Serra Valentino. Gadis itu tidak pernah menduga jika hidupnya akan berubah 180° setelah dijebak oleh kakaknya. Serra melewati satu malam bersama pria asing dan kehilangan mahkotanya yang paling berharga. Namun Serra berada di kamar yang salah. Dia tidur bukan dengan pria hidung belakang yang telah disiapkan oleh kakaknya, melainkan seorang penguasa.
"Menikahlah denganku, aku akan membantumu untuk balas dendam!!"
Serra kemudian menikah dengan laki-laki asing itu. Dan dia membantunya untuk membalas dendam pada keluarganya. Lelaki itu membantu Serra menghancurkan orang-orang yang telah menghancurkan hidupnya. Namun seiring berjalannya waktu, rahasia besar pun terungkap jika sebenarnya Serra bukanlah putri kandung dari mereka yang selama ini dia anggap sebagai orang tuanya. Melainkan putri dari seorang wanita yang sangat kaya raya dan berpengaruh.
Lalu bagaimana hidup Serra setelah menikah dan menjadi istri seorang penguasa? Kebahagiaan atau penderitaan yang akan dia dapatkan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Siap!!
"Aduh..."
Penny pura-pura hampir terjatuh saat ia bertabrakan dengan Lucas secara sengaja. Dia berniat menarik perhatian Lucas dengan pesonanya, karena selama ini tak ada seorangpun yang bisa menolak Pesona seorang Penny Kim.
Penny pura-pura merasa pusing agar saat dia terjatuh, Lucas bisa langsung menangkapnya. Seperti yang selalu dia terapkan pada para pria incarannya.
"Aduh, kepalaku pusing," ucap Penny sedikit terhuyung-huyung. Dia roboh ke arah Lucas, tapi sialnya Lucas malah menghindar dan membuat Penny tersungkur di lantai.
"Dramamu terlalu murahan, Nona. Sebaiknya lebih banyak belajar lagi!!" ucap Lucas dan pergi begitu saja.
"Yakk!! Lucas Xiao, kenapa kau kejam sekali jadi pria?! Ada wanita yang jatuh di hadapanmu, bukannya menolongnya. Tapi kenapa kau malah pergi?!" teriakan Penny emosi.
Wanita itu memperhatikan sekelilingnya, orang-orang tengah menatapnya dengan berbagai tatapan. Ada yang mencemooh, dan ada pula yang meremehkan. Bahkan tak sedikit dari mereka ada yang membicarakannya.
"Dasar wanita tidak tahu malu, dia pikir dia itu cantik mau menggoda Tuan Xiao. Jelas-jelas istrinya lebih cantik daripada dia,"
"Benar sekali, sebagai wanita aku merasa malu Melihat tingkahnya."
Tak ingin semakin mempermalukan dirinya sendiri. Penny bangkit dari posisinya dan buru-buru pergi dari sana. Dia tidak akan menyerah, Penny pasti akan membuat Lucas jatuh cinta dan tergila-gila padanya.
-
-
"Aku sudah tidak tahan lagi. Bagaimanapun juga aku ini adalah sesepuh di keluarga Xiao. Dan sebagai tetua dalam keluarga, sudah Seharusnya aku ini dihormati serta dihargai!!"
Kakek Xiao melepas topi dan apron pelayannya lalu membuangnya begitu saja. Dia sudah tidak tahan lagi dengan keadaannya saat ini, kakek Xiao berniat mencari Lucas dan membuat perhitungan dengannya.
Dia tidak mau direndahkan lagi oleh orang. Seharusnya dia itu dihormati dan kehormatannya dijunjung tinggi, bukannya malah diperlakukan seperti seorang babu seperti ini!!
Axel dan nyonya Anita buru-buru mengejar kakek Xiao yang sudah pergi lebih dulu."Yakk!! Pak tua, kau mau ke mana?!" seru Anita dengan lantang. Namun tak ada sahutan, Kakek Xiao mengabaikan teriakan Nyonya Anita.
Nyonya Anita menarik Axel supaya lebih cepat jalannya. Mereka bisa dalam masalah besar jika sampai membiarkan kakek Xiao melakukan kebodohan.
Sang kapten telah memberikan peringatan keras pada mereka berempat pada kasus Andien yang terlibat perkelahian dengan Penny. Dan Nyonya Anita tidak ingin sampai mendekam di dalam penjara untuk waktu yang lama.
"Kakek tua berhenti!!" seru nyonya Anita sambil menarik lengan kakek Xiao.
Kakek Xiao menyentak tangan wanita itu dengan keras dan melepaskan cengkraman tangannya dengan paksa. "Jangan ikut campur, biarkan aku membuat perhitungan dengan bocah tak tahu balas budi itu!! Aku tidak ingin, harga Diriku diinjak-injak lagi!!" ucap Kakek Xiao dengan emosi.
"Apa kau pikir hanya dirimu saja yang ingin diperlakukan seperti ini?! Kita bertiga juga tidak mau, tapi mau bagaimana lagi? Kita tidak memiliki pilihan, apa kau lupa dengan ancaman kapten sialan itu?! Apa kau ingin mendekam di penjara dalam waktu yang lama? Sebaiknya tahan emosimu, setelah perjalanan ini selesai, kita cari cara untuk menghadapi iblis itu!!" ujar Nyonya Anita panjang lebar.
"Benar apa yang Mama katakan, sebaiknya kita kembali sekarang." Axel menarik Kakek Xiao untuk kembali bekerja sebelum mereka bertiga terkena masalah.
Sedangkan Andien, dia tidak berani keluar lagi dengan keadaannya saat ini. Andien tidak ingin dipermalukan oleh banyak orang karena kepalanya yang botak. Penny membuat Andien kehilangan rambut indahnya.
-
-
Serra menoleh saat mendengar suara decitan pintu kamar dibuka dari luar. Tak berselang lama sosok Lucas terlihat memasuki ruangan mewah tersebut dan menghampirinya.
Sebuah ciuman hangat langsung menyambut kedatangan pria itu. Entah kerasukan apa semalam, sampai-sampai Serra berinisiatif mencium Lucas lebih dulu.
"Jangan menatapku seperti itu. Dan jangan salah paham soal ciuman barusan, aku lihat wajahmu masam, jadi aku mencoba untuk menghiburmu." Ucap Serra memberi penjelasan supaya Lucas tidak salah paham padanya.
Pria itu tertawa seraya menjitak kepala coklat Serra. "Alasanmu sungguh tidak masuk akal, Nona. Aku bahkan tidak akan mengejekmu jika kau memang melakukannya dengan sengaja." Balas Lucas menimpali.
Serra memanyunkan bibirnya. "Jangan berlebihan, aku melakukannya hanya untuk menghiburmu!!" ucap Serra menegaskan.
"Baiklah-baiklah, aku percaya." Akhirnya Lucas memilih mengalah, karena jika diteruskan perdebatan kecil mereka berdua tak kan ada habisnya.
Serra memperhatikan penampilan suaminya, ada yang berbeda pada penampilan Lucas hari ini. Sepertinya pria itu baru saja mengganti model dan warna rambutnya.
Rambut Blonde-nya di rubah menjadi warna keperakan dan sedikit dipangkas lebih pendek di bagian belakangnya. Membuatnya terlihat lebih fresh dan dewasa.
"Apa kau habis dari salon?" tebak Serra 100% benar.
Lucas mengangguk. "Hm, aku sudah bosan dengan warna dan model rambut lamaku. Jadi aku merubahnya. Bagaimana, apa aku terlihat lebih tampan dan cool dengan tatanan rambut baruku?" tanya Lucas memastikan.
Serra menggeleng. "Biasa saja." Jawabnya dan beranjak dari hadapan pria itu. "Aahh.." tapi sepertinya Lucas tak mengizinkannya pergi.
Lucas membanting tubuh Serra ke atas tempat tidur dan mengunci pergerakan tangannya. Mata hitamnya mengunci sepasang Hazel milik Serra. "Ma..Mau apa kau?" ucap Serra terbata-bata.
Pria itu menyeringai. "Menurutmu?" ucapnya dengan seringai yang sama.
"Ja...Jangan macam-macam. Atau aku akan memukulmu sampai pingsan," ancam Serra tak bersungguh-sungguh.
Dia mengalihkan pandangannya, Serra tidak sanggup jika terlalu lama memandang mata pria itu. Ia selalu saja lemah jika sudah bertatapan dengan mata Lucas.
"Bagaimana kalau kita lanjutkan apa yang kita lakukan di hotel malam itu? Malam itu kita sama-sama berada di bawah pengaruh obat, jadi tidak bisa menikmatinya. Bagaimana kalau sekarang kita lakukan lagi dengan perasaan." Ucap Lucas sambil menatap mata itu dengan lembut.
"Aku~" Serra menggigit bibir bawahnya dan tak melanjutkan ucapannya. Ia benar-benar gugup setengah mati.
Mereka masih saling menatap dan menyelami keindahan mata masing-masing. Melihat ketulusan dan kelembutan Lucas membuat Serra tak mampu untuk menolaknya.
Bahkan ketika pria itu semakin mendekatkan wajahnya, kedua mata Serra perlahan tertutup saat merasakan manis dan basah bibir Lucas menyentuh dan menyapu permukaan bibir tipisnya.
Lucas terus mencium dan memagut bibir Serra dengan penuh kelembutan. Ia ******* bibir atasnya secara bergantian.
Meskipun awalnya ragu, namun pada akhirnya Serra membalas ciuman pria itu. Serra menarik kedua tangannya yang ada disisi tubuhnya lalu mengalungkan pada leher Lucas, ciuman mereka semakin menuntut dan dalam.
Dengan perlahan tapi pasti, Lucas membuka gaun yang melekat di tubuh ramping Serra. Bibirnya masih tetap bergulat panas tanpa ada satupun dari mereka yang mau melepaskannya.
Sadar jika Lucas kesulitan, Serra berusaha membantu semampunya dengan mengangkat sedikit tubuhnya. Kemudian Lucas mengakhiri ciumannya dan mengunci manik Hazel Serra lebih dalam lagi.
"Apa kau siap?" Tanyanya memastikan.
Serra mengangguk. "Ya, aku siap."
-
-
Bersambung.