Nb: tidak untuk anak kecil, jadi yg dibawah umur, sebaiknya Diskip🙏
Azer Ashford adalah tuan muda yang berasal dari keluarga duke yang disegani di kekaisaran. Dia terlahir dengan paras yang sempurna, kemudian mekar menjadi bunga yang rusak.
Dia adalah, kecantikan kekaisaran, tapi disaat yang sama, tanpa sepengetahuan siapapun, dia adalah seorang pria yang sangat menikmati hubungan badan.
Suatu saat, dia meniduri istri dari sang kaisar, atau bisa dibilang ratu kekaisaran. dia tertangkap oleh para prajurit kemudian berakhir di penggal.
berpikir bahwa kehidupannya sudah berakhir, Azer yang kepalanya dipenggal, dia tiba tiba berada di dunia yang berbeda. Sebuah dunia, dimana gedung gedung tinggi berada, kendaraan yang memiliki dua dan empat ban, hingga akhirnya kendaraan yang memiliki kemampuan untuk terbang.
Azer tiba di dunia modern.
Dengan bekal sistem yang dia aktifkan, Azer memutuskan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, hanya dengan beberapa wanita pilihannya saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RyzzNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24: Operasi Rencana (3)
—Berderit…
Suara deritan pintu terbuka, mengeluarkan suara derit yang aneh dan samar. Pelayan itu, dia masuk ke kamar dimana Amelia berada.
“Nona, tuan meminta nona untuk mengunjungi tuan—?? Eh?“
Tapi pada saat itu, kamar itu sama sekali kosong dan tidak memperlihatkan siapapun di kamar itu.
“No-nona Amelia?!“
Tatapannya kemudian tertuju pada balkon yang dibiarkan terbuka. Wajahnya menjadi pucat ketika dia mulai berbalik dan berlari.
“Ce-cepat.“
Mungkin saja Amelia belum kabur terlalu jauh, jadi pelayan itu berpikir untuk segera memberikan laporan tersebut kepada Roy Selford.
Dia berlari di koridor yang sempit, beberapa kali melihat pelayan lainnya yang menatapnya dengan bingung dan risih.
Tapi pelayan itu mengabaikan nya dan segera menuju ke suatu ruangan, nafasnya tersengal-sengal saat dia masuk ke ruangan itu.
“Haa…haa.. t-tuan..!“
Tatapan mata yang tajam kemudian segera menatap seluruh tubuh pelayan itu, membuatnya bergidik dengan ngeri.
“Aku tidak pernah memperkerjakan seorang pelayan yang tidak tau sopan santun dan etika.“
Dibawah tatapan yang menindas itu, pelayan tersebut terkesiap dengan wajah pucat. Tapi, dia punya alasan untuk ini.
“Tapi, ini gawat tuan! Itu, nona Amelia, nona Amelia —”
“Amelia? Amelia kenapa?“
Wajah Roy kemudian mulai terlihat berkerut, menatap pelayan itu dengan dingin dan meminta jawaban dengan desakan.
Pelayan itu mengambil nafas sejenak dan akhirnya mengatakannya:
“Itu! Nona Amelia kabur.“
Pelayan itu akhirnya mengatakannya, dia penasaran dengan ekspresi Roy Selford dan meliriknya.
Emosi dingin yang acuh tak acuh, dia tidak terlihat panik saat mengetahui bahwa anaknya telah kabur.
“Amelia, aku harusnya mendidik mu dengan lebih baik.“
Dia menggelengkan kepalanya, menatap pelayan itu sembari melambaikan tangannya.
“Pergilah.“
Pelayan itu dengan tergesa-gesa pergi keluar, meninggalkan Roy sendirian di ruangannya. Saat itu dia mengerutkan keningnya, mencubit dagunya.
“Mari kita lihat, kamu ada dimana.“
Roy mengambil handphone nya, kemudian menelepon beberapa orang yang berspesialis dalam pencarian.
Terlepas dimana Amelia akan kabur, sebagai seorang wanita, Roy sangat memberi bahwa Amelia tidak akan bisa pergi keluar dari kota ini hanya dalam semalam, saat ketika banyak hal telah berhenti berfungsi.
Karena itulah Roy tidak panik sama sekali.
***
Akhirnya setelah itu, matahari terbit dari ufuk timur. Memancarkan cahaya yang terang dengan begitu hangat, kicauan burung bergema di langit-langit, teredam oleh suara keributan yang terjadi di sebuah bangunan yang sederhana.
Azer perlahan-lahan membuka matanya, mendengar keributan yang terjadi di luar rumah keluarga Morses, dia bangkit dengan agak mengantuk.
“Cepat tanggap sekali.“
Azer sudah menduga hal ini akan terjadi, dia hanya tidak menyangka bahwa kejadian tersebut terjadi begitu cepat.
Untuk rencananya, dia memutuskan untuk menginap satu hari di kediaman Morses.
Azer bangkit dari ranjang tempat tidurnya, dia kemudian menuju ke balkon, menatap kearah kerumunan orang orang di depannya.
Hampir rata-rata dari mereka semua adalah seorang reporter. Dari atas sana, Azer melihat mereka yang mencoba menerobos masuk, tapi pagar besi itu sudah dikunci jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
“Mereka belum datang ya?“
Keluarga Selford dan Folde, mereka masih belum terlihat. Tapi, seharusnya mereka akan segera datang.
Sambil menguap, Azer berjalan dan menuju ke kamar mandi.
“Mari bersiap dulu.“
Dia perlu memperbaiki penampilannya untuk menyapa tamu yang akan segera datang.
***
Di depan kediaman Morses, para reporter dengan sibuk berteriak dan meminta untuk mendapatkan beberapa wawancara.
Setelah berita tentang Amelia Selford yang hilang dan kabur ke kediaman Morses diketahui, para reporter itu menjadi terburu-buru untuk mendapatkan bagian dalam wawancara.
Yah itu adalah pekerjaan mereka untuk meliput hal seperti itu. Mengetahui bahwa seorang putri dari suatu keluarga yang cukup bergengsi telah kabur ke keluarga saingan, itu jelas akan menjadi berita yang cukup panas di kota Adamant.
Saat itu, suara mobil terdengar mendekat, para reporter berbalik dan melirik ke arah mobil itu. Terdapat dua mobil hitam yang datang, para reporter tidak perlu berpikir keras untuk mengetahui siapa mereka.
Keduanya berasal dari keluarga Selford dan Folde.
Dari mobil pertama, Roy Selford turun dengan menampakkan penampilannya yang gagah dan memiliki visual yang luar biasa untuk sekitarnya.
Sementara itu, di mobil belakang, seorang pria yang tampak tua dan anggun terlihat. Di sampingnya, seorang pemuda juga ikut terlihat.
Pria tua itu adalah Abel Folde, ayah dari seorang pemuda yang berjalan disampingnya, yaitu Will Folde.
Keduanya datang dengan langkah yang tenang, namun memperlihatkan ekspresi yang cukup dalam di wajah mereka.
Para reporter sedikit bergeser sejenak, membuka jalan, sebelum akhirnya menjadi sangat heboh dengan berbagai pertanyaan.
“Tuan Roy! Bagaimana menurut Anda dengan situasi ini?“
“Tuan Abel! Tunangan Anda telah kabur, bagaimana reaksi Anda terhadap kejadian ini?“
“Tuan Roy!“
“Tuan Abel!“
Mengabaikan mereka semua, beberapa bodyguard dengan pakaian serba hitam muncul, menahan para reporter.
Roy Selford, Abel Folde dan Will Folde, ketiganya berjalan dengan tenang saat mereka akhirnya mencapai kediaman Morses.
Dibalik pagar itu, akhirnya dia bisa melihatnya, seorang pria lainnya muncul. Dua pria yang dengan tenang membuka pagar besi itu.
Ferdinan Morses dan Andre Morses.
Keduanya tidak terlihat gugup atau panik.
Dari belakang, Amelia tiba dengan raut wajah yang panik dan agak khawatir. Dia tampak bingung dengan bagaimana dia harus bereaksi.
“Amelia, bagaimana kalau kamu kembali sekarang?“
Suara Roy, ayah Amelia memecahkan keheningan diantara mereka, mengubah suara para reporter menjadi buram seakan-akan mereka tidak ada.
“Amelia, jika kamu melakukan ini, jujur aku tidak tau apa yang akan terjadi pada Azer.“
Ucapan Will membuat Amelia tersentak, dia menggigit bibirnya dan mengepalkan tangannya.
Dia percaya pada Azer.
Semuanya akan baik baik saja.
Melihat Amelia yang diam, Roy mengerutkan keningnya dengan tidak senang, mengalihkan tatapannya dan menatap Ferdinan Morses.
“Ferdinan, kamu benar benar berani sekarang? Menculik putriku dan mengambilnya dariku, apa kamu punya hak untuk itu? Bisakah kamu mempertanggungjawabkannya?“
Ferdinan tampak diam, tapi tatapan yang menjadi tajam menyiratkan bahwa dia tidak akan mundur dari aksinya saat ini.
“Kalian tahu? Yang kalian lakukan saat ini adalah kejahatan. Hahah, sebaiknya kembalikan tunangan dari putraku dan kami akan melupakan kejadian ini.“
Dengan suara tua yang khas, Abel berbicara dengan nada yang mengejek.
Andre terlihat kesal pada saat itu, tapi tidak dapat menyuarakan apa-apa.
“Amelia, lebih baik kamu kembali sekarang, daripada kamu membawa keluarga mereka pada kehancuran hanya demi keegoisanmu.“
Amelia terlihat tersentak, tapi pada saat itu pintu dibelakang nya terbuka dan segera seorang pria yang sangat menawan muncul dengan handuk yang masih mengeringkan rambut pirangnya.
“Ah, kenapa buru-buru sekali?“
Suara tersebut mengundang kelegaan bagi Ferdinan, Amelia dan Andre.
Mereka tidak dapat melawan tuduhan apapun yang dilontarkan oleh Roy Selford karena faktanya, mereka memang tidak punya hak untuk itu.
Sambil mengusap rambutnya yang basah dengan handuk, Azer berdiri di samping Amelia yang menatapnya dengan aneh.
Mengabaikan hal tersebut dan fokus pada banyak orang di depannya. Dia bisa melihat para reporter yang penasaran pada dirinya.
Bahkan reporter di dunia ini tidak jauh berbeda dengan reporter di dunia Azer yang sebelumnya.
“Kamu?“
Suara Roy kembali terdengar, Azer sama sekali tidak menjawab, melainkan Will yang menjawab:
“Dia adalah Azer Ashford. Orang yang memiliki hubungan dengan Amelia seperti yang aku katakan.“
Mata Roy menahan ketika dia menatap Azer dengan yang menilai.
Dari penampilannya, jelas bukanlah penampilan yang seharusnya dimiliki seorang rakyat jelata.
'Mungkin seorang anak haram dari suatu keluarga?'
Sambil memikirkan hal itu, Roy menghapus pikirannya dan kembali fokus pada tujuannya saat ini.
“Aku akan membayar mu dengan sangat banyak kredit, jadi hentikan hubunganmu dengan Amelia, ini adalah belas kasihan terakhirku.“
Bukannya mengundang respon yang positif, Azer malah memperlihatkan senyuman. Tatapannya berputar, menatap para reporter.
“Kalian, tidakkah kalian penasaran mengapa seorang putri yang dibesarkan di keluarga yang mendukung malah memutuskan untuk kabur?“
Para reporter tiba tiba tertarik, seluruh kamera di arahkan pada Azer ketika berbagai kilatan cahaya tertuju padanya.
Azer sudah terbiasa dengan hal seperti itu, lagipula di dunianya sebelumnya, terdapat sesuatu yang serupa.
Dia tersenyum.
“Amelia dipaksa untuk menikah dengan seorang yang tidak dia sukai, bagaimana pendapat kalian tentang itu?“
Cahaya semakin bersinar begitu terang disaat berbagai foto diambil pada saat itu.
Sementara Roy, tidak banyak perubahan emosi diwajahnya, dia menatap Azer, tersenyum dengan mengejek:
“Apa kamu punya bukti tentang itu?“
Agak konyol, tapi dia ingin melihat bagaimana Azer melakukannya.
Azer sendiri hanya memiringkan kepalanya sambil mengangkat bahu.
“Bukannya buktinya ada disampingku? Amelia, bagaimana jika kita tanya pendapatnya sendiri?“
***