NovelToon NovelToon
Real Games

Real Games

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Harem / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Zoro Z

John Roki, Seorang siswa SMA yang dingin, Cerdas, dan suka memecahkan misteri menjadi logis (Bisa diterima otak)

Kehidupan SMA nya diawali dengan kode rahasia yang tanpa disadari, membawanya ke misteri yang lebih mengancam. Misteri apa itu? kok bisa makin besar? Selengkapnya dalam cerita berikut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoro Z, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Game 24. Perekrutan anggota baru.

Keesokan harinya, Roki dan Sui datang lebih awal ke sekolah. Roki masih terlihat tenang seperti biasanya, sementara Sui tampak bersemangat dengan ide membentuk klub baru. Mereka sudah sepakat untuk mulai mencari anggota, tapi Roki sedikit skeptis soal bagaimana mereka bisa mengumpulkan empat anggota yang tertarik untuk bergabung.

“Jadi, kamu punya ide siapa yang akan kita ajak?” tanya Roki saat mereka duduk di depan kelas, menunggu bel masuk berbunyi.

Sui tersenyum lebar. “Aku pikir, kita bisa mulai dengan orang-orang yang kamu kenal. Empat gadis yang selalu mengelilingi mu mungkin bisa tertarik.”

Roki mengerutkan kening, berpikir. “Aku ragu mereka akan mau bergabung. Mereka sudah punya klub masing-masing.”

Sui mengangkat bahu. “Tidak ada salahnya mencoba, kan? Selain itu, kalau kita tidak bisa meyakinkan mereka, kita masih punya waktu untuk mencari orang lain.”

Saat istirahat tiba, seperti biasa beberapa orang dikelasnya pada keluar dan ada beberapa yang masih didalam, terutama Roki dan Rose. Karena sekarang ada Sui, Sui juga sedang didalam kelas. Seperti biasa Rose menghampiri Roki untuk mengajaknya makan bersama sesuatu tempat.

Makan bersama hari ini ditempat kemarin, di atap gedung. Disana sudah ada Hana, Mia, dan Marlina yang juga baru juga sampai. Kelompok cewek ini mulai Rame, karena Sui ikutan gabung.

“Hei, semuanya!” sapa Sui ceria. “Kalian semua sudah tau lah ya, aku dan Roki sedang buat klub baru dan kami butuh bantuan kalian!”

Rose, yang sedang menggigit roti isi, mengangkat alis. “Minta bantuan? Apa itu?”

Sui tersenyum penuh semangat. “Roki sudah bertanya ke ketua OSIS, persyaratannya cukup simpel, namun ada satu persyaratan yang menjadi masalah bagi kami.”

Keempat gadis itu saling berpandangan, tampak bingung. Roki, yang berdiri di sebelah Sui dengan ekspresi datar, akhirnya angkat bicara. “Kami butuh empat anggota awal untuk membuat klub. Kalian mau bergabung?”

Hana tertawa kecil. “Roki, kamu tahu aku di klub tenis. Aku sudah terlalu sibuk dengan latihan dan pertandingan.”

Mia mengangguk setuju. “Aku juga di klub musik, dan kami sedang mempersiapkan konser akhir tahun. Rasanya tidak mungkin aku punya waktu untuk dua klub.”

Marlina menatap Roki dengan tatapan lembut. “Aku juga di klub sastra, Roki. Maaf, tapi aku tidak bisa bergabung dengan klub lain.”

Sui tampak sedikit kecewa, tapi Rose, yang biasanya lebih vokal, tiba-tiba tersenyum dan menepuk pundak Roki. “Tapi hei, aku tertarik. Klub berkebun mungkin tidak akan terlalu menyita waktu, jadi aku bisa ikut klub kalian sebagai anggota cadangan. Bagaimana?”

Roki mengangguk. “Kalau kamu mau, itu sudah cukup membantu.”

Sui tampak lebih lega. “Yes! Berarti kita sudah punya satu anggota lagi! Tinggal dua lagi!”

Namun, Roki tahu bahwa mencari satu anggota tambahan tidak akan semudah itu. Mereka butuh orang-orang yang benar-benar tidak terikat dengan klub lain, atau setidaknya bersedia membagi waktunya. Setelah makan siang selesai, Roki dan Sui berjalan di sekitar sekolah, mencoba mencari siapa saja yang terlihat tidak terlalu sibuk atau mungkin tertarik dengan ide mereka.

Di koridor, mereka bertemu dengan Kevin, teman sekelas Roki. Selama ini Kevin tidak nampak bukan tidak didekat Roki, tapi memang penyuntingan karakternya lagi jarang mengarah ke Kevin.

“Kevin,” sapa Roki singkat.

Kevin menoleh dan menyapa balik dengan anggukan. “Ada apa, Roki?”

Roki langsung menjelaskan. “Kami sedang membentuk klub baru. Kamu tertarik bergabung?”

Kevin tampak berpikir sejenak. “Klub baru? Klub tentang apa?”

Sui dengan cepat menyela, “Kami belum memutuskan fokus utamanya, tapi bisa jadi klub pemecahan misteri atau sesuatu yang menarik lainnya.”

Roki menambahkan, “Mungkin ini terdengar nakal, selama kita punya ruangan pribadi, kita juga punya privasi kan di sekolah?”

Kevin mengangguk pelan, tampaknya mempertimbangkan tawaran itu. “Oke, aku akan ikut. Tidak ada salahnya mencoba sesuatu yang baru.”

Sui bersorak kecil. “Yes! Anggota ke-empat! Sudah pas sih, tapi mau cari satu anggota lagi?”

Setelah berterima kasih kepada Kevin, Roki dan Sui melanjutkan pencarian mereka. Mereka mulai merasa lebih optimis. Sui menatap Roki dengan antusias. “Kita pasti bisa menemukan satu orang lagi, Roki. Aku yakin!”

Namun, saat sore hampir tiba, mereka belum menemukan kandidat yang tepat. Ketika Roki sedang berjalan menuju gerbang sekolah untuk pulang, Tommy, Ketua OSIS, tiba-tiba menghampiri mereka.

“Hei, Roki! Sudah dapat anggota klub?” tanyanya dengan senyum khasnya.

Roki mengangguk. “Sudah empat.”

“Mengagumkan, tak ku sangka kau bisa mencarinya secepat ini.” Ucap Tommy dengan senyuman khasnya.

Roki lanjut jalan dan Tommy mengikutinya. “Kau sedang memuji atau mengejek? Orang lain pasti punya anggota awal lebih dari empat dan lebih cepat dari ini, aku mencarinya seharian.” Jawab Roki dengan wajah datar.

Tommy berhenti melihat Roki dan mulai melihat jalan juga. “Tidak, ini Pujian yang sesuai, orang dingin seperti mu, bisa mencari empat anggota dalam sehari, itu menurut ku mengagumkan.”

“Terserlah lah ... Kau tau, guru siapa yang belum menjadi pendamping klub manapun?” Tanya Roki sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celananya.

“Tidak tau, meskipun aku dekat dengan guru, jujur aku tidak mengetahui hal itu” Jawab Roki dengan nada sedikit tegas.

“Oh... ” jawab Roki singkat.

Tommy tersenyum sambil menepuk pundak Roki. “Aku yakin kalian bisa menemukan guru yang mau mendampingi. Selamat membentuk klub baru, Roki. Ini akan jadi perjalanan yang menarik.”

Keesokan harinya, Roki dan Sui langsung menuju ruang guru untuk mencari guru yang bersedia menjadi pendamping mereka. Mereka bertemu dengan Bu Yuki, guru matematika yang dikenal cukup ramah.

“Bu Yuki, kami sedang membentuk klub baru,” jelas Sui dengan antusias. “Kami butuh guru pendamping, dan kami pikir Ibu bisa jadi orang yang tepat.”

Bu Yuki tersenyum kecil. “Oh? Klub baru, ya? Klub apa ini?”

Roki dan Sui saling berpandangan lagi. Mereka belum benar-benar menentukan fokus utama klub mereka, tapi Roki akhirnya berkata, “Klub yang menggabungkan pemecahan masalah dan eksplorasi kegiatan lain. Kami akan memikirkan detailnya nanti.”

Bu Yuki tertawa kecil. “Terdengar menarik. Baiklah, aku akan menjadi pendamping klub kalian.”

Sui melompat kegirangan lagi, sementara Roki hanya tersenyum tipis. Akhirnya, mereka berhasil memenuhi semua syarat untuk mendirikan klub baru. Anggota sudah lengkap, tujuan klub masih akan dikembangkan, dan Bu Yuki setuju menjadi guru pendamping.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!