Rain Angello, seorang pembunuh bayaran yang sangat terkenal. Wanita yang bekerja dengan bayaran fantastis itu tak pernah menunjukkan identitas nya pada siapapun, termasuk orang terdekat nya.
Setiap melakukan tugas nya, Wanita yang selalu di panggil Angello itu selalu melakukan penyamaran dengan mengubah wajah nya menggunakan topeng silikon. Tentu saja dia melakukan itu agar tak ada yang mengetahui identitas nya.
Pekerjaan ini memang sangat beresiko, tapi dia nyaman dengan apa yang dia lakukan. Namun siapa yang menyangka, kehidupan nyaman nya berubah dalam sekejap mata hanya karena dia yang ingin menikmati hidup.
Mati? Masuk ke dalam tubuh orang lain? Apakah itu nyata ada nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Novianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24
"Maafkan saya nona Janet," Tiffany berjalan menghampiri Janet, tapi kepala nya masih terus menelusuri ruangan Janet untuk mencari sesuatu.
Saat Tiffany berjalan untuk duduk di kursi yang berhadapan dengan Janet, tatapan mata nya tak sengaja melihat orang yang tengah dia cari-cari. Siapa lagi jika bukan Maximilliam, wanita itu terus melirik ke arah Maximilliam yang sibuk dengan gadget nya.
Janet yang melihat tatapan salah satu model yang berada di bawah naungan nya itu terus menatap sang kakak, segera berdehem. "Ekhem... Bisa kah kamu berjalan lebih cepat, nona Tiffany." Tegur Janet karena Tiffany yang berjalan dengan sangat lambat sambil terus memperhatikan Maximilliam.
Maximilliam sama sekali tak terusik dengan suara Janet, bahkan dia masih asik dengan ponsel nya dan menghiraukan suasana di sekitar nya.
Tiffany sedikit mempercepat langkah nya, dan menarik kursi yang berhadapan dengan Janet untuk dia duduki. Janet mengerutkan dahi nya, sejak kapan dia meminta wanita itu untuk duduk? Tapi dia menghiraukan pertanyaan di kepala nya itu." Ada perlu apa hingga kau menemui ku langsung, Tiffany?" Tanya Janet dengan kedua tangan yang bertumpu di meja kerja nya.
Tiffany berubah gugup, "Saya... Bukan kah nona Janet meminta Lauren untuk memanggil saya?" Ucap nya dengan bersikap berusaha tenang.
Janet kembali mengerutkan kening dengan tatapan bingung mengarah pada wanita di depan nya, " Lauren? Apakah dia sudah datang? Mengapa dia tidak menemui terlebih dahulu? " Tanya nya dengan beruntun, yang membuat Tiffany semakin panik.
Janet mengeluarkan ponsel nya untuk menghubungi Lauren, asistennya. Tiffany hanya bisa terdiam kaku saat panggilan itu sudah tersambung dengan Lauren yang berada di tempat yang jauh dari sana.
"Lauren, kau sudah datang? Kenapa kau tidak langsung menemui ku?" Tanya Janet saat Lauren sudah mengangkat panggilan dari nya.
Janet menatap Tiffany yang tidak nyaman dalam duduk nya, bahkan dia dapat melihat raut wajah panik dari wanita itu.
[`Nona Janet, bukan kah saya sudah meminta izin pada anda jika hari ini saya tidak masuk kerja? '] Tanya balik wanita di seberang sana, Lauren bingung kenapa atasan nya itu mengatakan jika dia sudah datang ke agensi.
Tiffany terkejut karena dia juga dapat mendengar ucapan Lauren, dan ternyata Janet sengaja me-loudspeaker panggilan nya. "Ouh, mungkin aku melupakan nya. Selamat bersenang - senang, Lauren."
Bip...
Janet mematikan panggilan nya dengan Lauren, kini wanita itu menatap ke arah Tiffany dengan tatapan datar. "Jadi? Ada yang ingin kau jelaskan, nona Tiffany?" Ucap nya dengan nada yang rendah namun dapat membuat Tiffany merasa was - was.
Tiffany tak berani mengeluarkan sepatah kata pun, "Sedari awal kamu masuk ke ruangan ku, tatapan mu selalu tertuju pada Maximilliam. Apakah dia alasan kamu berani berbohong seperti itu?" Ucapan Janet semakin membuat Tiffany terpojok.
"Jika kau hanya ingin melihat kakak ku, kau sudah membuang - buang waktu ku yang berharga hanya untuk hal tidak penting seperti ini. Dan sekali lagi aku peringatkan, jangan pernah berbohong meski sekecil apapun kebohongan mu. Aku akan tetap menindak lanjuti nya, apalagi kebohongan mu yang akan menyebabkan hancur nya agensi ini. " Peringatan itu Janet berikan untuk Tiffany karena dia sudah mendengar aduan dari salah satu karyawan yang ada di tempat saat Angello dan juga wanita yang menyamar menjadi Marriane yang tak lain adalah Tiffany yang menimbulkan banyak kesalah pahaman.
Tiffany menggigit bibir dalam nya, "Paham, nona Tiffany?" Ucap Janet dengan tekanan pada kata-kata nya.
Tiffany mengangguk, "Pa-- paham, nona." Jawab nya dengan sedikit terbata - bata.
"Sekarang pergi lah, aku sangat sibuk. Dan aku tidak ingin pekerjaan ku semakin menumpuk dengan keberadaan mu di sini." Usir Janet dengan sarkas.
Tiffany bangkit dari duduk nya, wanita itu langsung pergi tanpa menoleh ke arah Max2 yang masih saja sibuk dengan ponsel nya. Janet menghela nafas kasar, wanita itu menyandarkan punggung nya ke kursi.
" Kau lihat? Dia fikir aku akan seperti Papa yang akan beramah tamah pada mereka?" Terdengar dari nada suara wanita itu, jika dia benar-benar sebal dengan Tiffany yang berani berbohong pada nya.
"Dan kau harus nya juga ingat, jika Papa dan Mama hampir bercerai gara-gara mereka yang terlalu manja." Maximilliam mengingatkan kembali pada kejadian sang Mama yang tiba-tiba meminta pisah dengan sang Papa. Ya, tak lain dan tak bukan karena para artis dan juga model yang berada diagensi ini terlalu di manja oleh Theodore dan membuat mereka melakukan apa saja, bahkan berbohong sekalipun.
Janet hanya mengangguk - angguk saja, emang sedari awal Theodore lah yang salah. Jadi mereka bekerja sama untuk merubah pola fikir para artis dan juga model didikan mereka.
Di tempat lain, Angello kembali ke apartemen. Sedangkan Jack, pria itu Angello suruh pergi karena wanita itu hanya ingin sendiri. Sebenarnya bukan itu alasannya, melainkan Nick dan juga Andrew yang tiba-tiba mengabari nya jika mereka berdua sudah sampai di New York.
Entah ada hal apa yang mengharuskan mereka untuk mendatangi Angello, oleh karena itu setelah kepergian Jack, Angello langsung memesan taksi untuk menjemput kedua pria itu di bandara.
Di dalam taksi Angello membuka ponsel nya saat mendengar bunyi notifikasi pesan, ternyata pesan itu berasal dari Nick. Pria itu mengirimkan sebuah pesan foto dan juga video pada Angello.
Tanpa rasa curiga, wanita itu membuka pesan dari rekan nya itu. Dan pada saat itu juga, jantung nya seolah berhenti berdetak. Bagaimana tidak, Nick mengirimkan foto Kenan dan juga seorang wanita yang tengah mencoba baju pengantin.
Setelah membuka foto tersebut, Angello membuka video yang dikirimkan oleh Nick. Wanita itu mengecilkan volume suara ponsel nya saat melihat thumbnail pada video itu. Angello mengklik tanda play dan saat itu juga mata nya langsung memanas, itu adalah video panas antara Kenan dan juga seorang wanita yang Angello lihat pada foto pertama yang Nick kirimkan.
Berulang kali Angello menarik nafas berat, wanita itu langsung berhenti menonton video yang di kirimkan oleh Nick saat merasa dada nya semakin sesak. Supir taksi yang melihat jika pelanggan nya tengah dalam keadaan tak baik-baik saja, dia menyodorkan tissu yang berada di dekat nya ke arah Angello tanpa mengatakan apapun.
Supir itu juga memelankan laju mobil nya sampai penumpang nya merasa lebih baik, Angello sangat terbantu dengan kepekaan supir taksi tersebut. Wanita itu menarik beberapa lembar tissu untuk menghapus air mata nya yang tiba-tiba mengalir.
"Terima kasih, paman." Gumam Angello yang masih dapat di dengar oleh supir taksi tersebut.
Ga ngruh jg kl skandal'ny d sebar,scra smua orng udh tau jg....
enth pnya rncna apa angello sm cyne,yg pst jgn bkin rain end dlu..........
Duhhhhh....jd pnsran bgt.....
jd max mau ngjak krjsma angello buat bls dndm y????
Jd ikutn skt hti jg pas tau trnyta solen ga s'baik d dnia halu....mstinya jgn d bkin end dlu,mnimal d siksa dlu lh smp pts asa....trs msti lhat angello bhgia sm psangannya nnti....
Angello pst mau ktmu sm rain buat bls dndm kn??????pdhl d dnia halu yg d bkin samuel,rain sm solen tu orng baik....trnyta knytaannya sngt jht.....kira2 angello pke cara apa y buat ngsih pljrn sm rain????