat dan langsung membuat Alettha tersinggung dengan ucapan tajam Arsya yang selalu tepat sasaran pada hati semua orang.

" Dia yang meminta ku tetap disini tapi dia juga yang mengolok ku dasar manusia kutub, jika bukan Karena dia yang meminta ku aku juga tidak sudi bersama dengan nya." Alettha dengan kesal kemudian pergi dari rumah utama menuju paviliun yang sudah sepi dan gelap.

Dari kejauhan sepasang mata menatap nya iri.

" Aku jauh lebih lama di sini tapi kenapa dia yang beruntung, dua saudara itu terlihat tertarik pada anak sialan itu." Gumam nya mengepalkan kedua tangannya kesal .

***

Sedangkan di rumah sakit Muklis sedang di bantu oleh rekan kerja nya mengobati luka luka di wajah nya.

" Sebenernya ada apa dengan Arkha , kenapa anak itu terlihat begitu marah sama kamu?." Ucap Dokter sisi lembut.

" Iya dokter Muklis, tidak biasa nya anak itu berlaku seperti itu. Arkha juga seperti nya sedang mabuk berat?. Apa mungkin karena sedang galau atau putus cinta mungkin?". Gumam dokter yang lain.

Muklis meringis merasakan perih di wajah itu. Bukan tak bisa melawan namun dia tidak ingin membuat keributan yang lebih besar di rumah sakit.

" Entah lah, mungkin dia sedang ada masalah atau apa lah." Seru Muklis lirih.

" Sudah selesai, kau ingin pulang atau tetap di rumah sakit saja?. Dengan kondisi seperti ini Mona pasti khawatir dan ingin tahu apa yang terjadi ?."

" Aku akan tetap di rumah sakit, jam 3 pagi ada pemeriksaan beberapa pasien."

" Dokter Muklis masih kuat, jika tidak baik saya bantu gantikan saja?."

Muklis menggelang kan kepalanya menolak dengan halus tawaran teman teman nya itu, mengingat mereka juga lelah dengan pekerjaan mereka.

" Tidak pernah dokter Lukas, semua akan baik baik saja meskipun wajah ku babak belur seperti ini.." Ucapan Muklis seketika membuat ruangan itu penuh dengan tawa para sahabat nya.

" Baiklah, kau masih terlihat tampan tenang saja tidak akan ada yang akan menyaingi wajah mu itu dokter.."

Mereka tertawa bersama dengan begitu puas melihat Muklis yang nampak kembali meringis merasakan sakit di wajah nya.

1
La Otaku Llorona <33
Menyentuh hati ❤️
run away.┲﹊
Jangan berhenti menulis, thor! Suka banget sama style kamu!
Lembayung Senja: Masya Allah makasih kak💪❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!