Clara Anastasya Adiwijaya gadis misterius yang nyaris sempurna dengan berbagai keahlian yang ia miliki gadis misterius pengidap demensia yang di vonis Hanya akan bertahan 2 atau 3 tahun namun hal itu tidak membuat dirinya menyerah untuk mencapai tujuan utama nya yaitu membalas kan dendam keluarga nya setelah pembantaian yang terjadi dan kembali menemukan keberadaan sang ayah yang hilang setelah pembantaian itu demi tercapai tujuan utama nya ia terpaksa harus menggantikan tugas seorang mafia untuk memimpin sebuah Genk besar bernama ( THE DEVIL'S) Genk yang banyak di incar musuh di luar sana tak sampai di disitu ia kembali di pertemukan dengan Scorpion Zein Stevano lelaki yang berhasil meluluhkan hati nya lelaki yang sangat Clara percaya namun di balik itu Zein merupakan seorang pemimpin sebuah agen rahasia yang juga mengincar Clara karena gadis itu di duga terlibat dalam kasus pembunuhan berantai akan kah ia terpaksa harus mengorbankan cinta nya demi sebuah tugas besar atau sebaliknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yayantri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 24 tasya
Beberapa pria berpakaian hitam formal yang berdiri di depan pintu ruang rawat pada salah satu rumah sakit terbesar jakarta
" dug "
" dug"
" dug"
Langkah kaki seorang lelaki yang baru saja datang dengan setelan kantor nya membuat para pria itu langsung membungkuk kan badan nya sebagai rasa hormat saat atasan nya berjalan melewati mereka
" rio bagaimana keadaan nya?" tanya lelaki itu kepada asisten pribadi yang berada di sisinya
" bos Agra hanya terluka di pergelangan tangan nya saja sedangkan Shena sedikit mengenaskan karena dokter harus melakukan penanganan lebih lanjut untuk menjahit beberapa luka di wajah nya bos" jelas rio pada atasan nya itu
lelaki itu menghela nafas berat lalu mendudukkan dirinya di salah satu kursi yang tersedia
" bodoh . kalo saya tidak menyuruh kamu untuk mengawasi dia mungkin di bodoh dan sahabat nya itu akan mati mengenaskan " ucap lelaki itu yang tak lain adalah Rey dengan menghisap rokok elektrik yang ia genggam
Rey lah yang menyuruh Rio untuk bertindak jika nyawa Agra terancam membuat ia mau tak mau harus menggunakan trik murahan untuk menyelamatkan nyawa Agra dan Shena hingga beberapa menit kemudian pintu ruangan terbuka
" c k l e k "
pintu ruangan terbuka menampakkan pria paru baya dengan setelan jas berwarna putih dan kacamata yang ia kenakan ia pun langsung membungkuk kan badan sebagai rasa hormat saat melihat Rey duduk santai dengan menikmati rokok elektrik di depan nya
" bagaimana Agra " tanya Rey dingin
" tuan Agra sudah saya tangani tuan dan bisa _________" ucap pria itu terpotong kala Rey menerobos masuk kedalam ruangan Arga membuat nya harus menghela nafas panjang dan bersabar menghadapi sifat Rey ini
Rey membuka pintu ruangan di mana Agra di rawat hingga matanya tertuju pada lelaki yang terlihat tengah berbaring dengan sebelah tangan yang terlilit perban
Agra membuka mata nya saat merasa ada seseorang membuka pintu dengan kasar mata nya bertemu dengan tatapan dan wajah datar sepupu nya yang berjalan mendekat ke arah nya
"stupid, that 's the bastard you are" satu kalimat tajam Lolos begitu saja dari mulut Rey dengan mendudukkan dirinya di sofa yang tersedia di Samping Brangkar tempat Agra berbaring
Agra menatap sinis sepupunya itu yang tiba tiba datang dan langsung menyebut dirinya bodoh dan brengsek
" thanks Lo udah menyelamatkan gue " ucap Agra dengan mengamati sebelah tangan nya yang terlilit perban
" bagaimana apa Lo berhasil membunuhnya" tanya Rey di sela selai kekeh an membuat wajah Agra terlihat kesal
"she 's a devil girl" ucap Agra kesal
" udah gue bilang IQ dia di atas Lo"
" iya iya gue yang bodoh" kesal Agra lalu pikiran nya kembali teringat dengan ucapan gadis itu
" Rey" panggil Agra pada Rey yang sibuk dengan ponsel nya
" hm"
" Lo tau nggak Clara itu anak dari ADIWIJAYA"tanya Agra serius yang membuat Rey langsung menatap nya
" hmm gue tau " jawab Rey dengan wajah datar nya
" jadi itu bener. Kenapa Lo nggak kasih tau gue"
" males" jawab Rey dingin
" bangsat Lo Rey tau gitu gue nggk akan main main dengan tu tu cewek "
" sengaja karena gue mau liat kemampuan nya gimana sekarang untuk hal itu hanya segelintir orang yang tau karena Cleo kakanya sangat menutup rapat fakta itu" ucap rey yang di angguki paham oleh Agra
" pantesan dengan gampang nya dia tau kalo gue nggk terlalu jago dalam hal nembak "
" itu sih Lo yang bodoh "
" Lo bisa nggk sih gk usah ngatain gue " ucap Agra dengan wajah semakin kesal
" oh ya gimana dengan Shena"
" Lo pikir gue peduli. Itu urusan Lo"
" why Lo tega banget di juga temen lo"
" hahahaha Agra Agra IQ gue lebih tinggi dari Lo jadi Lo pikir gue nggk tau apa yang di lakuin shena ke pada gadis kecil itu "
" tapi Rey gue yakin Shena nggk punya niat buat bunuh gadis itu"
" bullshit gue nggak peduli karena dia udah berani mengusik milik gue . Urus cewek itu sebelum gue bunuh dia di depan mata Lo paham" ucap rey lalu beranjak dari duduknya membuat wajah Agra sedikit khawatir dengan ucapan pria itu ia yakin kali ini Rey tidak sedang bermain main dengan ucapan nya
" ya gue urus dia nanti !. Lo mau kemana?"
" gue mau temuin gadis kecil itu" ucap rey dengan seringai lalu beranjak pergi meninggalkan ruangan dimana Agra di rawat
Membuat agra menghela nafas menatap kepergian Rey
Rey melangkah kan kakinya keluar dari rumah sakit itu di ikuti rio yang berada di samping nya
" hmm cari tau di mana gadis itu sekarang saya tidak sabar melihat nya sudah berapa tahun ini saya tidak melihat wajah cantik nya itu"
" siap bos" jawab Rio.
🌱🌱🌱✨✨
Di lorong sekolah yang cukup sepi Stevan alias Zein sedang berjalan menuju kelas nya dengan sebotol minuman yang baru saja ia beli dari kantin sekolah
" bruk " tubuh Zein mundur berapa langka saat ia tak sengaja menabrak tubuh seorang gadis di depan nya membuat minuman yang ia genggam tumpah membasahi seragam gadis itu
" maaf maaf mbk saya nggk sengaja" ucap Zein yang hendak membersihkan noda di seragam gadis itu namun dengan kasar tangan nya di tepis membuat Zein langsung mendongak tanpa sengaja tatapan nya kembali bertemu dengan gadis ini
" Clara" batin nya dengan susah payah menelan ludah nya sendiri melihat wajah cantik yang di hiasi beberapa garis luka di wajahnya namun membuat ia semakin menarik untuk di pandang
" ma maaf " ucap Zein terbata dengan tatapan yang tak lepas dari wajah cantik di depan nya ini
" hm lain kali hati hati " ucap Clara Dingin yang juga menatap nya dingin
hingga beberapa detik berlalu Tanpa Zein duga gadis itu malah mendekat ke arah nya mengikis jarak di antara mereka hingga Zein bisa mendengar deru nafas gadis itu tepat di telinga nya membuat tubuh Zein langsung berkeringat dingin entah apa yang terjadi pada dirinya saat ia berada di dekat gadis ini ia bisa merasakan de javu yang begitu gila pada dirinya entah apa karena pesona yang di miliki gadis ini atau hal lain yang membuat Zein sulit mengendalikan diri
" entah kenapa gue nggk asing dengan mata Lo apa kita pernah bertemu sebelumnya nya" bisik Clara dengan seringai lalu menjauh kan dirinya dari Zein
ia dapat merasakan aroma maskulin yang menguar dari tubuh Zein membuat ia tak asing dengan aroma tersebut seakan pernah merasakan nya
Zein yang mendengar bisikan Clara itu pun hanya bisa tercengang dan menelan ludah nya dengan kasar
"ehem" Zein sedikit ber deham untuk me netral kn perasaan khawatirnya
" pe perasaan kamu aja kali ra .aku nggk pernah bertemu kamu " ucap Zein formal membuat gadis di depan nya ini menatap nya intens
" oh ya don't try to lie to me atau jangan bermain main dengan saya" ucap Clara dengan seringai nya lalu beranjak pergi meninggalkan Zein yang masih tercengang dengan ucapan gadis itu hingga beberapa detik berlalu
" Zein "
" Zein" panggilan yang berasal dari earphone yang terpasang di telinga kanan nya membuat Zein langsung tersadar lalu kembali fokus dengan misinya
" cari tau lebih dalam tentang gadis itu saya yakin dia bukan gadis biasa" perintah Zein melalui sambungan earphone dengan menatap kepergian Clara
di sisi lain Clara berjalan berjalan tergesa gesa menuju toilet untuk membersihkan noda minuman di seragam nya
" hahaha"
" hahahah kakak bisa aj"
tawa seseorang yang sangat Clara kenali menghentikan langkah nya ia mengamati sekeliling mencari di mana suara itu berasal hingga mata nya tertuju. Pada Kelas yang sepi hanya berisi seseorang lelaki yang tengah bercanda gurau dengan seorang gadis yang Clara kenali
" Tasya" batin Clara lalu mengurung kan niat nya ke toilet dan berbalik berjalan menuju kelas itu
" b r a k" pintu kelas yang di buka kasar oleh Clara membuat kedua nya tersentak lalu menatap bingung Clara
tanpa pikir panjang ia berjalan mendekati tasya lalu dengan paksa menarik pergelangan tangan Tasya membawa Tasya keluar kelas
" Clara Lo apa apa sih lepasin gue " ucap Tasya saat ia hendak tangan nya di tarik paksa hingga keluar dari kelas
" lepasin gue Clara" bentak Tasya lalu menarik pergelangan tangan nya hingga terlepas dari genggaman Clara
" siapa yang nyuruh Lo teriak di depan gue" ucap Clara dingin ia sangat tak suka jika ada orang yang berteriak atau membentak di depan nya
" itu karena Lo . Ngapain narik narik gue " ucap Tasya sinis namun
mata Clara tertuju pada seorang lelaki yang menemani Tasya beberapa detik lalu
" jauhin cowok itu" ucap Clara dingin dengan wajah datar nya
" nggk " tolak Tasya mentah mentah
" gue peringat in sekali lagi jauhin dia "
" nggk Clara. ! bisa nggk sih Lo nggk usah ngatur ngatur hidup gue! lagian dia cowok baik kok "
" jauhin dia Tasya" peringat Clara kembali
" gue bilang nggak ya nggak kenapa sih Lo larang larang gue Lo nggak bisa apa liat sahabat bahagia dengan cintanya" ucap Tasya membuat Clara langsung terkekeh
" cinta entah mengapa manusia seperti Lo sangat tertarik dengan hal itu"
" stop Clara Lo ngomong gitu karena Lo nggak pernah ngerasain kn "
" gue nggak punya alasan untuk mencintai atau pun di cintai karena jantung gue lebih berdebar karena dollar bukan cinta dan jauhin dia kalo Lo nggk mau kenapa Napa"
" Lo tuli ya gue udah berapa kali gue bilang nggak ya nggak lagian gue bahagia kok sama dia gue yakin Lo paham kan dengan ucapan gue Clara Anastasya" ucap Tasya lalu beranjak meninggalkan Clara yang masih menatap dingin kepergian nya
" hm populasi bajingan di kota ini semakin meningkat aja " gumam Clara lalu melangkah kan kaki meninggalkan kelas itu
" gue yakin Lo menyesal " batin Clara dengan seringai ia masih tak habis fikir dengan sahabat nya itu yang sangat tertarik dengan percintaan lalu melanjutkan langkah nya
Spesial visual Clara dan tasya.