Kehidupan rumah tangga Mika dan Tomi sangatlah romantis walaupun pernikahan mereka belum di karuniai anak. Namun di tahun ke tiga krikil-krikil kecil mulai berdatangan.
Suami yang selama ini di percaya, di sayangi dan di cintai ternyata menusuk mika dari belakang.
" Maafkan aku, aku khilaf "
Dunia mika seakan runtuh ketika mendengar kata maaf dari suaminya. Hati mika seakan di tusuk dengan ribuan pisau belati bahkan dadanya berdeguk lebih cepat dari sebelumnya.
Air mata yang selama ini tidak pernah membasahi wajah mika, kini luntur juga. Tidak hanya di khianati oleh sang suami tapi mika juga di khianati oleh sahabat yang selama ini selalu menampung curahan isi hati mika.
Nasi sudah menjadi bubur, waktu tidak bisa di putar, kini mika hanya bisa menelan pahit kisah rumah tangganya.
Mampukah mika bertahan dan satu atap dengan sahabat yang kini telah menjadi madunya? Atau mika mundur mencari kebahagiaan yang baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4. KEDATANGAN IBU MERTUA
" Ibu, bila. Kenapa gak bilang-bilang kalo mau pada datang, tau gitu tadi aku ke pasar " Kata Mika yang kedatangan ibu dan juga adik ipar mika.
" Kami ke sini karena kebetulan mas sam sedang tugas di kota ini " Balas bila ( Adik ipar mika )
Sam adalah suami dari bila, bila dan sam baru menikah beberapa bulan yang lalu dan sam bekerja di sebuah perusahaan kecil di kota B.
" Oh.. Yasudah ibu sama bila istirahat dulu, aku akan pergi ke tukang sayur untuk membeli bahan makanan " Kata Mika.
" Bagaiman, apa kamu sudah hamil? " Tanya ibu.
Deg..
Inilah yang membuat mika tidak ingin bertemu dengan ibu mertuanya, setiap bertemu pasti yang di tanya adalah soal kehamilan.
" Jika kamu diam, itu tandanya kamu belum hamil! Menikah sudah hampir tiga tahun tapi kamu masih saja belum hamil, apa jangan-jangan kamu mandul? " tuduh ibu dengan tatapan yang sinis.
" Bu, aku tidak mandul hanya saja allah belum memberikan aku keturunan " Ucap Mika yang merasa nyeri di tuduh mandul oleh ibu mertunya.
" Bu " Bila mengelus lengan sang ibu " Mbak, perkataan ibu jangan di masukan ke hati ya " Kata Bila yang merasa tidak enak kepada kakak iparnya ini.
Mika mengangguk " Bu, bila. Aku ke warung dulu " Pamit Mika yang langsung meninggalkan rumah.
Hati mika terasa nyeri ketika mendengar perkataan ibu mertuanya itu " Mandul? aku sehat dan bahkan sangat sehat " Mika menggelengkan kepalanya lalu menghapus air matanya.
Di rumah bila terus menasehati sang ibu untuk tidak terlalu kejam kepada mika " Bu, ibu jangan ngomong seperti itu sama mbak mika. Ibu harus ingat jika aku juga seorang menantu, bagaimana jika posisi mbak mika ada di aku " Keluh Bila.
Ibu memberikan tatapan tajam kepada bila " Mana mungkin kamu mandul, kamu itu subur. Keturunan kita tidak ada yang mandul jadi jangan ngada-ngada kalo ngomong " Tegur ibu.
" Nasib seseorang tidak ada yang tau bu " Ucap Bila yang meninggalkan sang ibu di ruang keluarga.
" Itu anak kesambet setan apa sampai-sampai bersikap tidak sopan " Keluh Ibu kesal.
Mika datang dengan membawa dua kantong kresek, mika tadi tidak jadi ke warung sayur tapi mika pergi ke supermarket, sekalian belanja bulanan.
Ketika mika masuk kedalam rumah, mika mendengar gelak tawa dari ibu dan juga sahabatnya " Agnes " Gumam mika.
" Andai saja yang jadi mantu ibu itu kamu, pasti ibu akan sangat bahagia sekali memiliki menantu seorang model " Puji Ibu kepada agnes.
" Ibu bisa aja. Lagian bukannya dulu mika juga seorang model, pasti ibu juga banggakan sama mika "
" Alah.. Model sih model tapi mandul, apa yang harus di harapkan dari wanita mandul " Hardik ibu.
Brakk..
Dua kantong kresek yang di bawa oleh mika langsung terjatuh mendengar perkataan ibu mertuanya itu.
" Mika " seru agnes yang merasa tidak enak.
Sedangkan ibu bersikap cuek seperti yang tidak punya salah kepada mika.
" Maaf, aku sudah mengganggu obrolan kalian. Kalo begitu aku kedapur dulu " pamit mika yang langsung memungut barang belanjaan yang jatuh lalu pergi.b
" Bu, aku jadi gak enak deh sama mika. Aku susul mika ya bu "
" Tidak perlu, kamu di sini saja temani ibu. Biarkan si mandul itu bekerja di dapur " Kata Iu " Jadi apa kamu mau jadi menantu ibu? " Tanya ibu dengan wajah yang berseri.