Di Benua Tian Yuan, semua orang berlatih Dao Sihir hingga ke puncak, menjadi dewa abadi sejati. Itu telah di lakukan dari generasi ke generasi, tradisi yang orang semua percaya bahwa Dao Sihir adalah satu-satunya jalan menuju puncak keabadian.
Namun Jian Xin, pemuda sampah yang di anggap sebagai pemborosan oleh semua orang tiba-tiba muncul dengan Jalan Dao yang berbeda. Jalan Dao yang menantang langit, jalan Dao yang telah di tinggalkan semua orang. Yaitu Dao Pedang .....
Dengan hati Dao Pedang yang kuat, dia menempuh jalan yang lebih sulit dan menyakitkan dari orang lain. Semua untuk membuktikan bahwa Dao yang dia miliki bisa membawannya ke puncak!
Dalam perjalanan yang menyakitkan itu, dia tiba-tiba menemukan rahasia besar yang telah lama menghilang. Rahasia yang di tinggalkan oleh Dewa Dao pertama!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Soccer@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 : Jiang Lin Ternyata Cantik!
"Sekarang kamu telah memiliki tubuh pedang yang tangguh, hanya dengan tubuh fisik ini aja. Kamu bisa berhadapan dengan orang yang baru saja membangkitkan Lautan Dao!" kata Shen Jian.
Jiang Xin merasa tubuhnya sangat ringan saat ini, selain itu. Saat dia mengepalkan tangannya, dia merasa seolah-olah kekuatan besar sedang berkumpul di tangannya.
"Guru, ini benar-benar luas biasa!" ucap Jiang Xin sambil menatap tubuhnya dengan tidak percaya.
"Hehe, ini hanya perubahan kecil. Tunggu sampai kamu membangkitkan Tubuh Dao Pedang, kamu akan menemukan bahwa itu lebih luar biasa daripada perasaan yang kamu rasakan saat ini!" tawa Shen Jian.
"Iya. " Jiang Xin mengangguk, kemudian menatap Shen Jian sambil berkata dengan tidak sabar. "Guru, kalau begitu. Kapan guru akan membangkitkan Tubuh Dao Pedangku?"
"Dengan kondisimu saat ini, kamu seharusnya sudah siap menjalani ritual kebangkitan Tubuh Dao Pedang. " Shen Jian menatap tubuh Jiang Xin sambil mengelus janggut putihnya, setelah itu melanjutnya. "Tapi kamu tidak perlu terburu-buru, karena membangkitkan Tubuh Dao Pedang bukan sesuatu yang mudah. Karena di tempat ini tidak ada pillar batu yang bisa memanggil roh-roh pedang, maka jalan satu-satunya adalah melalukannya secara mandiri. Dan itu tentu saja membutuhkan banyak energi, jadi guru akan bersiap terlebih dahulu dan kita akan melakukan ritual kebangkitan besok!"
"Murid mengerti." Jiang Xin mengangguk.
"Nikmati harimu saat ini, aku akan tidur dan mengumpulkan energi untuk besok!" ucap Shen Jian, kemudian tubuhnya berubah menjadi asap abu-abu yang dengan cepat masuk ke dalam pisau emas di pinggang Jiang Xin.
"Huh. " Jiang Xin menghela nafas, kemudian mendongak menatap langit cerah yang di penuhi oleh awan-awan putih.
Sekarang, hanya sisa langkah terakhir yang harus di ambilnya sebelum menjadi praktisi. Yaitu membangkitkan Tubuh Dao Pedang, tidak perduli bagaimana sulitnya itu. Jiang Xin harus tetap melewatinya.
Meski awalnya ragu, tapi setelah mengingat masalah yang di miliki ayahnya dan juga sikap dingin Ling Xue. Jiang Xin memutuskan untuk tidak lagi ragu.
Pada saat ini, Jiang Xin tiba-tiba mendengar suara bisikan kecil di bawah gunung.
"Seseorang?" Jiang Xin mengerutkan kening, kemudian dengan penasaran. Dia berjalan mendekati semak-semak di sampingnya, setelah itu. Dia dengan perlahan mengulurkan tangannya dan membuka semak-semak.
Begitu semak-semak terbuka, pandangan Jiang Xin segera jatuh ke arah dua orang di bawah gunung yang tampak sedang berbicara satu sama lain, dan kedua orang itu adalah orang yang Jiang Xin kenali.
"Jiang Wusang, apa yang ingin kamu katakan?" tanya Ling Xue dengan lembut.
Jiang Wusang tersenyum kemudian berkata. "Xue'er, aku ingin mengatakan bahwa. Aku menyukaimu, jika kamu bersedia. Aku akan meminta ayahku untuk membicarakan pertunangan dengan ayahmu nanti!"
Ling Xue mengerutkan kening, dia membuka mulutnya dan akan menolak Jiang wusang. Namun sudut matanya tiba-tiba menemukan seseorang di balik semak-semak di puncak gunung, dan ketika dia mengkonfirmasi indentitas pihak lain. Dia segera menelan kembali apa yang ingin dia katakan, lalu dengan lembut berkata. "Ya, aku juga menyukaimu. Namun aku belum ada pemikiran untuk menikah, mari kita lihat setelah kamu mengalahkan Jiang Xin. Saat itu ayahmu akan menggantikan paman Jiang Ruyin sebagai patriak, dan ketika itu terjadi. Aku akan menimbang kembali!"
Mendengar ini, sudut bibir Jiang Wusang menguas senyum gembira. Lalu dengan cepat, dia meraih telapak tangan yang seputih giok itu sambil berkata. "Xue'er tenang saja, aku pasti akan mengalahkan sampah itu dan membuat dia di usir dari Klan. Aku janji!"
Ling Xue mengerutkan kening saat tangannya di sentuh oleh pihak lain, namun dia berusaha menjaga wajahnya agar tetap tersenyum saat dia berkata. "Baiklah, kita akan bicara setelah kamu mengalahkannya!"
Setelah mengatakan itu, Ling Xue menarik tangannya dari genggaman pihak lain lalu berbalik dan berjalan meninggalkan gunung.
"Xue'er, tunggu aku!" seru Jiang Wusang sambil berlari menyusul Ling Xue dengan senyum gembira yang menggantung di wajahnya.
Melihat punggung kedua orang yang menjauh, tangan di balik lengan baju Jiang Xin mengepal saat dia mengatupkan mulutnya dengan rapat. Dadanya naik turun ketika dia berusaha menahan emosi yang berkecamuk di dalam hatinya.
Saat ini, dia tidak bisa berbohong tentang perasaanya bahwa sebenarnya dia masih sangat menyukai Ling Xue. Lagi pula, setelah semuanya. Ling Xue adalah satu-satunya wanita yang selalu baik kepadanya sejak kecil, membuat Jiang Xin menyimpan perasaan suka pada wanita itu.
"Baik, karena kamu sangat ingin melihat aku di kalahkan. Maka aku akan membuat kamu kecewa dan menyesal!" gumam Jiang Xin dengan tekad di matanya.
Pada saat ini, suara familiar tiba-tiba memasuki telinga Jiang Xin.
"Ternyata kamu di sini!"
"Ha?" Jiang Xin terkejut dan dengan cepat berbalik ke arah suara itu berasal, dan ketika dia berbalik. Dia segera menemukan sosok gadis cantik bergaun biru sedang berjalan menuju puncak gunung tempat dia berada.
Saat ini, cahaya matahari tiba-tiba masuk melewati celah di antara pepohonan dan jatuh di wajah gadis itu. Itu membuat kulitnya yang halus dan seputih batu giok bersinar seperti rembulan di langit berbintang, dan saat gadis itu melangkahkan kakinya. Angin akan berhembus melewatinya, membuat rambut hitam panjangnya berkibar-kibar seperti tertiup angin. Memberi orang perasaan seperti sedang melihat dewi yang keluar dari lukisan.
Ketika gadis itu menatap Jiang Xin, Jiang Xin bisa dengan jelas melihat bahwa pupil mata pihak lain sangat bersih dan sebening kristal. Sehingga ketika kelopak matanya yang di penuhi oleh bulu-bulu mata lentik berkedip, Jiang Xin tidak bisa membatu tetapi merasakan jantungnya berdegup kencang.
Jiang Xin tertegun sambil menatap kosong ke arah pihak lain, dia tidak pernah tahu bahwa gadis ini sebenarnya sangat cantik. Itu bahkan jauh lebih cantik dari Ling Xue, dan Jiang Xin hanya menyadarinya setelah hari ini.
Beberapa saat kemudian, gadis bergaun biru itu akhirnya mencapai puncak gunung. Ketika dia melihat Jiang Xin yang sedang menatap kosong ke arahnya, gadis bergaun biru itu dengan tidak senang berkata. "Apa yang kamu lihat?"
Suara gadis itu menghancurkan imajinasi Jiang Xin dan dengan cepat membawanya kembali ke dunia nyata, kemudian. Dia dengan jujur berkata. "Tidak ada, aku hanya terkejut mengetahui bahwa ternyata kamu lebih cantik dari Ling Xue!"
Mendengar ini, tidak ada perubahan apapun pada ekspresi wajah gadis itu. Kemudian, dengan acuh tak acuh. Dia berkata. "Jangan samakan aku dengan gadis bodoh!"
Jiang Xin terkekeh, setelah itu. Dia dengan penasaran menatap pihak lain sambil berkata. "Jadi, Jiang Lin. Apa yang membawamu kemari?"